Minggu, 16 Januari 2011

Terima Kasih, Pak Pos!

Kepada Pak Pos

Dear Pak Pos, mungkin kau akan terkejut sebab surat ini kutujukan padamu. Surat ini memang benar untukmu, walau tak sepenuhnya seperti itu. Surat ini memang tak kutuliskan alamat yang dituju. Namun kutuliskan alamat lengkapku di secarik kertas kecil yang kulipat bersama surat ini. Oh, mungkin kau juga akan bertanya-tanya mengapa ada secarik kertas kosong yang kuberikan juga.

Sebelum kau baca lebih jauh, aku hendak bertanya kepadamu: Apakah kau percaya ramalan? Aku begitu percaya ramalan, oleh karena itu kutulis surat ini.

Dimulai pada awal desember tahun lalu, aku sedang duduk sendirian di sebuah kafe. Dan tiba-tiba ada seorang wanita setengah tua duduk di sebelahku. Wanita itu tiba-tiba memesan dua gelas bir, dan satu gelas diberikan untukku. Aku sangat terkejut dan awalnya menolak. Tapi kemudian dia memaksaku meminumnya. Setelah berbincang cukup lama, akhirnya aku tahu bahwa wanita itu seorang peramal. Dan aku diramal soal sesuatu, yaitu jodohku. Peramal itu memberitahukanku bahwa jodohku sudah sangat dekat. Tapi aku harus segera menjemputnya, sebab kalau tidak jodohku akan dialihkan sementara ke pria lain sampai waktu yang tidak ditentukan. Wanita peramal itu menjelaskan tentang ciri-ciri jodohku: cantik, berkacamata, dan suka dengan warna abu-abu. Pak Pos, kata peramal itu, jodohku hampir setiap sore menunggu bus di sebuah halte di jalan Sudirman.

Pak Pos, aku seringkali melewati jalan itu, dari halte ke halte, dan takpernah bisa menemukan gadis itu. Aku hampir menyerah. Aku tak mungkin sengaja setiap hari mencarinya. Untuk itu aku berpikir untuk melakukannya dengan cara lain, yaitu dengan cara seperti ini. Aku percaya, ada tangan-tangan lain Tuhan untuk memberikan sesuatu pada hambanya. Mungkin tanganmu diciptakan Tuhan untuk memberikan sesuatu dariNya untukku. Maka aku sangat butuh bantuanmu, Pak Pos. Jadi, apabila kau sedang mengantar surat melewati jalan Sudirman pada sore hari, melihat seorang gadis cantik berkacamata dan memakai kaos atau kemeja abu-abu, tolong berikan surat ini, bilang saja dari jodohnya. Dan jangan lupa beritahu dia untuk segera membalas suratku di kertas kosong yang kusediakan dan kirimkan ke alamat rumahku, sebab aku sudah lama menantinya. Terimakasih, Pak Pos.

----

1 komentar: