Jumat, 16 September 2011

Firefly Lane, Surat Sahabat

Untuk: @rosmawatiHR #GitaRosmalia


Hello there, girls!


Ini gila. Aku begitu menggebu-gebu menulis sebuah surat cinta tapi tidak tahu akan dikirim ke siapa. Aku belum punya seseorang yang begitu ingin kukirimkan rangkaian kata manis. Kalaupun ada, nekad bukan nama tengahku. Jadi, tidak ada salahnya kan kalau aku menulis untuk kalian, sahabat-sahabatku?

Aku baru tamat membaca Firefly Lane. Sebuah buku tentang persahabatan, jalinan kekal selama 30 tahun yang penuh suka dan duka. Disana dua sahabat, Tully dan Kate saling menemukan diri mereka terjebak satu sama lain, terikat begitu erat, hingga harus dipisahkan oleh maut. Jujur, saat membeli Firefly Lane, aku sangsi akan menyukai alur ceritanya. Persahabatan memang indah dan luar biasa, tapi mungkin tak akan mampu menggetarkan hati layaknya cerita chicklit yang kusuka. Aku percaya persahabatan memang ada, sahabat memang nyata. Tapi masih juga tak yakin apakah tulisan bisa menggambarkan perasaan sebesar itu. Aku toh punya kalian. Aku tahu rasanya bersahabat.

Dan tahukah kalian? Aku menangis sampai tersedak. Cerita tentang persahabatan setebal 625 halaman itu membuatku sadar, betapa sahabat akan sangat berarti. Sahabat bisa kau gambarkan lewat kata dan ekspresi. Kate meninggal dunia karena kanker, meninggalkan Tully yang sudah 30 tahun bersama. Mereka melalui banyak hal, sama seperti kita. Mereka tertawa hingga perut terasa kencang, menangis bersama tanpa rasa malu, terpuruk oleh masalah. Mereka membagi semua dalam waktu, menumpahkan semua proses menuju dewasa. Sama seperti kita.

Aku tahu, selama hampir 8 tahun ini kita bertiga banyak bertengkar. Saling memaki dalam hati, mendendam tanpa sebab, hampir berpisah perkara pria, bahkan kesal tak berkesudahan karena hal sepele. Kita berkutat dalam masalah masing-masing, sibuk sendiri, dan makin tak punya waktu bersama. Dunia kita semakin berbeda. Ya kan?

Egois namanya kalau aku ingin kalian tetap seperti yang dulu. Tidak. Kalian memang masih sahabat-sahabatku yang dulu. Hanya saja, waktu yang terbang tak terelakan. Kini aku hanya berdoa semoga kita mendadak mendapat waktu yang banyak untuk bersama lagi. Empat jam full di kamar, misalnya? Kita bisa menertawakan apapun hanya dengan satu topik, kan? Kita bahkan bisa menertawakan diri kita sendiri.

Aku bisa saja tiba-tiba datang ke rumah kalian, mengagetkan dengan senyum lebar dan teriakan nyaring yang khas. Tapi, memastikan kalian ada di rumah bukan perkara mudah.

Sahabat itu akan kekal selamanya. Kelak beberapa tahun lagi, saat aku dan kalian siap menikah untuk kemudian memiliki anak, kita masih akan bersahabat. Saat aku dan kalian sakit, tertimpa musibah, atau bahkan dipanggil Sang Pencipta, kita masih akan terus bersahabat. Seperti Tully dan Kate, sahabat selamanya. Seumur hidup.


Salam sayang
@IndahArifallah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar