Minggu, 16 Januari 2011

di bibir pantai aku merindu..

Untukmu, yang kusebut rindu..

Aku kembali menapaki butiran-butiran pasir hitam di pantai ini. Ombak begitu besar bergulung-gulung dari tengah lautan. Agak menakutkan untuk sekedar mendekat menyentuh buih yang terhampar di bibir pantai. Maka aku tak mendekat agak ke tengah, hanya diam duduk di atas pasir hitam yang kering. Termenung membayangkan kamu di sini. Seperti dulu, saat kamu masih di sisi.

Seandainya kamu masih bersamaku, maka bibir pantai ini akan menjadi saksi atas pertautan yakin kita. Entah aku ini hanya rindu atau masih mencinta, aku bingung. Kamu tau, tadi aku sempat beranjak dari diamku menikmati angin. Berdiri agak ke tengah mencari pasir hitam yang tersentuh sisa-sisa ombak. Aku mencari sebatang kayu kecil, lalu menulis namamu di pasir hitam itu. Sayang aku tak mengambil gambarnya untuk membuktikan kepadamu.

Namun, buih ombak tak lama kemudian menghapus namamu yang kutulis. Apa ombak tak merestui rinduku? Apa ombak meyakinkanku untuk juga menghapusmu? Ah, ombak ini tak mengerti aku yang ingin kamu bersamaku.

Mungkin hanya pasir dan desiran angin yang jadi saksiku, aku merindumu, sangat.

dari, perindumu.


---Oleh: @


(diambil dari: www.dzdiazz.blogdetik.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar