Dear God,
Aku berterimakasih padaMu. Untuk semua yang terjadi & akan terjadi. Untuk semua pelajaran yang tiada bandingnya, walaupun aku masih 13 tahun.
Terimakasih untuk setiap penyertaannya, yang tak pernah membiarkanku celaka. Kalaupun ada masalah yang Kau ijinkan untuk terjadi di hidupku, penyertaanMu selalu denganku. Rasanya kita selalu menempel, tapi kadang aku suka lari.
Maafkan aku, saat aku lari dariMu & lebih memilih hal yang lainnya. Aku terlalu membuatMu kecewa, tapi kenapa Engkau tetap mengasihiku? Oh Tuhan, ajari aku supaya bisa seperti itu. Tetap setia walau dia lari dariku. Tetap menjadi teman yang baik buatnya.
Oh ya, terimakasih untuk kehadiran mereka di tahun-tahun yang sulit ini. Terimakasih buat mereka yang Engkau kirim, untuk membuatku lebih sabar dari biasanya. Terimakasih penyertaanMu di waktu-waktu yang kami lalui bersama. Untuk setiap hujan berkat dariMu, walau kadang aku meninggalkanMu.
Terimakasih untuk pelajaran hidup yang kami cerna bersama, kalau bukan karena Engkau, Tuhan.. Aku tak mungkin bisa menjadi seperti sekarang ini. Terimakasih untuk setiap proses pendewasaan yang sedang kami lalui sekarang. Aku tidak akan memintanya menjadi mudah, setelah tau Kau tak akan mengabulkannya. Aku hanya ingin minta kekuatan, yang Kau janjikan itu. Dan Kau selalu memberikannya. Bahkan dengan bonus. Kekuatan, penyertaanMu yang 24/7, dan berkat-berkat yang melimpah.
Engkau selalu menepati janjiMu. Tak dapat dipercaya, bahkan untuk aku yang kadang kala suka melupakanMu, Engkau selalu memberi lebih.
Padahal Engkau tak pernah memintaku apapun. Engkau hanya ingin aku menjadi sepertiMu. Untuk ukuran Bapa-anak seperti kita, apakah itu tidak mungkin? Bukankah harusnya aku terbiasa?
Tapi, aku suka meninggalkanMu, Tuhan. Aku berkata aku tidak tahan pada prosesnya. Padahal, saat Kau disalib, itu jauh lebih sakit. Satu hal lagi tentangMu, Bapa. Engkau tidak egois.
Betapa Engkau tidak memikirkan diri sendiri, tidak seperti anakMu ini. Kadang aku susah sekali untuk lebih memikirkan orang lain daripada diriku sendiri, tapi Engkau tetap membiarkanku hidup untuk orang lain sampai hari ini. Dan setiap nafasku adalah anugerahMu yang terbesar. Engkau tetap mengizinkanku untuk belajar lebih, dan lebih lagi dalamMu. Belajar untuk tidak egois.
Bapa, terimakasih untuk pelajarannya waktu itu. Soal melepas apa yang jadi hakku. Aku sadar, aku ini pelayanMu. Bukannya butuh dimengerti, tapi aku harus bisa mengerti orang lain. Melepaskan hal-hal duniawi yang ada padaku, walau aku punya hak untuk merasakan itu semua.
Ajari aku, Bapa. Aku mau melepaskan setiap hakku dan berbalik padaMu. Menjadi perpanjangan tanganMu di generasi ini.
3 things: I love You, I love You, I love YOU.
I can never be able to thank You enough.
Umm.. What’s Your next plan(s)?
Sincerely yours,
A.
(oleh @cleamani)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar