Senin, 17 Januari 2011

Pukul 20:20 kereta LRT di KL sentral berhenti, kamu menggenggarm tanganku dan menarikku masuk ke monorail yang penuh sesak. Aku tidak suka dengan kereta kecil yang penuh sesak, tidak ada tempat duduk dan harus berdesakan diantara orang-orang dengan bau parfum yang menyengat.

Kamu masih menggenggam tanganku dan tidak bicara sedikitpun. Aku mengumpat dalam hati, menyesal mengikuti ajakanmu untuk keluar. Kereta bergerak cepat menuju KLCC. Aku lega ketika kereta sudah sampai. Bau harum chocolate cookies tercium dari stand makanan didalam Mall. Aku suka wangi cookies, miembuat moodku sedikit bahagia.

Aku merajuk, kukatakan padamu aku sedang tidak mood ke Mall, tapi kamu tidak peduli, kamu terus menarik tanganku menuju pintu samping kearah taman yang sedang mempertontonkan keindahan air mancur. Aku berhenti sejenak menikmati pertunjukan air mancur yang menari mengikuti irama musik. Hatiku kembali senang.

Kamu menarik tanganku lagi, tanpa ekspresi. Aku mulai marah. Apa sih maumu? Aku ini kekasihmu dan kenapa kamu menarik-narik tanganku, mengajakku mengikutimu tapi kamu bahkan tidak bicara sedikitpun padaku. Aku tidak suka keadaan seperti ini, maka aku menepiskan tanganmu berbalik arah menuju stasiun LRT. Aku mau pulang.

Kamu tidak mengejarku, kamu hanya diam dan melihatku pergi. Aku membencimu. Entah sudah berapa kali kita bertengkar sejak pertengkaran hebat semalam yang membuatku menangis sampai tertidur. Entah kenapa juga aku menurut saja ketika kamu menjemputku sepulang dari kerja dan menarik-narikku seperti ini.

Aku duduk di stasiun, kereta belum datang, airmataku sudah hampir menetes. Kulihat kereta datang mendekat, tapi aku tidak hendak naik. Aku masih berharap kamu akan datang mencariku. Sampai kereta itu pergi, aku tetap tidak melihatmu.

Baiklah, ini memang kenyataan bukan kejadian seperti dalam film-film romantis dimana sang kekasih akan muncul didetik-detik terakhir sebelum kereta berangkat. Aku sangat kecewa.

Ketika kereta berikutnya datang, aku segera bangkit, aku hanya hendak pulang dan membenamkan mukaku dibantal sambil menangis, mungkin kali ini aku akan mengsmsmu dan minta putus. Sudah cukup kamu membuat aku menangis.

Aku baru saja bangun dari tempat dudukku ketika kurasa tanganku ditarik. Kamu lagi. Entah aku harus senang atau marah. Kamu tidak bicara dan menarik tanganku. Aku menepisnya. Aku hanya memandangmu dan kamupun hanya memandangku. Sekuat tenaga kutahan agar aku tidak menangis. Akhirnya kamu bicara dan memintaku untuk ikut denganmu kali ini saja karena ada yang ingin kau tunjukkan padaku. Aku berkata aku akan ikut bila kamu memberitahu kemana kita akan pergi.

Kamu diam saja, mengambil tanganku perlahan dan menggandengku keluar stasiun. Bagai kerbau dicocok hidungnya aku mengikutimu. Cinta memang absurd, baru saja aku hendak minta putus darimu dan kini aku mau saja mengikutimu. Antara senang dan masih kesal. Senang karena kamu memang benar-benar muncul di detik terakhir, menurutku itu sangat romantis. Kesal karena aku masih dendam dengan kejadian semalam dan kamu masih saja diam.

Kita berjalan keluar dari stasiun, masuk ke KLCC Mall, keluar dari pintu samping, melewati air mancur, taman-taman dan toko-toko kue. Sudah cukup jauh kita berjalan ditaman sekitar Menara Petronas, sampai akhirnya kita sampai ditaman bermain anak-anak.

Kamu mengajakku duduk dibangku taman itu dan berkata, dari sini menara petronas terlihat sangat jelas dan indah. Aku melihat kearah yang kamu tunjuk dan benar saja, menara petronas itu terlihat seluruhnya, lampu yang menerangi menara kembar tertinggi didunia itu membuatnya terlihat indah. Aku sudah sering melihat menara petronas dan sudah bosan, tapi malam ini suasananya berbeda.

Kamu mengeluarkan 2 cookies chocolate dan memberiku satu, lalu kamu bilang : Utary, I'm in love with you.

----

(dikirim oleh @utary di http://myutary.blogspot.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar