Rabu, 02 Februari 2011

Terus Merindu

Kepada kamu si penerus rasa rindu.

Aku yakin, semakin kau sering menerima suratku, semakin kau tenang membuka dan membaca surat ini.
Kau juga semakin lebih mengerti bagaimana cara membaca sambil meresapinya.
Tapi apakah kau semakin lebih merasakan jika aku sangat ingin sekali bertemu denganmu?
Aku harap kau semakin mengerti.

Ada yang menarik ketika aku menulis surat ini.
Sebuah taman kantorku dimana ada dua buah bangku kosong dan sebuah meja disitu.
Hening.
Hanya suara desisan angin yang membisik ke telinga sehingga aku terbawa suasana.

Tiba - tiba suasana seperti itu berhenti ketika ada setitik air hujan jatuh di bangku taman.
Reruntuhan air pembawa berkah itu ingin mengisi bangku kosong itu dan berbicang - bincang satu sama lain.
Tujuh ekor kelinci milik penjaga kantorku ini berlari - lari dari tengah rerumputan hijau di taman.
Kelinci - kelinci itu tidak ingin menghalangi rerumputan yang haus akan nutrisi dari air pembawa berkah itu untuk cadangan makanan para kelinci itu esok hari.

Beberapa lama kemudian banyak katak melompat - lompat menyanyikan lagu kebahagiaan akan hujan.
Merdu sekali nyanyiannya.
Hampir aku seperti para kelinci itu, tertidur.

Aku selalu dalam suasana yang tidak biasa di tiap kali ku menulis surat untukmu.
Seindah inikah suasana rindu kita berdua?
Aku sangat menunggu suasana pada saat kita bertemu dan pastinya dengan suasana yang lebih indah.
Pasti keindahan itu sangatlah menggiurkan bagi semua orang.

Kamu,
Tunggu sampai suratku selanjutnya tiba.
Aku selalu mengawasimu di tiap surat yang aku kirim.

Sampai bertemu dengan aku yang terus merindu.



---Oleh:



(diambil dari: www.crezative.tumblr.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar