Kepada Yth Para Calon Pemimpin Pulau Nias 5thn Kedepan
Bapak-bapak dan Ibu calon pemimpin Nias, tadi pagi saya baru saja menerima kartu pemilih saya setelah 11 tahun saya mendapatkan hak pilih saya. Iya pak-bu, baru kali ini saya punya kartu pemilih dan baru pemilihan daerah saja, ga papa, maklum baru xixixi. Jadi siapa yang ada di kursi pimpinan di Indonesia ini, mulai dari pusat hingga ke daerah, saya ga ikutan milih mereka lho, jadi saya ga komplen sama mereka. Kalo suara saya dihitung dalam pemilihan-pemilihan sebelumnya, maafkan....itu bukan saya, pasti itu saya versi jadi-jadian.
Karena saya sudah dapat kartu pilih, maka saya mau bersuara dikit, dikit saja koq pak-bu. Jangan marah ato tersinggung ya.
Bapak-bapak dan Ibu yang tidak saya kenal dan tidak mengenal saya, terima kasih sudah mencalonkan diri anda sebagai pemimpin Pulau Nias 5 tahun mendatang. Kampanye dari bapak-ibu satupun tidak saya ikut, bukan karena saya benci ato tidak peduli pada bapak ibu ato tidak peduli nias, tapi karena saya sibuk di toko saya.
Kalo saya sampe tutup toko karena ikutan kampanye, lalu siapa yang akan jualan beras,gula,tepung, roti,dan bahan sembako lainnya untuk rakyat Nias? Saya khan harus mendukung perputaran roda ekonomi Nias dengan toko saya, dan memperhatikan kelangsungan hidup warga nias.
Mungkin saya berlebihan dalam kapasitas saya sebagai rakyat biasa di pulau ini, tapi dengan kapasitas saya sebagai rakyat biasa yang kecil setidaknya saya memperhatikan kehidupan orang lain bukan diri saya sendiri,bukan perut saya atau kantong saya.
Weitss...pak-bu, kenapa keningnya berkerut? Jangan geram...belum selesai pak suratnya. Baca lagi yukk...
Pikiran saya sederhana pak-bu, tangan-otak dan hati nurani yang diberi Tuhan kepada saya ini secara gratis, saya gunakan untuk tidak merugikan orang lain, tidak hanya untuk mengenyangkan hawa nafsu saya sebagai manusia tapi membantu orang lain meskipun efeknya tidak bombastis, dramatis dan sprektakuler.
Kembali ke soal 5 tahun ke depan, Bapak-Ibu yang mencalonkan diri sebagai pemimpin Nias. Seperti normalnya kampanye, semua berseru tentang kehebatan,kelebihan,keistimewaan, hingga backing masing-masing baik partai maupun individu. Lalu saya bertanya kenapa tidak ada yang menyerukan kelemahan ya?
Ketika melamar kerja ke perusahaan, sang pewawancara pun menanyakan kelebihan dan kelemahan saya. Lalu kenapa tidak ada yang memaparkan kelemahannya? Anda semua khan sedang melamar pada kami rakyatmu dan saat ini rakyatmu yang menjadi pewawanacara. Apa takut kelemahan itu menjadi bumerang bagi anda saat kampanye dan dikemudian hari? Ahk saya juga tidak tahu. Lupakanlah
Sapa yang akan saya pilih dari anda semua ya? Sampai detik ini saya tidak tahu harus memilih siapa dia antara anda semua. Bukan karena saya ga kenal anda, bukan karena tidak sreg dengan anda, bukan karena saya tidak menerima apapun dari anda, bukan karena anda pernah menyakiti atau mempersulit saya, bukan karena anda tidak ganteng atau cantik, bukan karena anda tidak seagama dengan saya, bukan karena suara anda tidak cihuy, bukan karena anda ga ngeluarin album lagu, bukan karena anda tidak melambaikan tangan atau menyapa saya di jalan, bukan karena anda tidak belanja di toko saya atau sanggulan di salon saya. Bukan karena itu semua.
Tapi karena saya tidak yakin pada anda, tidak yakin bahwa anda semua jika terpilih nanti akan melakukan apa yang anda janjikan dulu.
Tidak yakin bahwa kepentingan rakyat yang anda utamakan diatas kepentingan anda dan golongan anda.
Tidak yakin bahwa anda tidak akan KKN.
Tidak yakin bahwa anda akan memperhatikan kami yang minoritas.
Tidak yakin bahwa kami yang minoritas ini akan diperlakukan adil dan sama dgn mayoritas.
Tidak yakin anda akan takut pada Tuhan dibandingkan takut dimusuhi genk anda.
Maaf, sekali lagi maaf jika saya meragukan anda semua. Saya mempercayai naluri, mata dan mata hati saya yang tidak bisa saya jelaskan kenapa saya tidak yakin pada anda (nanti saya dihilangkan dari indonesia jika anda tau kenapa saya tidak yakin). Saya bertanya pada hati nurani saya yang paling dalam, dan saya tidak menemukan jawaban siapa yang akan saya pilih untuk menjadi pemimpin saya untuk 5 tahun mendatang.
Memang betul bahwa semua janji,program yang bapak-ibu canangkan dan koarkan dalam kampanye tidak akan pernah terbukti dan teruji jika bapak-ibu tidak menjadi pemimpin. Tapi bagaimana kami percaya pada anda semua jika dalam masa kampanyepun anda saling menjelekkan, bermain uang, kedip mata dan salam tempel asal didukung, anda membagikan sumbangan anda untuk kaum papa dengan balasan anda minta dicontreng. Bagaimana kami yakin anda bersih, bertanggungjawab dan patut kami contreng, jika sebelum menjabat saja anda sudah pake pesan sponsor, minta balasan, apalagi nanti ketika anda menjabat. Ahk mungkin saya naif dengan meyamaratakan anda semua dan memaparkan ini itu yang belum terbukti.
Pak-Ibu, saya belum tentu tidak milih koq, sapa tau nanti malam atau besok pagi Tuhan berbisik pada saya sapa yang harus saya contreng maka saya akan memilih pak,menggunakan hak pilih saya dengan baik dan benar. Tenang pak, saya ga akan meracuni teman saya ato siapapun untuk seperti saya, meragu. Mereka khan sudah besar dan dewasa, sudah bisa memilih dengan hati nurani, bisa mengesampingkan pesan sponsor atau rasa tak enak itu demi masa depan Nias 5 tahun mendatang.
Jadi kalo nanti saya tidak menggunakan hak suara saya, tolong pak-ibu, tolong banget untuk tidak menyulap suara saya ya, karena bapak-ibu khan pemimpin bukan tukang sulap (kalo tukang sulap, saya milih Deddy Corbuzie dibanding anda) dan karena suara saya sekarang sedang serak-serak becek :)
Woke pak-bu, sekian dulu surat dari rakyatmu ini. Semoga bapak-ibu yang terpilih tidak melupakan program dan janji-janji anda ketika kampanye dan artinya kekhawatiran saya hanya bunga tidur saja. Semoga pajak yang saya bayar bisa berguna bagi kami rakyatmu bukan dirimu dan golonganmu, apalagi sekarang kuenya dibagi rame-rame dari 1 pulau dengan 1 kabupaten dan belasan kecamatan dinaunginya sekarang menjadi 1 pulau dengan 4kabupaten 1kota madya dan belasan kecamatan. Ga papa pak-bu kalo kuasanya berkurang yang penting kuasanya khan tetap ada toh.
Terakhir bapak dan Ibu yang akan memimpin Nias 5 tahun ke depan...selamat berjuang dan bekerja dengan baik demi Nias yang lebih baik lagi.
---Oleh: herlin_adeline
(diambil dari: www.angtingtangtintung.blogspot.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar