Selasa, 08 Februari 2011

Kehilangan. Kedatangan.

Sekali lagi aku menangis, kali ini aku berantakan. Sungguh berantakan. Langit sepertinya tau apa yang harus mereka perbuat, hujan deras. Kali ini mereka menutupi semua airmata dan suara tangisanku. Aku tak sanggup lagi jika mereka bertanya “Kenapa?”. Takkan ada suara gemetarku lagi. Takkan ada. Kali ini aku hanya bisa menangis dan berdoa.

Aku tau kau sangat terpukul dengan semua ini. Aku bermaksud untuk menghiburmu. Tapi tak bisa. Aku pun sama, aku lelaki ringkih kali ini. Ini kehilanganku yang paling berat. Rasa ini baru sekarang aku rasakan. Kehilangan jagoan kecilku, walaupun belum sempat bertemu. Rasa ini, aku tak tau harus menggambarkannya. Hanya airmataku yang bersungai. Aku tau kaupun begitu. Aku coba mengambil hikmah dari semua ini, Tuhan punya rencana lain yang lebih hebat untuk kita. Sayangku tunanganku, kuatlah. Mari kita perlahan bangkit, kita akan tetap bersama. Aku yakin itu. Kita akan bersama menjalani ini semua. Aku tak menyalahkanmu sayangku tunanganku, akupun bersalah tak menemanimu kemarin. Maafkan aku sebagai kekasih tak berguna yang jauh darimu. Hingga kini aku masih gemetar, gamang menerima kabar dari ibu. Lekas sembuh sayangku. Buka matamu, aku bisa lihat sisa-sisa airmatamu.

Jika kau baca surat ini, aku sedang pergi sebentar mengambil baju dirumah. Setibanya di bandara, aku langsung menuju kesini. Kau sedang tertidur di ranjang rumah sakit. Aku tak mau mengganggu istirahatmu. Semoga kehadiranku disisimu bisa sedikit membuatmu mengurangi rasa sakit kehilangan jagoan kecil kita. Aku sayang padamu. Mari kita jalani semua ini bersama

Kekasih yang akan menemanimu

Aulia.


---Oleh:



(diambil dari: www.auliasoemitro.wordpress.com )




note admin: surat Aulia Soemitro adalah surat bersambung, untuk lebih lengkapnya bisa mengunjungi:http://auliasoemitro.wordpress.com/category/30harimenulissuratcinta/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar