Sabtu, 05 Februari 2011

Pencuri Hati

Untuk si Pencuri Hati

Kamu datang tak terduga namun tiba di waktu yang tepat setelah aku tak lagi terikat. Lucu ya, kita memang telah mengenal sebelumnya di masa SMA, namun tidak pernah sekalipun terlibat dalam suatu perbincangan yang lama, paling banter bertegur sapa. Sebatas itu saja. Kamu dan aku berada dalam lingkungan yang berbeda. Tapi hei siapa sangka kalau sekarang aku dan kamu bisa saling berdekatan, berbincang ini dan itu, berbagi perhatian, dan tak lagi ada jarak yang membentang diantara kita, sekalipun kita terpaut usia. :)

Cinta memang aneh ya? Atau kamu yang aneh? Bisa-bisanya kamu yang dulu tak ada artinya kini jadi orang yang paling berharga di setiap waktuku. Kabar darimu selalu kutunggu. Terkadang membuatku meneteskan air mata hanya karena hal-hal yang tak perlu seperti kalau kamu sedang menyebalkan, galak dan tidak perhastian! Bahkan secepat itu kamu curi hatiku! Menawannya disana. Di genggamanmu. Kuat. Berontak pun aku tak sanggup.

Tapi sayang, hati yang kamu curi masih rapuh. Ia memang telah membuang sauh padamu. Berlabuh. Namun, ia belum siap jika kamu menjauh atau sekedar menghilang karena jenuh. Kamu telah menjadi nutrisi yang ia butuh. Kamu candu! Dan aku benci mengakui itu.

Terkadang aku lelah karena kamu belum juga berubah. Tetap pada pendirianmu untuk membiarkan hubungan kita seperti riak air, mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Sudah semestinya. Tapi sadarkah kamu? Bahwa hatiku membutuhkan sesuatu yang lebih kuat untuk bersandar. Supaya dia bisa mengalir dan menghalau rintangan yang ada di sekitar. Hatiku butuh hatimu untuk menjaga hatiku. Bisakah aku minta itu?

Aku takut terlalu banyak meminta hingga akhirnya kamu jengah dan memutuskan untuk pergi. Tapi jika kamu memang harus pergi dan tidak ingin tinggal di dalam kehidupanku, bisa kembalikan lagi hati yang kamu curi? Aku membutuhkannya untuk mencintai sosok lain yang mampu membuat aku merasa dicintai.

Itu saja isi hatiku wahai pencuri. Aku harap suatu saat kamu akan mengerti apa yang aku rasakan saat ini. Atau paling tidak, kamu bisa menyerahkan diri! Dan (aku mohon untuk tidak lagi) pergi….

Dari perempuan yang hatinya kamu curi.


---Oleh:


(diambil dari: www.berceloteh.tumblr.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar