Senin, 07 Februari 2011

Warteg. Peperangan Teg.

Dear Nasi Warteg Dekat Rumahku,

Kamu memang murahan, tapi kamu mengenyangkan dan menyelamatkan lambungku dari rasa perih. Jadi siapa bilang yang murahan itu nista? Tidak sama sekali. Contohnya kamu. Dan kamu selalu aku dapatkan dengan uang yang halal.

Dua hari yang lalu kamu ditemani kaki sapi. Kemarin kamu ditemani oseng kerang hijau. Hari ini kamu ditemani kikil lagi. Dan saya mulai bosan. Maafkan aku yang banyak maunya ini.

Tadi aku baru membeli kompor gas baru. Murah. “Lagi promo”, kata pekerja di supermarket raksasa itu. Sekarang di kulkasku sudah ada telur. Besok aku mau mulai membeli daging dan sayuran. Jadi mungkin tadi siang tadi adalah kencan kita yang terakhir.

Tapi kamu tidak perlu bersedih. Mungkin nanti kita akan berkencan lagi saat aku malas masak atau malas berbelanja. Jadi jangan anggap ini sebagai perpisahan. Anggap saja aku sedang ingin berkencan dengan diriku sendiri.

Ah, ini bukan sindiran untuk siapa-siapa. Sungguh. Memang sih, di luar masalah kencan siang kita, sudah lama aku tidak berkencan dengan siapa pun. Tapi yang ini bukan karena aku sedang ingin berkencan dengan diriku sendiri. Hanya saya, memang aku sedang dibiarkan sendiri. Entahlah. Yang pasti Tuhan lebih tahu apa yang terbaik untukku.

Dear Nasi Warteg Limaribuan Sebungkus,

Semoga kamu makin enak sepeninggalku ya? Semoga banyak yang mencintaimu. Hahaha. Ternyata aku lebih tulus mendoakanmu dibanding mendoakan para mantan pacar-pacarku. Memang kita sering berciuman, dan ciuman kita selalu mengandung nafsu. Karena aku setiap hari kelaparan. Ternyata nafsu lapar akan makanan itu lebih sehat dibanding nafsu manusia lainnya ya? :))

Sudah dulu ya. Kamu diam dulu di situ. Jangan pindah kemana-mana. Nanti aku bingung harus menyuratimu kemana lagi kalau aku lapar.


Salam rindu terhitung dari sekarang,
Penggemarmu Semingguan Ini


P.S. Kamu dapat salam dari usus-ususku. Salam pelintir, kata mereka :*
P.S.S. Perpisahan itu kadang suatu pilihan. Maafkan aku.


---Oleh:


(diambil dari: www.poeticonnie.tumblr.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar