Senin, 17 Januari 2011

Kepada kamu yang selalu ada dalam benakku

Hei, kamu, kamu yang selalu ada di benakku, kamu apakabar? Kemarin aku melihatmu, dari kejauhan aku melihatmu dan tak berani menghampirimu bahkan menyentuhmu. Ketika kamu membalikkan badan, aku langsung sembunyi, aku takut. Aku takut kamu tahu apa yang aku rasa saat ini, aku takut kamu membaca isi hatiku, takut kamu membaca sinar rindu di mataku dan aku mematung dihadapanmu.

Hari ini aku hanya melihatmu dari jauh saja, lagi-lagi sama seperti kemarin-kemarin, dari jauh menahan diri. Hatiku berkata "ayo hampiri dia dan say hello", dan otakku berkata "ahk cukup dari jauh, nanti kalo kamu kaget dan mengabaikanku aku akan malu setengah mati dan menangis sepanjang malam memaki ketololanku". Aku bimbang antara mendengarkan hatiku atau mengikuti otakku. Lama aku diam, menimbang-nimbang mengikuti teriakan dari dalam hatiku ataukah menahan diriku seperti kata otakku. Aku gelisah, otakku dan hatiku saling beradu, saling mempengaruhi. Mereka terus beradu sementara aku berdiri mematung melihatmu yang lama kelamaan menjauh dan menghilang dari hadapanku. Dan aku tertunduk lemah, dengan langkah gontai aku berbalik dan berjalan menjauh. Lagi-lagi tanpa hasil.

Dan sekarang setelah memaki-maki diriku dan memarahi otakku dengan kejadian kemarin, aku duduk penuh semangat dan segala rasa yang menggelora aku menulis surat ini kepadamu dan berjanji pada diriku sendiri untuk menyerahkan surat ini padamu, di tanganmu oleh tanganku sendiri. Aku sudah tidak perduli lagi dengan harga diriku, dengan tanggapanmu terhadapku, bodoh amat dengan semua itu. Aku tidak ingin menanggung semua rasa penasaran yang menggantung dan mengungkungku selama ini. Singkat saja, aku hanya ingin bilang aku menyukaimu dan aku ingin mengenalmu lebih dekat dan lebih jauh.
Jika kamu berkenan, besok setelah kamu menerima suratku ini, tunggu aku di tempat aku menyerahkan surat ini tadi padamu, tepat pukul 10 pagi bersama dengan sebatang coklat di tangan kananmu. Jika kamu tidak berkenan, besok, tepat di tempat aku menyerahkan surat ini padamu, tunggu aku di sana dan ketika kamu melihatku hampiri aku dan tampar aku sekuat dan sekeras mungkin untuk menyadarkan dan membangunkanku dari mimpi panjangku ini.

Jadi, kamu yang ada di benakku, sampai jumpa besok.


salam,
aku yang selalu memandangmu dari kejauhan


---Oleh: @

(diambil dari: www.tangtingtangtintung.blogspot.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar