Senin, 17 Januari 2011

Komitmen

Selamat malam, Bebo…


Aku sedang sedikit bosan malam ini. Tidak terlalu berhasrat buat menulis surat cinta padamu. Tapi kan aku sudah berjanji pada diri sendiri akan menulis 30 surat setiap harinya 1 buatmu… Ah… Tentang apa ya…


Tidak tahu juga apa yang membuatku sedih malam ini dan jadi tidak bersemangat sama sekali. Mungkin mengingat bulan depan sudah ingin pindah dari rumah dengan neighborhood yang uncivil ini ke tempat yang lebih baik, yang sayangnya belum kita bisa tentukan… Mungkin juga karena dari tadi aku meremas bagian paha sendiri dan menyadari betapa banyak lemak bertumpuk di sana. Damn i hate being FAT 


Tapi aku ingin menulis buatmu… Aku ingin membagi semua ini, yang pastinya bahkan saat ini tidak akan kubuka mulutku buat cerita apa-apa, hingga kantuk melanda, and I’ll call it a day. Atau paling ga sampai tukang sekoteng datang hehe. Kemana saja sih dia? :p


Jadi ya memang begini mungkin ya… Komitmen. Berkomitmen pada sesuatu yang kukatakan akan aku lakukan. Cuma30 hari. Lain halnya dengan menikah… Seharusnya seumur hidup kan ya? 


Aku kadang bosan, aku kadang lelah… Aku kadang marah! Kau selalu tahu bagaimana emosiku meledak-ledak… Aku bisa dengan mudah juga bilang, “Ya sudah, kalo gitu mending sendiri saja”, bahkan setelah kita menikah!


Memang seharusnya tidak ada seorangpun yang boleh membuka mulut ketika marah dan berpikir tidak jernah. Terutama aku. Seseorang harusnya menutup mulutku erat-erat saat kegilaan lagi datang. Oh ya… Semua kata-kata yang meluncur itu selalu kusesali belakangan.


Bukan sama sekali buatku tidak berharga apa yang kumiliki bersamamu. Bukan karena aku tidak akan merugi apa apa… Hanya saja itulah defense yang selalu aku punya. Aku pergi. Aku lari. Aku memilih sendiri. Meski kadang aku kesepian… Meski kadang aku menangis lagi… Aku bukan ingin sendiri karena aku tidak butuh, tapi karena aku tidak suka sakit hati. Aku benci kompromi! Aku ingin mauku yang selalu terpenuhi…


Kau bilang sudah tidak mau gagal lagi… Sama! Aku juga sudah capek mencari… Aku sudah menemukanmu. Buat apa cari dan mengulang lagi? Kita memang bukan buat gagal… Kau cuma perlu mengingatkanku lagi dan lagi…


Aku sering lelah… Aku sering marah… Aku sering jengah… Aku ingin semua terjadi semauku. Aku egois.


Tapi kadang dalam berkomitmen ada yang harus dikorbankan. Ada yang harus dikompromikan. Percaya padaku, aku berusaha. Aku mencoba sekuat tenaga, dan tidak akan pernah berhenti buat coba… Ini kan buat selamanya?


Dari awal sebelum kita menikah, aku memang selalu menyebalkan, ya? Seakan tidak lelah mengujimu dan membuat marah. Hey… Itu bukan mauku… Hanya saja cuma itu cara yang kutau… Dan itu kau harus tau… Kau mau tau kan?


Aku lupa pernah dengar darimana, tapi katanya pacaran itu berlatih komitmen, menikah itu mempraktekkan komitmen. Dulu, mata kuliah yang membuat IPKku nyangkut di 3.04 saja adalah praktikum, yang mana SKSnya banyak dan selalu dapat C! Im bad at it. Harus banyaaaakkkk banget latihan. Kamu mau membantuku berlatih lagi bahkan pada saat seharusnya sudah tinggal prakteknya kan?


Aku. Kamu. Kita. Komitmen.


Guess that’s all we need 


(dikirim oleh @nonatazya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar