Minggu, 16 Januari 2011

Teman Berbagi Ranjang

Yang Tersayang Teman Berbagi Ranjang

Sudah berapa tahun ya kita melakukannya? Aku lupa, seingatku lebih dari dua windu. Cukup lama juga ya?
Ranjang kita memang bukan ranjang mewah dengan kasur mahal. Tapi kita rela berbagi setiap malam.
Malam-malam panjang yang selalu kita habiskan dengan obrolan menjelang tidur. Cerita-cerita ringan hingga saling belajar tentang kehidupan.
Saat kita selalu berbagi tentang senang, sedih, airmata juga derai tawa yang seringkali membuat kita ditegur penghuni kamar sebelah.
Saat kantuk menyerang, kita akan lelap. Sibuk sendiri dengan mimpi masing-masing. Hingga pagi kembali datang, mempertemukan kita kembali lewat kejapan mata terkantuk-kantuk. Sama-sama enggan beranjak, sama-sama masih ingin melanjutkan mimpi yang terputus.
Udara dingin yang menusuk, kita hadapi dengan saling berpeluk.
Pun saat listrik mendadak padam tengah malam, kita saling menghibur dan menguatkan.
Tiga tahun terakhir ini agaknya sedikit berbeda. Kita sudah jarang lagi berbagi ranjang.
Karena seringnya aku terserang insomnia, hingga baru bisa tidur saat pagi tiba.
Begitu juga dengan tumpukan kesibukan dan pekerjaanku, kita jarang berbagi peluk dan usapan.
Rindukah kamu padaku? Pastinya iya. Karena hanya akulah temanmu berbagi ranjang selama ini.
Kamu adikku semata wayang. Adik perempuan yang sering mencapku bawel. Dan yang sering kukatai bandel.
Memang aku sering marah-marah, mengaturmu ini itu, tapi sesungguhnya aku sangat peduli padamu. Itu wujud perhatianku.
Entah bagaimana kelak, saat kita sudah berpisah ranjang.
Obrolan malam. Ejekan-ejekan. Perselisihan tak penting. Semua itu takkan terlupakan.
Ayo sayang, mari kita tidur sekarang, sudah larut malam.

Untuk Adikku Prita S.
Salam Sayang, Yang Hobi Menyuruh-nyuruhmu



---Oleh: @


(diambil dari: www.anindita.posterous.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar