Senin, 07 Februari 2011

Untuk Lelaki Kemarin

Dear kamu,
Apa kabarmu?.
Maaf jika aku lancang. Aku melihatmu disini. Di cafe tempatku selalu menghabiskan senja milikku. Setiap hari hampir tiga bulan ini kamu disitu. Duduk di meja yang sama. Dengan posisi yang sama, menatap lurus ke pintu cafe. Wajahmu juga kadang-kadang tertunduk. Dari sikapmu, aku tahu kamu menunggu seseorang. Aku tahu orang itu pasti istimewa. Bagaimana tidak, setiap hari kamu datang. Setiap hari kamu melihat ke arah yang sama. Ah, aku jadi penasaran.
Jadilah aku bertanya-tanya pada yang lain, siapa kamu, dimana alamatmu dan sebagainya...
Ternyata mereka mengenalmu, para pelayan di cafe itu. Mereka bilang, kamu lelaki yang sedang menunggu seorang perempuan. Perempuan milikmu. Pacarmu. Yang sudah tiga bulan kau tunggu, tapi tak pernah datang.
Dan aku mulai menikmati keberadaanmu di cafe ini. Melihat wajah tampanmu disana. Melihat caramu duduk, sambil sesekali tunduk lalu melihat lagi ke pintu. Ah, rasanya aku menyukaimu. Aku tahu kamu setia. Tiga bulan menunggu kamu tak juga surut.
Dan senjaku jadi lebih indah. Ketika ada kamu duduk di sana. di tempat favoritmu.
Aku memanggilmu lelaki kemarin, karena tak tahu siapa namamu. Aku juga takut bertanya. Takut kamu pergi dan tak datang lagi di sini. Oh ya, sesekali bailkkan badanmu ke belakang. Ada aku disana, duduk di meja yang selalu sama setiap harinya. Di samping jendela. Lihat aku...lalu bolehkah setelahnya kita kenalan?.
Mungkin aku bisa menemanimu duduk di tempat favoritmu. Kita bisa jadi teman. Dan jika itu terjadi, senja milikmu pasti tak akan lagi sendu. Ada aku yang selalu datang. Yang selalu kau bisa lihat masuk dari pintu tempat pandanganmu terpaku.
Aku tahu Dia mungkin tak terganti. Tapi aku ingin, penantianmu tak sia-sia. Karena ada aku yang akan selalu masuk melewati pintu itu, mendatangi mejamu, hingga senja kita lepas dengan tawa bahagia.

Dariku.
Perempuan di belakangmu.


---Oleh:


(diambil dari: www.maachmad.blogspot.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar