Dear tahun kelinci emas,
Happy Chinese New Year!
Aku nggak merayakan tahun baru cina, sih. Tapi setiap imlek selalu ada kenangan yang indah. Dulu aku sekolah di sekolah yang mayoritas muridnya adalah chinese. Aku yang bukan chinese tapi bermata sipit dan berkulit putih pun dikira chinese. Setiap imlek, mereka selalu tanya ke aku, kamu dapat berapa banyak kemarin? Entah kenapa sebagai anak kecil, aku nggak sanggup berbeda dengan mereka. Aku pun berpura-pura menjadi chinese dan bilang, “Aku dapet sekian juta”, sambil menggigit bibir. Sehabis imlek, mereka pasti punya barang-barang baru yang lucu, sedangkan aku nggak. Tapi aku selalu senang setiap imlek karena sekolahku libur.
Aku nggak merayakan tahun baru cina, sih. Tapi setiap imlek selalu ada kenangan yang indah. Dulu aku sekolah di sekolah yang mayoritas muridnya adalah chinese. Aku yang bukan chinese tapi bermata sipit dan berkulit putih pun dikira chinese. Setiap imlek, mereka selalu tanya ke aku, kamu dapat berapa banyak kemarin? Entah kenapa sebagai anak kecil, aku nggak sanggup berbeda dengan mereka. Aku pun berpura-pura menjadi chinese dan bilang, “Aku dapet sekian juta”, sambil menggigit bibir. Sehabis imlek, mereka pasti punya barang-barang baru yang lucu, sedangkan aku nggak. Tapi aku selalu senang setiap imlek karena sekolahku libur.
Semakin aku besar, masih tetap banyak yang menyangka aku chinese. Mataku emang sipit, mau diapain lagi. Jafi setiap imlek, tetap banyak yang mengucapkan selamat kepadaku. Kali ini aku cuma terkekeh aja. Aku justru bangga karena punya wajah yang oriental. Sambil tetap ngarep ada yang salah mengira dan memberikan aku ang pao. Hihihi.
Setiap imlek, aku juga selalu muter-muter mall melihat keramaian yang ada. Pastinya aku memakai baju merah. Biar dikira chinese, sih. Seru aja berbaur dengan mereka yang merayakan. Nggak ada pembatas, nggak ada sukuisme. Aku suka.
Dear tahun baru,
Walaupun tahun ini hujannya cuma gerimis, tapi aku percaya tahun ini berkatnya nggak habis-habis. Keberuntungan itu di tangan Tuhan kan, bukan di tangan hujan. Nah, sekarang mari kita lompat-lompat dari satu keberuntungan ke keberuntungan lainnya. Yihaaa!
Walaupun tahun ini hujannya cuma gerimis, tapi aku percaya tahun ini berkatnya nggak habis-habis. Keberuntungan itu di tangan Tuhan kan, bukan di tangan hujan. Nah, sekarang mari kita lompat-lompat dari satu keberuntungan ke keberuntungan lainnya. Yihaaa!
Salam imlek,
Si gadis bermata sipit.
Si gadis bermata sipit.
(oleh @naomitobing)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar