Selamat malam, Bebo….
Malam ini kita nonton lagi DEXTER! Ha! Even someone who thinks of himself as a monster need a companion
Hari ini melelahkan… Kelamaan di “kantor” karna antrian yang gila di awal bulan, dan hujan yang tidak juga berhenti dari sore tadi. Jas hujan masih ketinggalan di penjahit, which Alhamdulillah its not gone jadi terpaksa menerobos hujan dan berbasah ria demi bisa pulang secepatnya.
Lelah sekali aku hari ini. Tapi kau sudah membuat hatiku hangat, hingga sedingin apapun, tidak bisa buat tidak senang dan merasa nyaman hari ini. Terima kasih kau sudah membalas suratku tadi malam. Menjawab apa yang jadi pertanyaan dan sangat mengusik. Menenangkan kembali perasaan yang sempat penuh dengan rasa tidak bernama.
Seorang teman bertanya, kenapa aku membuat surat cinta? Apa hanya karna ikutan program menulis surat cinta? Ah, tidak juga… Mereka akhirnya membuat ketentuan-ketentuan menulis harus pada siapa pada hari-hari apa yang sama sekali tidak kupenuhi. Aku ingin ini jadi proyekku sendiri. Menulis padamu. 30 hari. 30 rasa berbeda. 30 hal yang tidak terucapkan, entah sebenarnya kenapa.
Betapa sering aku mengagungkan yang namanya “komunikasi” dalam sebuah hubungan. Segala perasaan jangan sampai ada yang terpendam, harus buat terucapkan. Tapi memang, mana mungkin sih semudah demikian? Kau tau sendiri, saat kesal aku berubah jadi perempuan menyebalkan yang diam seribu bahasa dan memandang suaminya dengan penuh amarah hahaha. Bitchen me :p Something are easier to be written than spoken.
Diingat-ingat, bukan kali ini saja ah, aku menulis surat kepadamu. Mulai dari pacaran dulu, saat berencana menikah, hingga setelah menikahpun, aku sudah pernah tulis beberapa email atau pun message di Facebook buatmu, kan? Bahkan saat aku keluar rumah dengan marah karna kesal karena sesuatu yang aku sudah lupa apa, yang kulakukan adalah menulis message buat kau baca dan tau aku kesal kenapa begitu duduk nyaman di angkot. Ha!
Yes, I chickened out many times. Aku tidak bisa mengungkapkan banyak hal secara langsung. I know you hate that. But atleast I always try. With my own ways. Blog about it, sending an email, PINGed your BBM. Banyak hal yang pada akhirnya ingin sekali buat kukatakan, hanya bisa terungkap lewat email karena aku sama sekali tidak punya nyali buat bicara langsung padamu. Atau kadang yang terjadi adalah, betapa banyak kalimat yang berlari-lari di kepala saat aku menatap matamu penuh marah, tapi tidak ada kata yang terucap sama sekali buat kau dengar. Padahal kau sendiri pasti bisa tau, saat diam, pikiranku tidak pernah ikut diam dan tenang. Maka aku butuh buat menuliskannya. Aku butuh buat mengungkapkan semuanya, bagaimanapun caranya.
Kau juga kadang menulis padaku. Surat cinta yang selalu saja membuatku merasa entah sedih, entah terharu, entah bahagia tiap membacanya. Yang aku tau, semua yang kau tulis, selalu saja langsung kena ke hatiku. Kau penggombal terbaik yang pernah kutemui. Kau penulis surat cinta, yang bahkan bisa menyaingi muluknya jalinan kata yang kurangkai. Tapi aku tau, semuanya asalnya dari hati, menuju satu hati, antara kita. Karena begitu juga semua kata yang terangkai lewat tulisan ini. Hanya buat hatimu, dari hatiku.
Banyak yang menganggap tidak perlu juga segalanya dibahas, diungkap, dikatakan, diingat, diucap. Tapi aku ingin selalu kau dan aku sama-sama tau bila ada sesuatu. Lagipula, komunikasi yang katanya kunci antara dua hati, kan?
So here I am, communicating to you. Not just writing and bullshitting. I am pouring my heart into words. For you to be read. You can either write back, or say it right to my face. Cause for someone so cute like you, sometimes you’ve got so much bigger guts than I do
So in the future…
If I don’t say it, read it
(oleh @nonatazya di http://natazya.wordpress.com/2011/02/01/read-me/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar