Minggu, 16 Januari 2011

Rindu Setengah Mati

Aku rindu. Rindu setengah mati, kalo kata d'Masiv mah. Ga tau siapa dia? Ya udah, ga penting juga. Akhir-akhir ini aku sering mimpiin kamu. Senangnya. Dan untungnya, bukan seperti mimpi yang kutakutkan. Aku lihat kau tersenyum. Manis, sangat manis. Kita berdua menghabiskan waktu di alam mimpi sana. Ah, seandainya mimpi punya remote control bertombol pause, mungkin malam ini kita akan melanjutkannya. Dan seperti biasa, aku akan pasrah, mengikutimu kemana kau akan membawa cerita mimpi kita.

Ketika terbangun dari mimpi, sering ku tenggelam dalam tanya. Apakah kau benar-benar masuk dalam mimpiku? Adakah kau rindu padaku, seperti rinduku yang membuncah padamu? Bagaimana kau di sana? Sedang apa di sana? Bahagiakah, atau sedihkah engkau? Masihkah kau menunggu lelaki itu? Jangan, jangan menunggunya. Aku tak mau melihatmu mengharapkannya memelukmu saat ini. Biarkanlah kesepian membungkusmu hangat, sekali-kali kau harus merasakannya. Seperti diriku yang tercekat ketika kau pergi dalam sekejap.

Aku? Aku baik-baik saja di sini. Meski setiap mengenangmu, mataku berair secara otomatis. Mengingat cara pergimu yang begitu tragis. Tanpa pamit, setelah semalaman kita bertengkar sengit. Wanita yang kucintai setelahmu bahkan juga cinta padamu. Walau dia jarang mengatakannya, tapi aku tau dari matanya yang berbicara. Dalam senangnya, ada rindu yang mengalir deras. Tak berbatas.

Semoga surat cinta ini bisa membawa berita. Sekaligus pengganti doa. Karena kadang aku lupa. Untuk wanita teristimewa. Akan kujaga ayah dan adik sekuat kubisa.



#30HariMenulisSuratCinta



---Oleh: @


(diambil dari: www.momosketsa.blogspot.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar