Minggu, 06 Februari 2011

(Biarkan) Mereka Cemburu

Jakarta, 6 Februari 2011.


Selamat malam, Senja.

Hari ini ada yang aneh, semesta seperti memusuhiku. Dia mengerutkan dahi saat melihat ku tertawa sepanjang hari. Awalnya aku binggung, kenapa mereka menjadi seperti itu? Apa salah ku? Apa karena belakangan ini aku sering tersenyum dan mengumbar tawa? Atau mereka memang jauh lebih senang jika aku terus menjadi ‘Si Sedih’ ? Aneh! Sungguh aneh, sampai-sampai aku berfikir Semesta cemburu, dia cemburu, mereka cemburu. Cemburu melihat senyum ku merekah diantara pipiku yang merona jingga.

Senja, tadinya aku sempat marah dan sedih melihat perlakuan mereka, semuanya mengutuk surat-surat ku, mereka bilang aku munafik, mereka bilang kata-kata cinta tidak pantas kueja, aku sudah ditakdirkan menjadi ‘Si Sedih’, itu yang aku dengar. Tapi semuanya tidak lama, lagi-lagi suara mu membuyarkan kesedihanku.

Malam ini aku bahagia.. tidak menyangka Hujan benar-benar membacakan surat ku untuk mu. Dan surat ku menjadi sempurna, saat kamu memaknainya sebagai cinta, sekarang aku bangga menyebut surat-suratku sebagai Surat Cinta.

Kamu, masih saja sama.. masih menjadi kutukan kebahagiaanku, atau mungkin kamu adalah karma terindah yang pernah Tuhan jatuhi dihidupku? Tidak, tidak lagi sekedar sosok nyatamu, ini gila..aku tersenyum menikmati kecemburuan dunia hanya dengan mendengar suaramu..

Senja..seperti katamu, “peduli apa dengan mereka? Mereka tidak mengenal kita, mereka tidak tau apa yang sedang kita lalui, biarkan saja mereka cemburu, dan mari buat mereka lebih cemburu lagi, makin cemburu melihat kita mengumbar tawa bahagia.”

Senja..Aku bahagia! Aku tidak peduli 1000 kutukan semesta menyerbuku, tidak sama sekali, selama disini tetap ada kamu. Ada suara mu yang selalu menutup hariku dengan senyum, ada hadirmu dimimpiku yang melahirkan bahagia ditiap pagi menyapa. Terima kasih Senja.. Terima kasih kebahagianku, mari..kita buat mereka cemburu dengan pertemanan romantis kita.


Kamu ingat kutipan dari film kesukaan kita? Mozart And The Whale movie (2005)

Isabelle Sorenson:
Be my friend Donald, be my best friend, please, because I really need you. I always felt like you wanted us to get married or something.
Donald Morton:
I never said that.
Isabelle Sorenson:
Not with words. But instead of that, do you want to just be my friend?
Donald Morton:
Without the sex?
Isabelle Sorenson:
Without the pressure. Do you want it?

……… silent…………

Donald Morton :
Yes. Of course.
Isabelle Sorenson:
Great. Because friendship is all i have to give.

Saat ini, aku ingin seperti Donald dan Isabelle. :)

E

——————————-

“Cause sometimes it seems, like this world’s closing in on me, and there’s no way of breaking free. And then I see you reach for me.

Sometimes I wanna give up, I wanna give in, I wanna quit the fight, and then I see you, baby.. and everything’s alright, everything’s alrigh.

When I see you smile, I can face the world, you know I can do anything. When I see you smile, I see a ray of light, I see it shining right through the rain. When I see you smile. Baby when I see you smile at me”


PS: Untuk saat ini dikepalaku, aku ganti kata ‘Senyum’ dilirik lagu diatas dengan ‘Suara’, ya..karena saat ini mendengar suaramu adalah caraku melihat senyummu, untuk sementara.

#NowPlaying Bad English -When I See You Smile-


---Oleh:


(diambil dari: www.sisayappatah.tumblr.com )



note admin: Surat adalah surat bersambung mulai dari suratnya yang berjudul "Hujan, Senja, Malaikat, Kopi", (sekarang sudah surat ke- 9 ) jika ingin mendapatkan cerita lengkapnya silahkan mampir ke www.sisayappatah.tumblr.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar