Kamis, 03 Februari 2011

Tidur Yuk, Sayang!

Hey!

Ini malam kedua kita, sayang. Sepertinya kita sudah semakin akrab ya? Memang, malam pertama kemarin rasanya kita sudah terlalu lelah untuk saling memperkenalkan diri - jadi agak kurang berkesan. Belum lagi aku puas menikmati kebersamaan kita, aku dibangunkan oleh bunyi telepon XL-ku subuh kemarin. Argh.Tapi tidak mengapa. Bahkan sepasang pengantin baru pun belum tentu memiliki sisa tenaga untuk menikmati malam pertama mereka.

Kemarin pagi, aku berkunjung ke rumah temanku Deiby. Aku sudah sering ke rumah itu, tapi aku selalu lupa cara menuju ke sana. Empat bulan yang lalu, aku menitipkan selimutku, handukku, DVD player, dan pesawat televisi. Ceritanya panjang. Jangan khawatir, kita masih memiliki beratus malam untuk bertukar cerita. Yang ingin aku katakan hanyalah, selain mengambil barang-barangku, aku juga meminjam sehelai seprai berikut sarung bantal dan sarung guling untuk kita tidur malam ini.

Ya. Kita. Kamu dan aku.

Kamu,

Aku mau kita membuat janji penting malam ini. Mari kita saling menjaga dan saling menjaga rahasia masing-masing. Jangan biarkan tembok sebelah mendengarnya. Ayahku tidur di situ. Siapa pun yang aku bawa ke kamar ini, apa pun percakapan yang kamu dengar, harap kamu simpan untuk dirimu sendiri. Gaya bercinta apa yang akan aku lakukan, tangisan yang disebabkan oleh lelaki mana pun, atau mungkin usaha bodohku untuk menyudahi patah hatiku suatu hari nanti, harap jangan katakan kepada siapa pun. Bahkan kepada semut dan nyamuk yang masuk keluar dari ronggamu.



Ini malam kedua kita. Maaf, aku belum bisa mengisimu dengan layak. Aku tidak punya banyak uang saat ini. Tiraimu masih terbuat dari selimut koyak. Televisi danDVD player masih tergeletak di atas lantai. Belum punya rumah. Lemari pakaianku masih “parkir” di rumah seorang teman di Ciputat. Oh. Tolong jangan bahas dulu mengenai alat pendingin ruangan. Itu baru akan aku beli saat aku punya uang lebih. Baru nanti aku tindik hidungmu, dan kita berdua tidak akan mengalami malam-malam berpeluh lagi.

Kamarku,

Aku suka dua sisi dari tembokmu yang berwarna jingga. Manis sekali. Entah siapa dulu penghunimu sebelum aku. Ah, simpan saja rahasianya. Rahasia mereka. Seperti kamu menyimpan rahasiaku. Aku tidak mau tahu, kecuali kamu memang ingin berbagi cerita kepadaku.

Aku punya sudut kesukaanku di sini. Di pojok kirimu, di atas kasur. Di mana aku mengetik surat saat ini untuk kamu. Ah, bisakah kamu menutup matamu sejenak? Jangan baca surat ini sebelum aku selesai menulisnya. Aku malu :))

Kamar kecil di sebuah rumah kecil,

Mari kita bersahabat, setidaknya untuk 363 hari dan 362 malam lagi. Atau mungkin lebih. Selamat datang ke dalam kehidupanku. Tolong usir mimpi-mimpi buruk jika ada, dan jangan tolak peri cinta jika ia datang malam ini. Atau kapan pun.

Tidur yuk, sayang.


Penghuni barumu.



---Oleh:


( diambil dari: www.poeticonnie.tumblr.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar