Senin, 07 Februari 2011

A Baby and Us

Selamat malam, Bebo…


Dexter’s gonna have a baby! Waw… Jadi kita yang ikut penasaran bakal jadi kaya apa anaknya nanti hehehe. Tapi kok, kamu jadi bertanya apakah kamu sudah tua atau belum? Aneh juga lho :p


Kita sudah hampir satu tahun menikah, dan ga ada tanda-tanda sama sekali bahwa perutku yang gendut ini berisi yang lain selain lemak. Padahal kita tidak berusaha buat menunda atau apapun ya? Well, bulan-bulan awal dimana lagi sering-seringnya making out karna euforia baru menikah sih mungkin bisa jadi penyebab ga jadi-jadi hehe, tapi bulan-bulan selanjutnya dimana berusaha buat melakukan pola kalender pun belum ada hasilnya.


Kata dokter, ada kista di rahimku. Kista yang rupanya setelah ngobrol dengan beberapa orang, aku tau cukup besar. 7,1cm. Waw… Mamanya sahabatku saja kemarin operasi buat menghilangkan kista yang hanya 1cm. Tapi mungkin faktor usia beliau juga ya… Syukur dokter tidak menyarankan sama sekali operasi. Tinggal usaha menurunkan berat badan nih yang sama sekali belum berhasil… Aduh… Istri yang payah :p


Aku tau, kadang kamu takut akan adanya kemungkinan kita tidak bisa melakukan konsepsi karenamu. Kau masih merasakan itukah? Semoga tidak ya… Karena toh kata dokter karena kistaku dan tumpukan lemak pengganggu ini. Aku mau percaya bahwa tidak ada yang salah dengan biologis kita. Ya spermamu, ya sel telurku. Mereka pasti berusaha buat bertemu. Tapi ya mau gimana, kitanya saja menemui banyak halangan, mungkin mereka juga hehe.


Aku sering kesal bila bertemu orang yang sudah lama tidak jumpa lalu bertanya, “Sudah jadi belum? Kenapa kok ditunda-tunda?”, sort of things. Hell, kita baru menikah kurang dari setahun kok! Memangnya kenapa kalau belum “jadi”? Tapi lebih seringnya merasa iri… Iri pada teman-teman seangkatan yang sudah hamil duluan padahal menikah belakangan, atau bahkan sudah bisa menampilkan foto-foto lucu buah hati mereka di jejaring sosial. Huh! Pamer! Ga tau apa ada yang akan iri?


Tapi iri juga buat apa ya? Memang harus buru-buru? Ga juga kan? Aku sudah berdamai dengan hatiku dan tidak lagi menginginkan untuk cepat-cepat hamil dan punya anak supaya bisa mendamaikanmu dengan mamaku. Hal itu harus terjadi kelak, dengan atau tanpa cucu mama. Jadi bukan masalah. Lalu iri kenapa? Karna sudah merasa cukup tua? Ah… yang lebih tua juga banyak yang masih single bahkan. Tapi kau kan sudah 30 lebih ya? Rasanya juga ga masalah… Pada akhirnya toh, kalau Tuhan sudah percaya, Dia pasti titipkan pada kita.


Mari berkaca. Mungkin memang kita belum siap. Mungkin kita memang masih benahi dulu diri sendiri masing-masing, dan hubungan kita berdua sebagai suami istri. Kita masih sering bertengkar buat hal-hal sepele. Mungkin kita diberi waktu buat saling mengenal satu sama lain dulu sebelum akhirnya harus lebih bertanggung jawab untuk hidup seorang manusia baru. Mungkin kita masih belum cukup mapan secara materi. Ya, masih banyak memang yang lebih tidak beruntung di luar sana. Tapi aku yakin kita lebih beruntung, karena tidak diijinkan buat membawa seorang anak ke dalam kesusahan bila dia lahir nanti. Kita diberi waktu buat menyiapkan diri dengan baik. Materi, dan diri.






Namun bagaimana bila akhirnya Tuhan tidak kunjung menitipkan sebuah nyawa buat kita bantu menjadi manusia baru di dunia?


Maka berarti Dia punya rencana yang berbeda buat kita. Rencana yang mungkin memang buat kita lebih baik, meskipun beda dengan orang lain. Tidak semua orang baik buat jadi orang tua, kan? Aku  yakin kalau kita pasti bisa jadi orang tua yang baik. We’re a fast learner both of us. Akan ada seorang atau lebih anak yang bahagia memiliki kita sebagai orang tuanya, insya Allah. Tapi kalaupun tidak jadi orang tua, kita adalah pasangan yang sangat saling mencintai dan solid, kan?


Jadi mari kita biarkan Tuhan yang tentukan. Sambil tetap berusaha, meminta, berdoa. Sambil siapkan hati, buat apapun keputusannya Kalau memang belum waktunya, aku sama sekali tidak mau memaksa buat adopsi atau apalah. Kita keliling dunia berdua dulu saja. 


(oleh @nonatazya) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar