Tampilkan postingan dengan label Surat Cinta #17. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Surat Cinta #17. Tampilkan semua postingan

Minggu, 30 Januari 2011

Sang Pencipta Hashtag

@jonathanend Sang Pencipta Hashtag

Sudah berapa banyak hashtag yang kau buat??
Sudah berapa banyak followers yang kau buat tertawa dangan hashtag-hashtag lucumu??
Sudah berapa banyak perempuan yang jatuh cinta karena hashtagmu??

Wahai Joni sang pencipta hashtag, aku jatuh cinta padamu, terutama pada hashtag-hashtagmu itu, sejak pertama kali ku follow akunmu, aku tak pernah ingat sudah berapa banyak hashtag yang kau buat. Apa kau sendiri ingat dengan jumlah hashtag yang kau buat???

Oh Joni, apa kau playboy? kenapa dengan membaca tweetmu saja aku langsung jatuh hati padamu.
Kau tak pandai merangkai kata romantis seperti kak Zarry, kau juga tak sepuitis kak Kariz, tapi kau cukup keren dengan hashtagmu.

Aku pernah melihatmu di layar kaca, ya kau masuk tv Jon (eh emang muat ya masuk tv), pokoknya aku pernah melihatmu. Kau tak setampan Justin Bieber, tapi kau tampan dengan hashtagmu.

Kak Joniiiiiiiii, (aku teriak loh manggilnya hehe)jangan ledekin Kak Rahne terus, kasihan, dia kan jomblo, hehe :P

Ah sudahlah kak Jon, aku tidak tahu harus menulis apa lagi, cukup sekian surat kalengku ini, semoga semakin banyak hashtag yang tercipta dari tweetmu.

PS: jangan terlalu sering makan indomie, tidak baik untuk tingkat kelucuan hastagmu.

Teruntuk: Kamu, idola baruku. ( @popokman )

Jejaring sosial lah yang telah mempertemukan aku dengan kamu.
Membuat aku dapat mengetahui sosok yang begitu mengagumkan.
Membaca setiap susunan kata yang kamu rangkai, hingga hadirlah kamu di garis waktuku.

Popok,
Entah kamu sadar atau tidak,
Terhadap aku yang selalu suka dengan semua rangkaian kata yang kamu torehkan di jejaring sosial ini.
Tentang aku yang selalu suka dengan ungkapan yang sering tersirat dalam kata kata yang kamu tuliskan.
Entah siapa perempuan hebat yang hidup di masa lalumu itu.
Dan aku yang selalu suka dengan cara kamu berinteraksi dengan semua orang yang kamu anggap kawan, dan kamu tidak pernah segan mengundang mereka untuk hadir di kehidupanmu. Lebih dekat.

Popok,
Dengan surat ini aku hanya ingin mengungkapkan kekagumanku.
Betapa aku jatuh cinta dengan setiap rangkai kata yang kau hadirkan di garis waktuku.
Betapa aku iri dengan kepiawaianmu merangkai semua kata.
Betapa aku terpesona dengan semua kesederhanaan yang kamu hadirkan.
Dan betapa aku merasa berharga hanya dengan obrolan kecil yang tercipta diantara kita.


Bagiku, kamu adalah bintang. Melebihi astis sinetron, model, bahkan rockstar sekalipun.
Terimakasih, karena telah memberikan aku kesempatan berharga. Mengenalmu.



Aku. Satu dari ratusan orang yang hidup di garis waktumu.

Sebuah Surat (Buat kamu, Sang Peminjam Rindu )

Hai Sayang..

Apa kabar? Aku rindu kamu.
Dan rindumu yang dulu, belum kukembalikan. Jujur, itu memang aku sengaja simpan. Entah sampai kapan, sampai aku mati, hidup lagi, mati lagi, hidup lagi, dan begitu seterusnya. Aku selalu suka rasa sesak di dada, ketika rindu itu mulai bekerja.
Jika tiba waktunya bereaksi, rindu tentangmu menjelma menjadi gumpalan udara mematikan yang menyumbat aliran nafas. Menyakitkan, menyesakkan, tapi aku suka. Buatku, mati ketika menahan rindu adalah kematian yang indah. Tak jauh beda dengan kematian ketika menukar nyawa demi dia yang kita kasihi. Ah, dua-duanya selalu ingin kulakukan untukmu. Seperti kebersediaanku melakukan itu demi ibuku. Sayangnya, kesempatan sekali seumur hidup itu kusia-siakan dengan cara yang salah.

Ini baru semenit yang lalu aku bicarakan, dan sekarang rindu tentangmu mulai mengganda. Mereka bertingkah seperti amoeba. Rindu ini membelah diri, dan seakan-akan mulai menggerogoti beberapa rusukku lagi. Berkat rindu ini, mungkin kamu menjadi satu-satunya wanita yang mengambil lebih dari satu rusuk pria, sebagaimana yang dicontohkan Hawa terhadap Adam.
Kadang aku membayangkan, kita dilahirkan sebagai sepasang kembar siam. Yang menempel di dada. Kita hanya memilikki satu hati. Dan mungkin atas kebesaran Tuhan, dokter-dokter itu berhasil memisahkan kita seperti segalanya biasa saja. Tapi aku yakin, tanpa mereka tahu, hati kita berdenyut dengan ritme yang sama, dan menetralisir racun dengan kekuatan yang tak beda.

Aku selalu senang, jika memilikki kesamaan denganmu. Kenyataan-kenyataan seperti itu membuatku tambah giat mengoleksi segala perasaan yang kamu hasilkan. Entah itu rindu, cinta, sayang, bahkan luka.

Ah, bicara tentang luka. Mungkin itu lah jenis perasaan yang sering kamu hadiahkan ketika kita bersinggungan. Perih, pedih, sakit, semua terasa seperti menu harian. Rasa perih ketika mendapati kamu yang mendamba pria lain, sama banyaknya dengan sakit ketika aku tahu kamu meninggalkanku demi dia, pria yang kamu anggap lebih baik.
Air mata? Entahlah. Aku lupa bagaimana rasanya, ketika cairan itu mengair melewati pori-pori wajah. Seingatku, dulu air mata terasa hangat. Iya kan, sayang? Aku lupa. Aku sudah cukup lama tak menangis. Bukan karena aku jarang bersedih. Lebih tepatnya, kesedihan yang kurasa tiap kali kamu sakiti, melampui fase tangis biasa. Entahlah, aku juga tidak begitu mengerti apa istilahnya. Bahkan membayangkannyapun aku ketakutan. Sudahlah, abaikan sebelum aku mengompol disini.

Sejak kamu pergi, aku selalu mencoba mencari cara membuat rindu tentangmu dengan tanganku sendiri. Berhasil, walau tidak sesempurna yang biasa kamu hadiahkan, rinduku ini penuh kecacatan. Maklum saja, kepingan ingatan tentang kita dulu banyak yang sengaja aku rusak. Sebentar setelah kamu pergi, aku bertingkah seperti orang gila kebanyakan. Menghantamkan kepala ke dinding, memukul teralis besi dengan tangan telanjang, yang biasanya diakhiri dengan balutan perban seadanya, atau malah kubiarkan terbuka.

Pasti kamu mulai bertanya, kenapa tiba-tiba malam ini aku bercerita tentang rindu. Jawabnya sederhana, setelah beberapa lama rasa itu aku endapkan, akhirnya rindu itu datang kembali. Malam ini.

Iya, aku rindu kamu. Rindu aroma hangat tubuhmu sehabis mandi. Rindu akan sakit yang sengaja kamu torehkan di dada. Rindu akan kecupan tiga kali di dahi, pipi dan masing-masing bibir kita. Diakhir dengan pelukan tiga puluh detik yang erat. Aku rindu kamu. Apapun yang telah terjadi. Seberapa sakitpun yang masing-masing kita rasakan. Mudah-mudahan kamu juga merasakan hal yang sama. Jika tidak, kumohon berpura-puralah, sayang. Buat aku tersenyum di dalam sini. Di himpitan bumi yang selalu kamu injak. Bumi yang sering dijatuhi ludah dengan sembarang oleh suamimu.

Ya sudah, tak sepantasnya aku membuat surat terlalu panjang. Aku masih ingin menghemat rindu. Untuk kunikmati sampai kiamat tiba. Terima kasih atas doa-doamu yang sepertinya telah alfa setahun lebih lamanya. Iya, sejak kunjungan terakhirmu dulu itu. Dan terima kasih, jika di kunjungan berikutnya, kamu membawa bunga lili segar untuk memperindah istana kecilku ini.
Wah, aku sudah dipanggil Romi. Dia tetanggaku, dan malam ini adalah ulang tahun hari kematiannya. Aku menjadi salah satu panitia acara, dan tampaknya aku harus bergegas sekarang. Baik-baik ya sayang. Maaf untuk spasi yang begitu besar ini. Aku sayang kamu. Selamanya, sampai Tuhan bosan membunuhku melalui cinta yang kuserahkan padamu.




Dariku.
Almarhum penikmat rindumu.


---Oleh:


(diambil dari: www.popokbekasku.blogspot.com )

Heart


Dear heart,
I’m sorry to make you cry again the last two days. I feel your pain. I feel hurt too. I can’t promise you to be fine all the time. But I can assure you that I will take care of you. I will not let anybody break you again.
Will you be patient, heart? I’m working on your happiness. May the man whom I trust to love you together is the last one. Let’s cross our fingers.
And until that day, hang on tight, okay.
Love you always.

Berhenti

Hey…


Sudah berulangkali saya katakan kepadamu bahwa tidak ada seorang lelaki didunia ini yang paling saya inginkan kecuali kamu. Mengapa masih saja mempertanyakan hal-hal yang seharusnya tidak perlu kamu pertanyakan lagi ?


Apa yang kamu khawatirkan ? Setiap saat kita selalu bersama… setiap waktu kamu selalu memeriksa isi telepon genggam saya, bahkan kamu memiliki semua kata sandi surat elektronik dan jejaring sosial saya. Kamu tahu betul siapa teman-teman saya, bahkan kebiasaan atasan saya di kantor pun kamu tahu.


Saya melaporkan semua aktivitas saya seharian padamu, tiap saya makan dan minum juga tiap saya beribadah atau pergi ke toilet sekalipun. Lagipula saya sudah kapok ketika saat itu menurutmu saya terlambat pulang padahal saya sudah memberitahukan padamu lewat pesan singkat di telepon genggam bahwa saya pulang tepat pada waktunya. Sayang sekali koneksi telekomunikasi saat itu tidak mendukung komunikasi kita berdua dan kamu pun mengamuk hebat. Masih banyak lagi hal mengerikan darimu yang membuat saya kapok untuk tidak menuruti semua maumu.


Jadi berhentilah menuduh saya yang bukan-bukan, berhentilah menganggap saya membohongimu selama ini… Apakah kamu tidak tahu dengan cara dan sikapmu memperlakukan seperti ini pada saya, setan pun enggan berkonspirasi dengan saya.


(oleh ZahriMaya di http://sofacokelat.tumblr.com/post/3014315917/berhenti)

Mate

Dear My mate.

ya,aku sering memanggilmu seperti itu, mate. itulah nama panggilanku kepadamu.
kenapa, karena aku sering menganggap bahwa kita memang pasangan, pasangan yang tanpa kita sadari kita akan selalu terkait satu dengan yg lainnya.

menurutku,kita bagaikan sepasang tangan, yaitu tangan kanan dan tangan kiri.
kita berdua harus selalu ada. selalu lengkap dan selalu saling bekerja sama.
coba kau bayangkan, bila salah satu pasang tangan itu tidak ada.
pasti akan ada yang kurang sempurna bukan?

Mate, ingatkah kamu awal kita dekat dulu. kalau kau merasa itu adalah 3 tahun yang lau, sepertinya kamu salah.
aku sudah merasa mengenal dan dekat denganmu jauh sebelum kita dekat 3 tahun yg lalu itu.
memang,kalau dahulu itu, kita tidak terlalu dekat, mungkin kita hanya saling kenal saja.
tapi aku sudah merasa, ada sesuatu yang nantinya akan kita jalani dan lakukan bersama dikemudian hari.

Mate,mungkinkah kamu tau mengapa kita aku merasa kita berdua bisa seperti ini?
itu karena kita berdua memang memiliki kemiripan yang sama. kita memiliki kesamaan dalam beberapa hal.
yang kadang hal tersebut dapat membuat kita bertengkar, atau tertawa bersama.


tapi,kadang aku juga sering merasa sedih jika kita mulai bertengkar,
ya kadang-kadang kita sering bertengkar untuk sesuatu yg tidak terlalu penting,
kita sering bertengkar akibat masalah-masalah yg katamu sepele,
namun itu cukup membuatku bersedih.

tapi setelah pertengkaran itu,pasti kamu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk membuatku kembali senyum lagi.

mate,ingatkah kamu atas kebiasaan-kebiasaan kita dulu?
kita sering bermain nama-nama calon bayi.
tidak jelas itu bayi siapa, yang pasti nama bayimu selalu nama-nama asli Indonesia.

kemudian kita sering berencana untuk pergi bersama ke luar kota maupun berwisata, namun sampai saat ini juga belum terealisasi akibat kesibukanmu itu.
dan banyak sekali, waktu yang telah kita jalani bersama baik itu dalam suka maupun duka.

Mate,apakah kamu percaya bahwa semua ini sudah ada yang mengatur dan merencanakannya?
bahkan terhadap kejadian akhir-akhir ini,dimana kita berdua bisa tetap saling dekat.
padahal waktu itu aku merasa itu sangat tidak mungkin terjadi, dan waktu itu aku sudah mulai belajar untuk tidak tergantung denganmu,lagi!

Mate,Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu? cukup satu pertanyaan saja.
pertanyaanku adalah, apakah kita tetap bisa dekat seperti ini selamanya?
apapun jawabanmu itu, semoga semua nya menjadi yang terbaik untuk kita.

salam,
your mate.

Surat (tentang) Cinta

Untuk kamu yang disana membaca surat ini, yang dulu disini menyusun kata membuat surat ini.


Tak mengerti?


Sudahlah!


Aku, kamu, kita memang tak pandai urusan S-P-O-K.


Karena kamu, begitu juga aku selalu merasa mengapa sesuatu yang bisa begitu mengalir seperti kata yang akan terucap harus mandek karena rumus subjek-predikat-objek-keterangan-nya tak sesuai.


Biar saja yang lain berdebat.


Toh kita mengerti.





 Baik,


Saat kamu membaca ulang surat ini, aku sudah tak lagi ada.


Aku sudah menjelma jadi bentuk lampau.


Kisah lalu, yang akan terus mengikuti langkahmu.


Hingga nanti.


Sesuatu yang nyata tapi tak lagi dapat disentuh.





Surat cinta.


Itu yang mau aku buat.


Untuk kamu.


Ya, aku adalah kamu, kamu adalah aku.


Hanya masa dan cerita selama masa itu yang membedakan kita.


Lalu aku menyurati diri sendiri?


Pasti kamu saat ini menganggap ku gila.


Eh! Tapi kalau aku gila, kamu juga gila!


Kalau dipikir lagi…


Iya sih!


Gila!


Buat surat cinta kok untuk diri sendiri.


Apa tidak ada pria yang mau mengirimnya untuk kamu? Untuk aku? Untuk kita?


Baiklah…


Untuk menyarukan kegilaan kita, bagaimana kalau aku tambahkan satu kata diantara ‘surat’ dan ‘cinta’?


TENTANG!


Ya, Surat Tentang Cinta.


Karena memang surat ini untuk kamu, agar kamu ingat tentang cinta, tentang dia, dan semua tentang kalian berdua.


Bukan surat cinta dari aku untuk kamu, -yang adalah satu substansi yang sama-.


Aku bukan Narcissus yang cinta pada dirinya sendiri.





Saat kamu membaca surat ini, tak ada yang dapat menjamin bagaimana keadaanmu disana.


Apa dia masih dengan mu?


Apa cinta masih bersama kalian?


Tak ada jaminan.


Andai saja perusahaan asuransi berani menjamin cinta…


Tapi tidak.


Jadi apa pun yang telah dan akan terjadi antara kamu dan dia saat kamu baca surat ini, aku hanya mau kamu mengingat.


Mengingat tentang cinta yang pernah (dan semoga akan terus) kalian punya.



Apa kamu ingat?



Apa kamu ingat?


Apa kamu ingat bagaimana kalian bertemu pertama kali?


Dia kakak ospek bertampang sangar, bertubuh subur, memakai ransel yang kekecilan untuk ukuran tubuhnya, mondar-mandir sana-sini sambil teriak-teriak.


Mengganggu acara ‘mencuri tidur’-mu saat sesi materi dari dekanat.


Kalau saja itu bukan acara ospek, dia bukan kakak ospek, dan kamu bukan mahasiswa baru, kamu pasti sudah melempar apa saja yang bisa dilempar kepadanya karena berani mengganggu tidurmu.





Apa kamu ingat?


Apa kamu ingat persis bagaimana kalian jadi dekat?


Aku rasa tidak.


Saat aku menulis surat ini untuk mu pun, aku tak ingat jelas bagaimana kronologisnya.


Tapi kamu pasti ingat jelas.


Ingat bagaimana ia mendadak memenuhi harimu, memenuhi hidupmu.


Dan kamu senang hidupmu mendadak penuh dengan semua tentang dia.


Kamu juga tentu ingat pernah menyangkal kalau kamu senang ia masuk ke hidupmu.


Tapi, cinta tentu saja menang mutlak diatas penyangkalan itu.





Apa kamu ingat?


Malam itu di Puncak.


Makrab angkatanmu.


Saat yang lain sibuk dengan api unggun…


Kamu dan dia, meskipun tak berdua, menyelinap ke luar villa.


Mamang-mamang jagung bakar dan poffertjes jadi saksinya.


Puncak pas, tengah malam.


Dan kamu sok jagoan keluar villa dengan celana pendek.


Untung saja ada pashmina dalam mobilnya.


Pashmina itu ia gunakan untuk menghangatkanmu.


Ya, sangat hangat.


Meski sebenarnya hangat itu tak utuh ulah pashmina, tapi juga ulah desiran adrenalin yang mengalir dalam darahmu saat itu.


Adrenalin yang mengalir dari jantung bersama deg-degan mu.


Pashmina yang saat aku menulis surat ini terlipat rapi dalam lemariku.


Yang masih bisa membuatku tersenyum tiap melihatnya.


Apa saat kamu membaca ulang surat  ini, pashmina itu masih bisa membuatmu tersenyum?





Apa kamu ingat?


Restoran cepat saji di bilangan Cibubur?


Lewat tengah malam.


Kamu yang sableng memesan orange juice porsi besar dengan banyak es.


Bukan pilihan yang bagus untuk waktu tengah malam.


Dia yang menyusul masuk setelah parkir, masuk ke dalam tanpa alas kaki.


Nyeker!


Mondar-mandir dalam restoran cepat saji yang diikuti cekikikan iseng si pramusaji.


Kemudian semua pesanan siap.


Oh ya, jangan sampai lupa, ada seorang sahabat di dalam mobil, yang perannya cuma pindah tidur.


Aku bahkan curiga saat itu dia sebenarnya pingsan.


Lalu…


Kamu dan dia kembali ke rumah seorang teman, yang saat itu lebih pantas disebut markas, rumah yang hari itu dijadikan tempat menginap segerombolan teman untuk merayakan sebuah kemenangan.


Semua normal-normal saja.


Awalnya.


Mobil mulai masuk ke dalam kompleks, jalannya melambat.


Sampai di suatu polisi tidur, tiba-tiba dia mengecup lembut keningmu untuk pertama kali.


Kamu diam.


Andai saja dia tahu kalau saat itu mendadak ada puting beliung di rongga dada dan perutmu.


Sahabat pun diam, jelas saja, ia asik dengan tidurnya.


Dia…


Entah apa yang dia rasakan saat itu.






Apa kamu ingat?


Bandung, Dago Pakar, malam sehabis hujan.


Tepat saat ulang tahunmu.


Dia yang biasanya punya seragam kebangsaan: kaos oblong warna putih, abu-abu atau biru–celana jeans–sendal karet atau sukur-sukur sepatu futsal, hari itu sangat rapi.


Ganteng.


Meski sebenarnya dengan seragam kebangsaannya pun kamu juga sudah bisa dag-dig-dug dibuatnya.


Makanan dan minuman sudah habis.


Menyisakan rasa kenyang dan nyaman ditemani angin malam Dago sehabis hujan.


Sahabat-sahabatmu yang hari itu juga ikut mendadak beser seketika.


Semuanya kabur ke toilet.


Menyisakan kamu dan tentunya dia.


Berdua.


Dug-Dug-Dug.


Jantungmu berdetak lebih cepat.


Dia menarik tanganmu, mengggenggamnya.


Meminta kamu untuk jadi pacarnya.


Satu tangannya menyelusup ke dalam kantong bajunya, mencari sesuatu.


Sebuah cincin bermata satu.


Mencoba memasangkannya di jari manismu.


Kalau itu cerita romantis pasti si cincin langsung bertengger manis di jarimu.


Sketsa cerita sedikit berganti ke sketsa komedi.


Ternyata cincin itu sedikit lebih mungil dari ukuran diameter jari manismu.


Dia yang sadar cincin itu tak muat dengan jari manismu langsung gelagapan.


Kamu..


Kamu terlanjur jatuh cinta.


Kamu bilang mau jadi pacarnya.


Kamu pindahkan cincin itu ke jari kelingking kirimu.


Pas!


Cincin yang mungil yang hingga saat aku menulis surat ini masih melekat manis di kelingking kiriku.





 Apa kamu ingat?


Berapa kali kamu menangis untuk dia?


Tak sedikit.


Bukan, bukan karena dia laki-laki dan dia brengsek.


Bukan.


Tapi karena kamu cinta dia.


Kamu jadi lebih lemah dan cengeng di depan dia.





Apa kamu ingat?


Sekali-dua kali, saat kalian sama-sama terlalu marah, putus jadi pilihan.


Untungnya rasa yang kalian punya selalu berhasil buat kamu dan dia bersama lagi.





 Apa kamu ingat?


Saat dengan bodohnya kalian mengusap ingus di hidung masing-masing.


Karena kamu tak kuasa menolak ciumannya saat kamu sedang flu berat.


Kamu sudah tahu pasti akan menularkan.


Begitu juga dia, dia sudah tahu pasti tertular.


Kalian hanya tak mau ambil pusing.


Itu hanya ciuman.


Flu urusan belakangan.





 Apa kamu ingat?


Bagaimana dia bisa membuat kamu merasa PMS di luar jadwal.


Mau marah, ngambek dan ngomel-ngomel.


Lalu hanya dengan satu-dua hal kecil dia bisa membuat kamu nyengir dan luluh lagi.


Kamu terlalu sayang dia, sehingga kamu tak akan mampu semarah itu padanya.





 Apa kamu ingat?


 Aku akan selalu ingat.


Saat kamu membaca ulang surat ini, semoga kamu belum lupa tentang cinta itu.


Kalau kamu memang lupa, semoga setelah membaca ulang surat ini kamu bisa mengingat semuanya dengan jelas.


Mengingat tentang kamu, tentang dia, tentang kalian.



—Bersambung…—






***Ya, bersambung meski ini bukan sinetron. Bagaimana mungkin sebuah surat bisa cukup untuk mencakup semua rasa tentang cinta yang penah dan akan ada antara kamu dan dia? Sebuah surat tentang cinta tak akan cukup untuk merangkum rasa kamu dan rasa dia. Setidaknya dengan ‘bersambung’ yang aku sematkan diatas, meskipun nantinya aku lupa atau terlalu malas merangkai kata untuk surat tentang cinta episode dua, kamu akan ingat: bersambung.


Bersambung…


Bahwa kamu pernah merasa, rasa diantara kamu dan dia tidak akan berkesudahan




***Satu lagi. Ingatlah, saat aku membuat surat  ini, beberapa hari lagi (di masa aku tentunya) kamu dan dia akan genap membodoh selama 3.5 tahun. Angka biasa.Tapi kamu ingat kan? Semua tentang dia dan kamu akan selalu jadi spesial.


 Dari aku untuk kamu, yang tak lain dan tak bukan adalah diriku sendiri di masa depan nanti.


 Mia Hasan.


(oleh mhiehasan di http://miahasan.wordpress.com/2011/01/30/surat-tentang-cinta/)

Surat Cinta No. 17: Buat Yang Lahir Tanggal 17

Yeaaaaa, siapa lagi kalo bukan kamu?


Biar dikata ini surat cinta, tapi aku mau nulis apaan ya? Kayaknya cintaku padamu jauh lebih baik diungkapkan tidak lewat huruf dan kata. Sudah kamu buktiin itu ke aku beberapa hari yang lalu. *Uhuk!





Jadi ini isinya sebagai hadiah kecil buatmu di hari ke-17 ini saja ya? AKU SAYANG KAMU. Pernah dan masih!





Tuh, jadi ada bukti tertulisnya ya sekarang. Biar nggak kayak politikus yang bisanya cuma janji di mulut lupa mewujud. Ahey!





Tertanda,


Inez Kriya Janitra 





P.S. : Hayooooo, mau kapan lagi pembuktian cinta non kata-katanyaaaaaa? =))


(oleh @inezkriya di http://cintalangitbiru.wordpress.com/2011/01/30/surat-cinta-no-17-buat-yang-lahir-tanggal-17/)

Untuk Rabu, 20 Agustus 2008.

Aku cinta kamu, Rabu yang tidak kelabu. Senja itu pertama kali aku dan dia bertemu. Muka bertatap muka. Aura berjumpa aura. Masing-masih mengucap dalam batin, “Oh, ini dia wujud aslinya”. Setelah setahun bercakap lewat kata-kata yang terketik saja. Belum ada rasa hari itu, tentu saja. Toh aku pun masih ada yang punya.


Betapa ironisnya, Rabu, di tanggal yang dulu terencana sebagai tanggal cantik aku disunting lelaki lain, Sang Esa mempertemukanku dengan dia yang sekarang terbaik untukku. Aku ingat kamu, Rabu. Hari itu aku melihat senyumnya pertama kali. Melihat bibirnya menciptakan suara saat bercerita, dalam perjalanan menemuiku hari itu topi kesayangannya terjatuh dan hilang. Dan aku menandai kamu sebagai hari pertama aku bimbang.


Hari-hari setelah kamu, Rabu, saat aku jauh dari Tanah Air dimulailah proses lahir dan batin menuju keputusan besar dalam hidupku. Pengalaman dan pelajaran baru yang penuh berkat dari-Nya membuka sekat-sekat baru dalam pikiran, menuntunku pada sebuah babak baru. Dan akhirnya aku mengerti, saat kamu datang itu aku memang dipertemukan dengannya untuk mencegahku kembali jatuh ke lubang yang sama lagi, untuk yang ke-sekian kali. Kembali aku amini, tidak ada yang kebetulan. Semua terjadi karena ada alasan.


Sudah lebih dari dua tahun sejak kamu, Rabu. Aku bersyukur sampai sekarang tanggal yang sama masih kurayakan bersama dia. Semoga perjalanan kami bersama akan berlangsung lama. Terus, terus, terus tanpa putus.


Terima kasih, Rabu 20 Agustus 2008. Kamu hari pertama kami bertemu.

sebuah doa untuk para pengantar surat cinta

Tuhan,
untuk mereka yang luar biasa..


para pengantar surat cinta..


yang mengantarkan jutaan aksara sarat rasa.. tentang cinta, yang indah ataupun yang nestapa.. membuat kami yang hanya bisa diam tertunduk malu memendam rasa jadi berani untuk mengungkapkannya meskipun hanya lewat barisan kata.. yang mungkin tidak terbaca oleh dia yang dicinta..


hamba minta, balaslah mereka dengan ribuan kali lipat balasan kebaikan dan jutaan kali rasa cinta yang telah mereka sampaikan..


amin.. :)


(oleh @muphii di http://mufidaa.posterous.com/hari-ke-17-sebuah-doa-untuk-para-pengantar-su)

Untukmu; Batre Hidupku

Suara singkatmu yang menyapaku ketika aku masih terlelap. Tak sadar sejenak, ini mimpi? Aku terdiam bukan karna tidur lagi. Tapi mencoba membuat diri ini percaya ucapan selamat pagi darimu adalah nyata. Bukan hanya lanjutan bunga tidurku yang menghadirkan kamu. Terimakasih sayang kau menyapaku tadi pagi, aku takkan hilang walau itu sedetik untukmu, lagi.

Kemarin, seharian aku bingung setengah mati, kau tidak membalas atau menjawabku. Kemarin aku habiskan untuk mencari tau kabarmu. Kau menghilang. Maaf sayang, untukku, jika membalas kesalahanku dengan sebuah kesalahan itu adalah kesalahan berganda. Aku tau kau sangat marah ketika kemarin lusa aku tak ada kabar, dan aku tau rasanya. Maaf aku takkan mengulanginya lagi.

Sudah cukup membahas yang sudah lewat. Kau tau sayangku, tunanganku, hari ini aku seharian tersenyum bahagia. Tak bisa aku sembunyikan senyuman ini. Suara renyahmu yang membangunkanku di pagi hari, cukup membuat hariku ceria. Kau batre hidupku.

Jaga kesehatanmu sayang, sama seperti yang kau ucapkan padaku setiap harinya. Aku sayang kamu dan bayi mungil yang kau kandung.

Kekasihmu yang ceria

Aulia.



---Oleh:


(diambil dari: www.auliasoemitro.wordpress.com )

Bonnie - Clyde

Hai Mars,

Aku tadi sedang iseng gak ada kerjaan, bengong-bengong tidak produktif. Tiba-tiba muncul ide mencari pasangan terkenal Venus dan Mars yang kira-kira cocok dengan kita. Hasilnya ada beberapa, namun yang menurutku paling keren adalah pasangan ini.

Kamu tahu siapa mereka? Mereka adalah Bonnie & Clyde pasangan pemimpin geng pemberontak dan perampok di Amerika. Terbayang olehmu bagaimana serunya perjalanan hidup dan cinta mereka? Hebat ya! Mereka saling menutupi kekurangan masing masing. Sang Venus, Bonnie sangat mencintai Clyde bahkan pada saat ia tahu bahwa Clyde adalah seorang kriminil. Ia terus mencintai suaminya bahkan membantunya kabur dan merampok! Keren ya!

Coba kamu lihat beberapa percakapan mereka yang sempat diabadikan ini, sangat manis. :)

Bonnie Parker: I don’t have no mama. No family either.
Clyde Barrow : Hey, I’m your family.
Bonnie Parker: You know what, when we started out, I thought we was really goin’ somewhere. This is it. We’re just goin’, huh?
Clyde Barrow : I love you.

Bonnie Parker: You’re good!
Clyde Barrow : I ain’t good. I’m the best!
Bonnie Parker: And modest!

Dan ini yang dikatakan oleh sang Mars, Clyde ketika membaca puisi buatan istrinya.


Clyde Barrow: You know what you done there? You told my story, you told my whole story right there, right there. One time, I told you I was gonna make you somebody. That’s what you done for me. You made me somebody they’re gonna remember.

Their love is just so simple yet so passionate! Just like the way i love you :)

Bonnie Parkermu,

Venus


---Oleh:


(diambil dari: www.venusdanmars.tumblr.com )

His (True) Fairy Tale

Hello Xy..

Singkat aja ya. Gue mo ngaku kalo gue ini orang yang paling bego, tolol, bodoh, goblok, cupu (or in your language: pandir, imbisil, dungu, pengecut) sedunoia.

Gue ini cupu, karena:
Gue ngga berani bilang alasan sebenarnya gue pulang kampung. Oke, gue emang mo ngedalemin program spesialis gue, but that’s not all. I want to go because I need to know what happened to me if I leave you.

Gue ini bego, karena:
Bisa2nya gue ngeraguin perasaan gue sendiri. Jelas2 yang gue lakuin setelah landing itu pulang ke rumsah, mkan malem sama keluarga, mandi, sms lo, nelpon lo, nulis e-mail ke lo sampe 2x begini, malah gue sampe ngerekam pesawat landing cuma buat ngisengin lo. Isn’t it obvious that my mind’s full of you? Stupid me.

Gue ini goblok, karena:
Gue goblok aja. Curhat di e-mail, terapi ventilasi kayak diary gini. Biasanya gue ngatain cowo kayak gini tuh kayak banci, tapi sekarang gue nyesel, jusstru ini tindakan paling logis dan sehat untuk gue lakukan sekarang.

Gue ini tolol, karenas:
Gue pernah bersumpah gak bakalan bikin surat cinta, tapi sekarang? Gue yakin gue mampu nulis ribuan surat cinta buat lo.

Terakhir, gue ini cuma pria bodoh, karena:
Gak berani bilang kalo gue sebenernya sayang sama lo.

Anyway, as you already know, I’m not good with words. If I’m good with it, I’ll send you this e-mail instead. Not that ridiculous fairy tale e-mail.

Untuk sekarang ini, gue cuma bosa ngedongengin lo tiap hari. But now I fully realized that fairy tale is not enough. I have to make everythingk’s real, with you.

From your stupido kamfreto bastardo friend (literally),

Abeen.

P.S: This is my first time wruiting a liove letter. Sorry banyak typo, gue gak peduli. I won’t send this letter anyway. And yes, I am indeed foolish because I want to stay foolish like this to let my foolish self loving you foolishly.


---Oleh:


(diambil dari: www.somniamemorias.com )

D-DAY

Selamat Ulang Tahun, Sayang!
Ini tulisan di pagi buta. Aku ga ga bisa tidur semalaman. Kamu tahu ini bulan dengan penuh tekanan. 4 orang terdekat aku ulang tahun. Termasuk kamu diantaranya. Satu minggu ini lah yang paling berat tekanannya. 3 orang sekaligus ultah di minggu ini. Kamu, laras, dan mama. Aku harus memutar otak aku untuk menyiasati hari ultah kalian. Aku tidak bisa berada di tempat yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Ditambah deadline kerjaan aku. akhirnya aku mengalami Deadline dalam arti harfiyah. Ditambah kamu sakit. Kamu sakit. Ya, itu yang paling berat di bulan ini atau di seluruh bulan dalam hidup aku. Kamu sakit dan jauh dari aku. Keadaan apa lagi yang paling menyiksa dari ini?

Kamu berdoa, kamu hanya ingin sembuh. Kamu tahu setiap hembusan napasku akan meng-amini doamu.

Tuhan, sembuhkan kekasihku ini dari segala penyakitnya, kesembuhan total yang berasal dariMu, kesembuhan yang tanpa rasa sakit. Amin.

Maafkan aku hanya baru bisa memberikanmu hadiah yang teramat sederhana. Kamu tahu betapa menyesakannya dadaku tidak bisa memberimu apa-apa. Tekanan ini telah mengalahkanku.

Kamulah limited edition dari Yang Maha Unlimited. Di hari ulang tahunmu justru kamu yang memberikanku hadiah. Hadiah sempurna yang berasal dari sumber Yang Maha Penyayang. Kamu memberikanku cinta. Hadiahmu untukku kamu berikan setiap hari dalam hidupku. Maka disini aku bersimpuh di depan keagungan berkah ini. Izinkan aku menyimpan bayangan cinta ini selamanya. Hanya bayangannya saja, bentuk aslinya tetap ada pada dirimu agar hatiku ini dianugerahi kerinduan yang kekal kepadamu.

Oh, Tuhan Yang Maha Keren… Aku hanya makhluk rendahMu yang mempunyai batas dan Engkau tak berbatas. Malaikat sempurnaMu ini telah menghidupi jiwaku. Mohon curahkanlah segala kasihmu yang tak tertandingi padanya. Sungguh hanya Engkau Sang Maha Pencinta yang sanggup membalas segala keindahannya yang diberikan kepadaku.


Ya, inilah hadiah dariku. Secarik doa penuh harap dan ketulusan. Biarkanlah Yang Maha Unlimited yang pantas memberi dirimu kado. Selamat ulang tahun wahai citra sempurna penghuni surga.

PS: inti dari surat ini adalah, Tuhan mohon belikan pacar saya kado



---Oleh:


(diambil dari: www.agigratia.tumblr.com )

Maaf, aku rapuh..

ini untukmu, yang tak pernah tau..

Aku tak tau harus bagaimana lagi, suaraku tak pernah sekalipun kau dengar. Lalu aku memutuskan untuk menulis semuanya, tak peduli juga jika kau tak akan pernah membaca. Kau memang tak mau peduli denganku, apa juga urusanmu mempedulikan aku, siapa aku??

Asal kau tau, aku tak pernah serapuh ini, benar-benar rapuh. Sampai akupun tak sadar jika airmata sudah jatuh. Seperti semuanya luruh sampai aku tak sempat mengaduh. Hancur, luluh tanpa menunggu peluh membasahi seluruh.

Seandainya aku boleh pinjam bahumu, untuk sekedar menahan biar tak jatuh, atau tanganmu untuk menopang, atau pula jemarimu untuk genggam tanganku, biar juga tak terjerembab. Selama ini aku kuat, mampu berjalan meski terjal menghadang. Aku tahan, meski hujan deras meradang.

Malam ini semakin membuatku kelam, seperti hilang di antara gelap temaram, tak ada bayang-bayang meski remang. Adakah aku ini bukan bagian dari pejam? yang kau temukan dalam lelap malammu. Sekedar jadi pendaran redup di mimpimu? Bisakah kau hadirkan aku dalam satu waktu senggangmu, setidaknya aku bisa isi kekosongan dan kebosananmu. Aku mau dengar semua ceritamu, semua keluh kesahmu, telingaku siap mendengar sedihmu, pun juga bahagiamu, itu yang selalu aku rindu dalam kalbu.

Namun, jika aku belum ada dalam kesemuanya, biarlah. Biar aku saja yang terus berusaha menarik perhatian matamu. Hingga nanti hatimu mau menyapaku, dan aku bisa memilikinya. Amin, itu kataku.

Aku menulis ini dengan segenap kekuatanku. Kekuatan untuk mampu menggerakkan tanganku, biar tulisanku mampu terbaca (untuk yang mau membaca) dan kata-katanya mampu dipahami, karena aku sendiri tak memahami, bagaimana bisa aku mencinta dan merindu sampai sejauh ini. Jauh, sampai aku tersesat dan tak mampu pulang ke jalanku yang dulu. Jalan di mana aku mampu sendiri tanpamu, sebelum mengenalmu, mengenal cinta dan akhirnya merindu.

Sudah ya, aku tak sanggup lagi. Aku terlalu rapuh kali ini. Maaf, aku rapuh…

salam, pemilik kerapuhan.



---Oleh:


(diambil dari: www.dzdiazz.blogdetik.com )

Surat Lagi Untukmu

Teruntuk kamu, sauna cinta yang menebarkan aroma kasih sayang di dalam ruang hati.

Apa kabar?
Maaf, beberapa hari ke belakang aku tidak menulis surat untukmu.
terlalu banyak orang yang sayangi dan belum pernah aku menulis surat untuk mereka.
semoga saja kata - kata indah surat - surat cintaku waktu itu masih kau tabung di hatimu sehingga kamu masih merasa kalau aku selalu mengirimkan surat tiap hari kepadamu.

kamu, si pengembala butiran - butiran cinta di padang rumput kasih sayang yang selalu kau reboisasi di tiap detiknya di hatiku.
aku sempat merasakan seperti tersambar benda keras menghantam dadaku.
jantung dan paru - paruku seketika melindungi hatiku yang ingin keluar pergi memeluk hatimu.
apa benda itu adalah rindumu yang sudah kau kumpulkan selama ini?
tenang, bukankah kita berjanji kalau kita akan bertemu.
kita harus penuhi janji itu walau entah kapan kita bisa bertemu.

oh ya, apakah kau masih suka menyanyi lagu yang pernah kita nyanyikan bersama?
apa yang kau ingat jika kau menyanyikannya?
cerita ini seperti lirik dari sebuah lagu yang dinyanyikan oleh band yang bernama Copeland.
kau mengangkat kepalamu ke atas, menutup mata, dan menyanyikan lagu itu bersamaku.
kau sebenarnya tidak begitu suka dengan lagunya.
tapi kau suka menyanyi.

beberapa hari yang lalu, aku sempat terkejut ketika akun facebookmu menyapa aku di chat.
aku kira itu benar - benar dirimu.
ternyata itu adikmu.
dia juga rindu padaku.
mengajaknya bermain ke sebuah cafe dimana kita mengawali cinta kita di sana.

wanita yang selalu berdiri di otakku. melihat ke bawah, melihat mataku yang berlapis kerinduan akanmu.
lihat, aku masih berjalan optimis di tiap harinya.
aku percaya kau akan kembali lagi padaku.
memulai kembali bagaimana kamu berada di mulutku, lalu turun ke hatiku, naik ke khayalanku, lalu terperosot lagi dan bersemayam kekal di hatiku.

aku.
penulis surat dengan berbagai gambaran indah untukmu.

#np Copeland - You Love to Sing


---Oleh:


(diambil dari: www.crezative.tumblr.com )

Hujan (sampaikan rinduku)

Jakarta, 30 Januari 2010


Kamu,

Kali ini aku menulis surat dibawah selimut, disini sedang hujan, tidak besar namun cukup dingin bila kupaksakan berbaring tanpa menggunakan kaos kaki Ayah. Malam ini aku tersenyum, senyum aneh, senyum yang selalu terukir tiap kali aku mendengar rintik hujan menyapa genting kamar ku. Apa aku (sudah) gila? Mungkin.

Ini surat ketiga, tidak pernah menyangka aku bisa seberani ini, sungguh..aku seperti bukan ‘aku’. Mereka bilang (mungkin) aku jatuh cinta, ah..tau apa mereka? Aku saja masih belum tau apa yang terjadi pada diriku. Kamu pun-yang-ku-anggap-ahli-tentang-cinta-diam, masih belum menyawab pertanyaanku disurat kedua.

Malam ini tetiba aku ingin meraba mu dengan menyatukan huruf-huruf rindu. Rindu aneh yang selama ini hanya kutemukan tiap kali membaca novel romantis. Ketika tokoh utama merindukan kekasihnya yang sedang pergi ke pulau sebrang merajut mimpi untuk menyusun masa depan mereka. Ah..tidak juga, rindu ku belum serumit itu, rindu ku (masih) sederhana, hanya butuh suaramu sebagai penawarnya, teman.

Entah kenapa, aku (mulai) suka merindukanmu dan aku suka malam, tiap kali aku terlelap, aku bahagia, akhirnya satu hari akan terlalui, yang artinya aku semakin dekat dengan hari kedatanganmu. Malah, jika nyali ku besar aku ingin sekali memaksa Tuhan mempercepat laju waktu. Ingin cepat sampai ke waktu dimana aku bisa menyentuh suara mu, tidak sekedar diantarkan gelombang signal telepon. Aku ingin memuji senyum mu, tidak sekedar diam-diam menikmatinya dari foto yang terakhir kamu kirim.

Sepertinya kali ini ceritanya pasti akan berbeda. Si pembosan ini akan menikahi rindu sampai kepastian menceraikan tanda tanya tentang apa yang aku dan kamu rasa. Aku disini, menunggu mu membalas ketiga surat ku. Aku akan menjadi pelacur waktu yang setia pada penantian dan aku akan menjilati sepi, jika itu bisa membuatmu sadar aku menanti mu tanpa tetapi.

Aku (masih) belum tau apakah rindu ini awal dari cinta atau..apalah.. tapi satu yang kusadari malam ini, sepertinya rinduku pertanda.. aku membutuhkanmu. Disini.

Ah, kali ini suratku akan kutitipkan pada hujan, entah akan sampai ke tangan mu kapan. Tapi aku yakin, kamu akan melihat isi surat ku segera, bukan dengan membacanya, tapi merasakannya. Merasakan tiap kata-katanya melalui perlakuanku. Pasti. Secepatnya.


E

*meletakan surat yang telah dilipat menjadi perahu kertas disungai kecil yang sedang disapa hujan rintik*









PS: #NowPlaying Iron & Wine -Flightless Bird-



---Oleh:


(diambil dari: www.sisayappatah.tumblr.com)

Kepada BAYOUKANSIL!

Kalo aku adalah penggila Paramore serta suara Hayley Williams yang serak-serak banjir itu, dia adalah si penggila Beyonce yang berbadan montok serta suaranya yang melengking indah

Kalau aku adalah penggila Lamb Of God dan semacam band yang doyan treak-treak, dia adalah si penggila T-Pain yang doyan komat kamit ngerap bernada galak (nyayi apa baca mantra om?)

Bahkan kalau aku penggila Taylor Swift, dia itu adalah penggila Kanye West!! (emang sejak kapan gua suka Taylor Swift? Paris Hilton kaleee)

Dan untuk semacam aliran musik, kita itu berdiri di jalur kita masing2 yang seperti langit dan bumi. Gua gak ngarti musik die apaan, die juga kaga ngarti musik gue apaan!

Tapi bila kita bersatu padu berkolaborasi!!! Beeeeeeeeeeeeeeuuuuh!! Kalah aja sudah itu pertunjukan sulap Pak Tarno!! (emang kita kolaborasi apaan bang?) (kolaborasi naik kuda hari minggu di depan kebon binatang aja mau gak?) (aku udah pengen banget ini modeling)

Dan dengan sejuta rasa haru surat cinta sweet 17 ini aku persembahkan kepada : ABANG GUA YANG PALING GANTENG SEJAGAT RAYA!! BAYOU KANSIL!!!

Kalo ada yang pernah baca surat 4 Elemen buat para tukang pos.. Nih!! Ini die nih.. Versi laki’nya perempuansore!!

Bang, lu pernah inget ga pernah gue suruh jawab semacam angket apan tau di note FB!! Gua buka lagi note itu dan masih gue simpan apik ternyata tanggapan2 jawaban lu yang super duper BANGKE!!

Ini dia :

Tahun 2009 loh itu bang!!! Terharu gak lu?? Gue aja terharu sampe pengen nelen cincinnya Snoop Dog!

Eh bang ni yee gue jawab juga buat lo spesial dari gue dengan pertanyaan sama di atas!! Maap maap kate ni kalo baru tahun 2011 gua respon! Ngahahahaa


It’s About BAYOUKANSIL


1. Where and how did we meet? | Di ITHB lantai 5, disaat gue bermain bass. Lu kan slalu suka yak ngeliatin gua maen bass? Ngahahaha *unyu moment*

2. How long have you known me? | sekitaran 17 tahun lalu, sejak gua lahir lebih tepatnya

3. The last time we saw each other? | Seminggu lalu!! Tiba2 lu nongol di pintu rumah gue jam stengah 12 malam bawa siluman ular putih pake mobil ada lambang ying yang! Sungguh malam yang kamfret!

4. Your first impression of me upon meeting/seeing me? | Jarang2 ni ade cowo ganteng kliaran pake clana jins pendek. Pasti doyan breakdance

5. What character does u like in me?
| Your Passion Kakak Bijaksana!! Tapi yang paling gua suka itu kelakuan hiperaktif lo yang bisa bikin ketawa sekampus ITHB sampe plafon bergetar!!

6. What’s my favorite food? | Hahahahaa seorang BAYOU KANSIL ITU TIDAK BISA MAKAN NASI SODARA SODARA!! Jadi dia lebih memilih berkebun sendiri di kampung blakang kosannya sembari menanam ubi-ubian dan singkong-singkongan!

7. Would you call me preppy, average, sporty, punk, hippie, glam, nerdy, snobby, or something else(what)?
| RAPPERS!!

8. Have you ever hugged me? | ALWAYS!! Lo gamau juga gua peluk paksa kok bang! Tenang aje buat lo pelukan hangat adik metal selalu ada!

9. If there was one good nickname for me, what would it be? Explain why you picked it. | BUYBUY!! Ngahahahaha! I don’t need to explain that!! (ntar di tabok gua pake monitor front office mba nenden)

10. If you and I were stranded on an island, what would I bring? | Lagu2 rekaman lu bang kita simpen di Ipod, sape tau bisa buat bunuh diri bareng

11. Where do you think I will be in 25 years? | Kepala Akademik Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Harapan Bangsa!

12. What reminds you of me? | Kirk Franklin! Pokoknya semua nyang negro2 gua inget sama lo dah bang!!

13. What is my best attribute? | Celana Pendek!! Serius dulu gua kira lu anak breakdance! Ternyata gua salah besar!! Lo itu lebih oke dari breaker!! LU RAPPER PAPAN ATAS!! *tingkat kelurahan*

14. Ever wanted to tell me something but couldn’t? | Ahahahaa ini panjang dikit ya bang. Bang gue sayang pokoknya ma lu. Gua itu selalu kagum dengan segala pemikiran lo tentang dunia percintaan, dan gua itu selalu pengen dapet pacar yang kaya lu gini bang. Yang mikirnya selalu ke depan bukan mikir ke dengkul. Yang bisa hormat sama makhluk yang Tuhan ciptakan dengan sebutan perempuan! Gua jarang dah bisa ketemu nyang modelnya kaya lo ni bang! Tapi gue bangga menjadi salah satu adik perempuan terbaik lo! Makanya setiap lelaki yang mau gua jadiin pacar atau mau macarin gua slalu gua suruh minta ijin dulu ke lu bang. Karna gua emang ga punya kakak laki2, dan gua nganggep lu itu dah lebih dari kakak kandung! Sodara sedarah sanger!! Gua gakan pernah lupa dah ama lu bang. Walaupun gua pergi nanti ke luar angkasa gue bakal slalu ingat dan rindu stengah meninggal pastinya ame lu! (kok gua pengen nagis gini ya) :| Bang slalu jadi kakak lelaki buat gue, slalu ingetin gue kalo gue menyimpang dari jalan yang benar, slalu sayang gue beserta ade2 gue dan mami papi di rumah. Kalo gue pergi lo harus janji sempetin maen ke rumah liat2 Babam sama Lisa. Gue bete akhir akhir ini gak bisa habisin banyak waktu sama lo kaya dulu. Gue kangen lu yang setiap hari ke kost gue cuma buat sekedar gua palak 5000 buat duit gue makan. Trus lu onlen sampe bego trus kita cerita2 sambil lu makan2in roti2 gue, kita selalu berbagi apa aja kan bang. Gue kangen bang!! Gue kangen si Bayu yang slalu bawain bass gue yang berat kalo abis pulang latihan, yang nganterin gue sampe depan pintu kost’an memastikan gue aman-aman aja. Kangen gak bang? Udah ah bang nangis beneran ni gue nulisnya!! Pertanyaan selanjutnya yah

15. Leave one memory that you and I had together. | Terlalu banyak kenangan!! Kalo boleh 1 yang paling berkesan adalah cuma di pelukan seorang Bayou Kansil seorang Kila bisa menangis. Saat Papap meninggal kemaren dan saat-saat susah lainnya. You’re the best Brother!!

Gue sebenernya pengen peluk lo setelah lu baca surat ini bang, cuman bisalah itu di simpan sampe kita ketemu lagi nanti. Sudahlah, sekian ye bang suratnya! Ingat gue selalu sayang sama lo apapun itu yang terjadi!! Semangat selalu BUYBUY!! Kita masih punya segudang cerita yang belum selesai habis kita ceritakan.

God Bless You!! (jarang2 ni gua ngluarin kata2 maut kaya begeneh!)

Salam dan Cium,

ADIK LO YANG PALING GANTENG!!


TERAKHIR NEH


HARUSNYA PAS LU KE’GEP BOS BESAR MAEN GAPLE DI BLAKANG KANTOR, INI HARUSNYA FOTO YANG LU JADIIN PROPIC DI PESBUK!! Ngahahahaa!! Judi kok siang2!! Ketahuan pula!

_____________________

Twitter : @bayoukansil


---Oleh: @heykila


(diambil dari www.heykila.tumblr.com )


Selamat ulang tahun Dinda

Dear kamu adikku....
Apa kabarmu?.
Bagaimana malaikat dan bidadari?. Mereka baik padamu bukan?.

Lagi Din, hari ini aku merindumu...
Rasanya sesak didada. Airmataku tak henti mengalir. Aku rindu semua yang kita lalui bersama.
Kunjungan-kunjunganmu di mimpiku tak cukup. Pagi datang kita berpisah. Matahari merobek langit kamu pergi. Aku mau kamu kembali nyata. Aku rindu teriakanmu. Aku rindu masakanmu yang keasinan. Aku rindu curhatmu tentang Dia. Semua tentangmu yang tersisa hanya rindu. Rindu melulu. Kamu adalah kerinduan terbesarku.

Seperti hari ini. Di sini di pantaimu. Pantai kita. Tempat favoritmu dan aku. Kami berkumpul. Ada aku, Dio, Mama, Bang Jo, sahabat-sahabat kita. Banyak orang, tapi tak ada yang begitu kuinginkan kehadirannya selain kamu. Ya, hari ini kita ulang tahun. 21 tahun umur kita Din...
Usia yang sama. Wajah dan rupa yang sama. Takdir tertulis beda, pada buku milikku. Kita terpisah oleh dunia yang tak bisa ditembus.

Dan aku menangis Din. Tak lengkap rasanya meniup lilin ulang tahun tanpamu. Terbiasa berbagi kue tart dan meniup lilin bersamamu selama dua puluh tahun membuatku begitu berat melewati ulang tahun kali ini. Rasanya tak siap menjalani usia 21 tahun. Setelah bersama selama dua puluh tahun, tak terpisah. Kini aku harus sendiri tanpamu.

Tapi aku yakin Din, suatu saat kita pasti bersama lagi. Kita akan jadi 2D lagi. Diandra dan Dinda. Aku sangat menantikan saat itu. Selama masa penantian itu, tolong jangan lupa untuk menjengukku. Jangan lupa berkunjung di mimpiku. Dan hadirlah selalu di hari ulang tahun kita.
Selamat ulang tahun untukmu juga Dinda.

Aku tak punya kado kali ini. Hanya doa dan lantun surah Yaasin kukirim untukmu. Semoga damai bersamamu. Sekali lagi selamat ulang tahun untukmu, Dinda.


Dariku.
Dengan penuh cinta.


---Oleh:


(diambil dari: www.amaachmad.blogspot.com )

Surat Keterangan Jatuh Cinta

Surat Keterangan


Dengan ini menyatakan bahwa:

Nama Akun: @DR
Status: Belum Menikah

Bahwa yang bersangkutan mengalami debar jantung diatas normal dan lebih cepat dari biasanya, insomnia, euphoria tiba-tiba, senyum-senyum sendiri dan sejumlah gejala abnormal lainnya dikarenakan ia telah mengidap jatuh cinta tingkat akut kepada @jodohnyaDR dan meminta kesediaan pria tersebut untuk menjadi pendamping hidupnya.

Demikian surat keterangan jatuh cinta ini dibuat agar @jodohnyaDR bisa memahami perasaan yang bersangkutan dengan sebaik-baiknya.


Tertanda,
Yang bersangkutan

@DR
Pengidap jatuh cinta tingkat akut


---Oleh:


(diambil dari: www.berceloteh.tumblr.com )