Kepada lembayung senja di Kuta Bali,
Ketika aku menuliskan kata-kata ini padamu, kuhitung sudah hampir tujuh tahun berlalu semenjak aku terakhir kali menjumpaimu.
Rindu, aku teramat rindu padamu.
Pada parasmu yang begitu elok, yang tak pernah bisa terhapus dari dalam hatiku, sedari awal kita bersua.
Pada sinarmu yang lembut namun membakar jiwa, memerahkan seluruh hatiku dengan buncah-buncah lompatan yang berdetak tak menentu.
Pada senyummu yang dibuai angin yang panas namun sanggup membuat kulitku merinding menahan segala getar keindahan yang terpancar dari bilur-bilur cahayamu.
Aku jatuh cinta padamu, dari pandangan pertama, pada perjumpaan pertama kita.
Waktu itu terus terang aku sudah sering mendengar tentang pesonamu dari orang-orang beruntung yang pernah berjumpa denganmu beberapa kali. Waktu itu aku mengkalbu, ingin melihat sendiri seperti apa dirimu.
Dan inilah aku kemudian,setelah berjumpa langsung denganmu, hatiku meleleh,jantungku berdebar terlalu keras hingga aku khawatir nyaris copot,tubuhku bergemuruh siap meledak, aku terhempas kuat oleh keindahan yang ada padamu.
Di hari ketika kita berjumpa,mataku tak lekang menatapmu, seluruh inderaku hanyut merasakanmu, meresapi tiap detik di saat kau ada, dan tetap menghidupkannya dalam memori saat kau tak lagi ada di hadapanku.
Aku ingin lagi berjumpa denganmu.
Suatu hari nanti, aku ingin kembali dan bercinta denganmu dalam getar sel kasat mata.
Tunggulah aku, aku akan kembali. Mungkin tidak dalam tahun ini. Atau mungkin tidak juga tahun depan. Entahlah, hidup ini bukan kita yang mengaturnya.
Seperti keindahanmu yang aku tahu bukan tercipta dengan sendirinya.
Dan hei, betapa ketika aku bersamamu dan jatuh cinta larut dalammu, aku sekaligus bertambah kagum dan cinta dan syukur pada Penciptamu, Pencipta kita.
Alangkah hebat segalanya dan semua rasa ini.
Baiklah, tunggulah aku, sekalipun aku tak bisa berjanji pasti, tapi aku ingin segera kembali menemuimu. Aku sangat rindu…..
---Oleh: flyingfairy
(diambil dari: www.flyingfairy.tumblr.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar