Dear Nisfia Arieska di Surga,
Sosokmu yang hangat dan mudah tersenyum membuat orang tidak akan lupa siapa kamu. Saya dan kamu tidak berteman dekat, bahkan hanya sebatas bertegur sapa saja setiap berpapasan. Tiga tahun berada dalam satu lingkungan sekolah cukup menorehkan kenangan untuk saya. Saya memang bukan salah satu dari sekian banyak sahabatmu. Saya juga tidak mengenal dekat sosokmu. Namun, ketika saya dengar kamu terbaring sakit di sebuah rumah sakit swasta di Bandung. Hati saya sontak kaget. Sedih. Simpati.
Penyakitmu juga ternyata bukan penyakit biasa. Paroxysmal Nocturnal Hemoglobinuria nama penyakit yang bersarang di tubuhmu. Terakhir bertemu denganmu ketika malam promnight 09 Juli 2005, 4 tahun yang lalu. Setelah itu saya tidak pernah bertemu denganmu sama sekali.
Sabtu tanggal 15 Agustus 2009, saya dan kedua orang sahabat saya berniat menjengukmu. Namun ada kabar, bahwa kamu tidak bisa dijenguk karena sedang ada di ruang ICU. Pembengkakan Paru-Paru. Saya hanya bisa berdoa, semoga kamu diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi penyakitnya. Saya tahu kamu sedang berjuang keras untuk bertahan melawan penyakitmu dan saya yakin Allah SWT senantiasa ada bersamamu.
Minggu tanggal 16 Agustus 2009 pukul 21.00,
Sebuah pesan masuk ke handphone saya. Memohon doa untuk kesembuhan kamu yang masih berada di ruang ICU. Ah, saya ingin kamu cepat sembuh, melihat senyum ramah dan berbincang dengan sosokmu yang lembut (lembut tapi tidak lemah!). :)
Senin tanggal 17 Agustus 2009 pukul 00.58,
Kembali sebuah pesan masuk ke handphone saya. Saya pikir sms iseng atau mungkin dari pacar (hehe), karena jarang sekali ada yang mengirim sms pada waktu dini hari.
Namun ternyata, isi pesan tersebut adalah pesan duka :
“Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un
Telah berpulang ke Rahmatullah, teman dan saudara kita Nisfia Arieska H.
Semoga arwah, dan amal ibadah almarhumah diterima di sisi Allah SWT dan diampuni segala dosa-dosanya. Serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan. Amin.”
Terima kasih Cesa atas informasinya.
Sontak saya terbangun dan kemudian menyebarkan informasi tersebut via sms dan via facebook.
Sepulang dari upacara saya dan kedua sahabat saya menuju ke rumahmu. Setelah sholat jenazah, saya dan teman-temanmu (anak2 sman 8, anak2 ITB) mengantarkan kamu sampai ke pemakaman Cijambe, peristirahatan terakhirmu. Suasana begitu haru, bahkan saya pun tanpa sadar ikut menitikkan air mata. Belum sempat saya bertemu denganmu ketika kamu masih hidup. Namun saya yakin kamu meninggalkan kesan begitu dalam bagi teman-teman dan orang-orang yang ada di sekitarmu. Sempat saya dengar, wajahmu putih bersinar dan kamu tersenyum. Kamu mungkin sudah berdamai dengan maut. Sudah mengikhlaskan takdirmu di dunia ini.
Kamu, Nisfia Arieska, akan selalu jadi sosok yang saya kenang sebagai sosok yang tegar, pribadi yang ramah dan banyak hal positif dari dirimu yang saya kagumi.
Selamat Jalan teman..
Kita pasti bertemu lagi. Suatu hari nanti.
Entah esok, lusa, minggu depan, bulan depan, atau mungkin selepas saya mengetik surat ini.
Beristirahatlah dengan tenang, kawan.
Iringan doa yang tak pernah putus akan mengiringi istirahatmu yang panjang. :)
“And I know you’re your shining down on me from heaven,
Like so many friends we’ve lost along the way.
And I know eventually we’ll be together
One sweet day..
mengenang Nisfia Arieska. nama seorang teman yang tertera di atas batu nisan.
Seketika maut merenggut.
Tak ada daya upaya selain menyambut.
Semua akan kembali padaNya.
Bisa kini atau esok, mungkin juga lusa.
Tiada obat penawar rasa kehilangan.
Selain keikhlasan.
Dari seorang teman lama yang merasa kehilangan
---Oleh: diiinniii
( diambil dari: www.berceloteh.tumblr.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar