–Their Fairy Tale, Chapter 2.5–
Dear Abeen,
Hmm.. Sebenernya gue ngga kepikiran loh sama Little Red Riding Hood. Pinter juga ya tebakan lo. Yaah males ah kalo udah ngga orisinil gini hahaha.. Should we drop this silly project?
Teruussss.. The princess is an albino? How dare you! Kesannya kok jadi gue tokoh utamanya huuuu.. Eh emang kulit gue “sepucat rembulan” ya hahaha.. Berambut perak? You’ve got a unique way to describe colorless people like me.
Gue ngga akan pernah lupa kata-kata pertama lo pas kenalan sama gue:
Gue: “Hello, I’m Xy. How are you?”
Lo: “OMG.. You’re so otherworldly.”
Ngga pernah ada orang yang sejujur lo pas pertama kali kenalan sama gue. Mereka cuma bisa ngeliatin gue, ngeliatin biji mata gue yang merah (plus kacamata tebal gue tentunya), kulit pucet gue yang gampang kebakar sinar matahari dan rambut gue yang putih terang kayak di-bleaching. Lalu mereka mencoba tersenyum ramah sambil pura-pura gue ini berkulit sawo matang seperti orang Indonesia kebanyakan. Gue akan lebih suka kalo mereka berkomentar mengenai keadaan gue daripada pura-pura ngga ada apa-apa dengan ‘warna’ gue.
Otherworldy. Entah kenapa itu kata yang lo pilih untuk menggambarkan gue. Orang lain akan nyebut gue ‘berbeda’ kalo mereka berusaha sopan, atau ‘aneh’ kalo mereka termasuk tipe yang kurang ajar. Atau di Afrika, gue ini ‘terkutuk’ dan badan gue diburu n dijual untuk dipotong-potong dimakan karena dianggap bisa nyembuhin penyakit. Did you read the news about recent killing of a 10 years old albino girl in Tanzania? Cruel.
Anyway, there’s no need to talk about me here. Gue coba lanjutin fairy tale kita ya. Meskipun entah kenapa kok gue tiba-tiba ngga napsu nerusin lagi gara-gara mirip Little Red Riding Hood :/
Dua orang itu, putri raja dan salah seorang prajurit terbaiknya, mulai menelusuri hutan yang makin lama semakin tebal dan menandakan mereka semakin jauh meninggalkan istana.
Tak butuh waktu lama bagi si prajurit untuk mengenali si gadis berjubah merah. Ia langsung berlutut, mengucapkan salam, memperkenalkan diri lalu mencium punggung tangan tuan putrinya.
Prajurit itu berperawakan sedang, lebih tinggi sedikit dari si gadis berjubah merah dan berambut lurus berwarna kecoklatan. Ia tampak tidak tenang, berjuta pertanyaan merayap di celah-celah otaknya. Mengapa ada tuan putri di sini? Mengapa raja membiarkan ia pergi? Mengapa ia–
Berbagai pertanyaan yang berlarian di kepalanya mendadak buyar ketika sang putri melantunkan suatu nyanyian yang terdengar sangat akrab di telinganya. Sebuah lagu anak-anak yang sering dinyanyikan saat mereka mendengarkan dongeng mengenai pohon keramat.
Gemerisik daun mengantarkan bisikan tak bernyawa~
Bayangan hitam pohon agung, pantulan dari yang tidak hidup~
Akarmu adalah kesemestaan abadi~
Prajurit itu tanpa sadar melanjutkan nyanyian itu.
Rantingmu membuahkan kekayaan fana dan baka~
Angin yang menelusuri pucuk demi pucuk daunmu~
Adalah undangan untuk turut serta ke tempat semu tanpa derita~
Gadis berjubah merah itu tersenyum, lalu ia memulai kisahnya.
Lagu itu bukanlah sekedar lagu anak-anak. Sebenarnya lagu itu adalah lagu sakral yang dinyanyikan rakyat zaman dahulu kala di setiap ritual pemujaan. Tapi sejak wilayah mereka terpecah-pecah, dan pohon keramat menjadi obyek perburuan banyak orang, ritual-ritual dihapuskan sehingga lagu itu perlahan mulai menghilang dan tak pernah digunakan lagi.
Namun ternyata, diam-diam rakyat di negeri ini berusaha mewariskan lagu suci itu pada anak-anak mereka. Setiap malam orang tua mereka mendendangkan lagu suci itu sebagai pengantar tidur. Sampai saat ini, kebiasaan itu tetap berlangsung dan anak-anak masih sering bermain sambil menyenandungkan lagu itu. Namun yang mengetahui keseluruhan lirik lagu itu hanyalah mereka yang memiliki darah murni keturunan raja.
Seketika semuanya menjadi jelas bagi si prajurit. Perjalanan ini, sikap raja yang selalu gelisah, keberangkatan tuan putri, pohon keramat itu… Seketika itu pula ia menyesal menjadi yang terbaik di depan raja.
Hmm.. I think that’s it for today. Ngantuk nih. Besok lanjutin lagi ya, bikin yang seruuu.. Sebel neh gara-gara mirip Little Red Riding Hood.
Good night!
Xy
P.S. Jangan lupa minum vitamin ya, biar ngga sakit. Jangan sampe kayak waktu itu >:E
---Oleh: audrymelissa
(diambil dari: www.somniamemorias.com )

Tidak ada komentar:
Posting Komentar