Minggu, 16 Januari 2011

untuk Yang Terhebat

Pagi ini seperti biasa kau membuka jendela kamar dengan penuh semangat sampai daun jendela itu menghantam dinding dan berbunyi keras.BRAAAKK. Hmm aku tau kau sengaja agar aku segera bangun. Tapi aku pura pura tidak mendengar nya. Aku tarik selimut dan melanjutkan tidurku. Lalu seperti yang sudah kuduga kau menyibak tirai putih di jendela itu, membiarkan sinar matahari menyeruak masuk tanpa belas kasihan kepadaku yang memicingkan mata silau. Tangan kanan ku bekerja sigap, menarik bantal disampingku untuk menutupi wajah ku.

Dan seperti yang sudah ku prediksi kau lalu mematikan lampu kamar. Ya, kadang kadang aku tidur dengan lampu menyala terang benderang. Malam tadi sehabis menonton film horor aku begitu ketakutan. Sehingga aku membiarkan nya saja menyala sampai pagi. Kalau dihari hari biasanya pasti kau akan mematikan lampu ketika aku sudah terlelap. Mengecek jendela kamar apakah sudah terkunci dengan benar atau tidak, lalu kau akan memandang ku sekilas sampai akhirnya menutup pintu sepelan mungkin agar aku tidak terbangun. Haa aku tau hal ini karena aku pura pura tidur suatu malam. Sebenarnya aku mengharapkanmu lebih dari itu, aku berharap kau akan memperbaiki letak selimut ku, lalu mengecup keningku dan membisikkan kata kata indah di telingaku. Aku rindu ketika kau menggendongku kedalam kamar ketika aku tertidur di ruang tv. Sudah lama sekali kau tidak melakukannya. Tapi apa pun itu, aku selalu bersyukur. Karena memiliki kau saja bagiku sudah cukup. Aku tidak sanggup meminta lebih kepada Tuhan.

Hey, ada satu lagi yang selalu aku ingat tentang kau. Kau selalu makan tepat waktu. Jam 6 pagi, jam 12.30, dan jam 19.00. Apa pun yang terjadi kau seperti punya kewajiban untuk makan diwaktu waktu itu. Kau itu makhluk paling teratur yang pernah aku temui. Hmm, pernah aku merasa tidak enak dengan mu suatu waktu. Ketika lauk untuk malam itu hanya tinggal sepotong ikan, kau bertanya padaku apakah aku akan makan malam. Ya jawabku singkat, tapi aku masih kenyang jadi kubiarkan kau makan sendirian. Aku mungkin makan sekitar jam 10an malam. Lalu kau mengangguk dan menuju ruang makan. Aku meneruskan membaca buku sampai aku tidak sadar aku ketiduran. Besoknya, aku beranjak untuk mencari sarapan. Perutku lapar sekali karena malam tadi tidak makan. Aku lihat di lemari masih tersisa sepotong ikan. Tunggu, jadi apa yang kau makan malam tadi? Apa kau hanya menghadiahi perutmu nasi dan sambal saja?? ahh.. aku merasa sedih sekali kau tau. Aku bahkan tidak sempat makan malam tadi. Aku lalu memakan ikan itu dengan air mata yang mengalir.

Setiap hari yang aku lalui bersama mu sungguh berarti. Aku tidak perduli orang orang menyebutmu menyeramkan, karena kau jarang senyum. Atau orang orang yang mematahkan semangatmu untuk mencapai apa yang kau mau. Atau orang orang yang meremehkanmu karena kau tidak sekaya yang lainnya. Aku tidak perduli. Kau tetap yang terhebat untuk aku. Aku mungkin belum pernah mengatakan hal ini secara langsung. Tapi aku ingin kau tau satu hal yang selama ini ingin kukatakan ketika kau membuka jendela, mematikan lampu kamarku, meninggalkan ku sepotong ikan dan hal hal kecil lainnya yang kau pikir tidak berarti. Aku menyayangimu. AYAH. Setiap hari. Setiap menit. Setiap detik.


Dari anak bungsu mu.


---Oleh: @


(diambil dari: http://anggitriandana.blogspot.com/ )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar