Minggu, 06 Februari 2011

Untuk Lelaki Terhebat

Untuk mu yang selalu mengucap namaku seperti karya…
Kunobatkan kau menjadi yang terhebat dalam hidupku, karena ya, kamu lelaki pertama yang kukenal dalam hidupku. Lelaki pertama yang kulafalkan dalam lidahku. Lelaki pertama yang kulihat tersenyum untukku, lelaki pertama yang menangis untukku juga
Dan karena kamu yang mengajarkan banyak pertama untukku, yang pertama kali mendongengkan hans and gretel, yang pertama kali membawaku ke toko buku dan mengenalkanku pada baca dan tulis. Lelaki pertama yang kupeluk saat aku dibonceng di motor, lelaki pertama yang kukenal dapat menulis puisi
Kamu lelaki pertama yang mengajari melangkah secara mantap dan berani untuk menjalani hidup , yang juga pertama kali merengkuhku jika terjatuh. Lelaki pertama yang mau menggendongku sampai keruang dokter saat aku sakit. Yang berusaha tak menangis saat aku mengejar cita-cita di tempat jauh.
Kau yang sering kubanggakan didepan teman-temanku. Kau gagah dan punya blackbelt sehingga tak ada bocah yang berani macam-macam padaku J. Kau pandai dan punya cumlaude sehingga selalu kau sampirkan dalam setiap nasehat untuk kuikuti L. Kau bisa bermain gitar dan punya sense of music tetapi hanya sedikit yang kumengerti -.-.
Ada saatnya kau memarahiku jika aku salah. Ada saatnya kau memarahiku karena hal yang tak kumengerti lalu kita berselisih paham. Sebenarnya darimu juga menular padaku semua keras kepala, tak mau kalah, hemat, belum lagi beberapa pendirianmu yang ketinggalan zaman. Secara tak langsung kau yang menyadarkanku bahwa manusia tidak sempurna. Karena itu maafkan aku kalau masih sering mengecawakanmu, aku janji untuk menjadi lebih baik lagi. Karena sepertimu padaku, aku juga tak bisa melihatmu sedih dan kecewa.
Tetapi cuma kau yang rela tinggal nun jauh disana, sendirian. Hanya agar aku lebih berpendidikan, dan perutku tak kosong setiap malam. Dulu kita sering berkeliling supermarket, dan kau sangat betah berlama-lama di counter elektronik. Menatap rindu pada benda-benda menarik itu, lalu sekejap menarik nafas, memejamkan mata lalu lanjut berjalan. Dulu aku tak mengerti, tapi sekarang mungkin bisa diartikan ‘lebih baik digunakan untuk biaya sekolah dan lainnya’. Kamu, lelaki pertama yang memperjuangkan segalanya untukku, dan merupakkan patokan yang sangat tinggi untuk lelaki-lelaki lain masuk dalam hidupku.
Yang bijak, berpikir panjang, dan tabah, yang mengenalkanku pada penciptaku. Yang menguntai namaku dalam doamu.
Untukmu Bapak, lelaki terhebat dalam hidupku. Sehatlah selalu, jangan banyak makan daging dan minyak, tersenyumlah apapun kondisi yang terjadi, bahagialah karena aku juga mencoba bahagia disini. Dan semoga Tuhan selalu besertamu


Ttd, putrimu


(oleh @oryzanikita) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar