Minggu, 13 Februari 2011

Bloody Smile

Kepada seseorang yang terobsesi dengan canda dalam kegelapan: Panca Ardiansyah.

Ini khusus untukmu, Joker. Seseorang yang menyebalkan dan selalu kuhindari untuk kulihat dalam setiap film Batman. Senyuman serupa pelecehan kepada lawanmu yang selalu tegang sehingga kau meledeknya: “Why so serious?”

Hm, damn you! Dengan gaya yang membuatku selalu ingin meninjumu, kamu berhasil membuat karaktermu seolah nyata. Sepertinya begitu pula adanya dirimu di dunia nyata. Tetapi kuharap engkau tidak mati konyol sebagai Joker, hm?

Hey, itu khusus untuk pemeran Joker, ya? Nah, bagaimana dengan kamu, Panca? ;) Betapa kamu telah membuatku terkaget-kaget dengan avatarmu di twitter, ketika pertama kali kita berkenalan. Senyum misteriusmu serupa dengan karakter favoritmu, ternyata. *phewh*

Mengenalmu pertama kali di Rumah Damai Indonesia pada hari kopi darat yang diadakan oleh uni Fahira. Tetapi bukan berarti aku sudah menguntitmu di twitterland :D Justru aku mengetahui akunmu dari linimasa Awan. Saat itulah aku merasa ada yang tak biasa darimu.

Avatar Joker? Eh? Tetapi belum lagi hilang rasa terkejutku, kamu kembali membuatku terperangah dengan twit-twitmu tentang Lauhful Mahfudz. (Hey, kamu masih berhutang padaku diskusi tentang ini, Ca!)

Ternyata kamu adalah tukang curhat yang bawel ya? Aku membaca blogmu dan setiap postingan kautulis dengan lumayan panjang. Sampai berkeringat membacanya. (yeah, ini terlalu hiperbolis!) Seperti katamu bahwa kamu adalah orang yang sangat memperhatikan detail dan pengingat yang baik. Huft, kebalikan dariku yah?

Dari bio twittermu, kamu seorang yang sarkas dan kritis. Huh, satu lagi tentangmu yang membuatku menahan nafas. Kamu tidak seperti pria kebanyakan seusiamu. Yap, aku juga kaget ketika mengetahui usiamu yang sebenarnya.

Kamu kembali membuatku terkejut karena memiliki band dan membuatku berpikir, “Joker ini anak band juga ternyata!” :D Ditambah kamulah yang bersama Pungkas mengatur dan mengontrol TWITALK. Waduh, bateremu ini alkaline ya? :P

Aku ingat di linimasamu ada yang ‘mengkhawatirkan’ kegilaanmu terhadap Joker. Entah siapa. Dia mengingatkanmu agar tidak mati konyol sebagai Joker. Entah aku harus tertawa atau ikut prihatin. Tetapi kamu pasti hanya menjawab dengan menyebalkan, “Why so serious?” *sambit Panca pakai sumpit*

Masih banyak yang ingin kutulis di sini tentangmu. Tetapi masih ada hari esok untuk menemukan sesuatu yang baru darimu dan pastinya aku akan menuliskannya lagi untukmu.

Kini, berikan aku satu senyuman misteriusmu yang ternyata cukup manis itu. *gubrak*

Selamat malam selalu untukmu, Joker. Bukankah kamu menyatu dengan gelapnya langit?

~Depok, menjelang tengah malam~



---Oleh:


(diambil dari: www.romansapena.wordpress.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar