Mas,
Kamu terus diam. Aku hampir gila. Dalam 24 jam, cuma beberapa jam waktuku yang terlewati tanpa tangis.
Aku mungkin rapuh, tapi bukan berarti kau sentuh sedikit aku jatuh. Aku lebih kuat dari yang kau pikir, Mas. Tangisku ini bukan tanda kelemahan. Ini cuma satu bentuk emosiku saja yang tumpah tidak tertahan.
Aku kaget bercampur sedih, kecewa, juga marah ketika membaca pesan singkatmu tadi pagi. Aku tak pernah menyangka pikiran seperti itu bersarang di benakmu. Tak pernah setitik pun aku berpikir buruk tentangmu. Aku sangat memujamu, Mas. Tidak kau sadarikah itu?
Aku sayang kamu, Mas. Tapi, cukupkah ini buatmu?
(dikirim oleh @yoand di http://mungkinpuisi.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar