Selasa, 08 Februari 2011

Tuhanku, Yang Maha Cinta

Assalamu alaikum Ya Rabb, Ya Rahman Ya Rahiim.
Engkau adalah segala cinta. Aku mencintaimu dengan seluruh raga. Aku mengIMANimu dengan segenap jiwa, akal dan tingkah laku. Hingga aku mampu mencintai sesama, karenaMU. Aku menyayangi sesama karena inginMU. Aku mengasihi sesama, walau beda membatasi. Ya, sesuai ajaranmu, aku berbuat baik, dengan mencintai, menyayangi, mengasihi siapapun, walau beda kadang menghalangi. Tapi buatku beda bukan alasan untuk menghalalkan kebencian.

Aku mau cerita, tak penting sebenarnya, bukankah Engkau Maha Tahu, dan Maha Melihat.
Senin, Selasa, Nusantara kami berduka. 7 dan 8 Februari kami berkabung. Tangis dan darah tumpah disini. Hanya karena beda mereka tega. Orang-orang yang mengaku tentara-Mu, yang mengaku pembela-Mu, mereka berubah biadab, berubah menjadi iblis.

Mereka tega mebantai, tega merusak, membakar, mengamuk. Setan merasuk di kepala dan pikir. Aku malu Tuhan. Aku malu mengakui mereka saudaraku. Aku malu mengakui mereka bagian dariku. Boleh aku menganggap mereka iblis?.

Aku sedih dan benci Tuhan. Mereka meneriakkan namaMu. Pekik Allahu Akbar di nodai, dengan parang di tangan siap membantai. Mereka bersumpah atas namaMu tapi melakukan hal yang sangat kau laknat. Mereka mengaku umat-Mu tapi bertekuk lutut dalam kebencian. Padahal kebencian adalah musuhMu.

Bukankah Engkau Maha Rahiim, yang Penyayang. Yang cintamu begitu besar pada kami, hingga udara yang kami hirup tak perlu kami bayar.

Bukankah Engkau Maha Rahman, yang Pengasih. Yang kasihmu begitu besar, hingga hidup kami selalu di beri jalan, menuju kemudahan untuk mencapai kebahagiaan.

Kali ini di setiap sujudku, aku minta, aku mohon Ya Rabb. Berikan kami cinta. Isi hati kami dengan cinta. Berikan mereka-mereka yang berteriak marah sambil mengucap namamu, itu banyak cinta. Sangat banyak cinta. Hingga iblis dan setan di kepala mereka pergi. Hingga hati mereka berubah merah muda. Tak seperti sekarang berwarna hitam. Dibungkus kebencian dan dendam.

Aku tahu Tuhan, ini tak sopan. Aku tahu aku lancang. Tapi Tuhan, aku bosan melihat kesakitan, kepedihan, kesedihan, dimana darah dan airmata, bahkan nyawa manusia tak berarti lagi. Hingga, akhirnya aku berani menulis ini. Tolong, berikan banyak cinta untuk kami. Berikan bergunung-gunung cinta untuk mereka. Agar benci pergi. Agar marah hilang. Agar setan dan iblis ketakutan. Hanya itu,

Aku rindu Nusantara yang damai. Aku rindu Nusantara yang bersatu dalam perbedaan. Aku rindu saat semua penghuni nusantara berpegang tangan, hidup damai dalam harmoni. Aku rindu kami selalu menebar senyum untuk siapa saja. Bukan kami yang menatap penuh kebencian.
Maafkan sekali lagi Ya Rabb, atas kelancangan ini. Maafkan jika aku menuntut.

Dan akhirnya, sekali lagi aku mohon, Beri kami cinta. Bergunung-gunung cinta.
Biarkan awan yang berarak itu cinta. Biarkan langit yang menaungi kami itu cinta. Biarkan udara yang kami hirup ini cinta. Hingga akhirnya kami satu, dalam harmoni.
Aku pamit Tuhanku, Ya Rabb yang Maha Cinta.


Hambamu
(Yang memuliakan ajaran dan namaMu)


---Oleh:


(diambil dari: www.amaachmad.blogspot.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar