–Their Fairy Tale, Ch. 3–
Hi Xy,
Kan kann jelek deh kalo lagi kena mood swing.. Come on, finish what you’ve started. Lanjut!
—–
Kedua utusan raja itu berjalan semakin jauh ke hutan, lalu mereka bertemu dengan seekor tupai.
“Tuan putri, ambillah biji2an ini,” kata si tupai sambil memberikan biji2an miliknya.
“Oh! Terima kasih!” balas si gadis berjubah merah. Ia mengambil biji2an itu dari si tupai, semuanya ada tiga butir, berwarna merah, kuning dan hijau.
“Pohon keramat akan bertanya padamu, warna apa yang paling disukainya. Jawablah pertanyaannya dengan memilih satu warna di antara biji2an ini. Ingatlah tuan putri, warna yang disukai pohon keramat adalah warna yang paling mencerminkan dirimu,” pesan si tupai.
Gadis berjubah merah hendak bertanya lebih banyak, namun si tupai sudah melompat di antara pohon-pohon.
—–
Hmm.. Malem minggu gini ngapain lo? Pasti abis nyiapin makanan-rapiin meja-makan-nyuci piring-kasih makan semua binatang piaraan lo (Si Mimi, Owie, Buppy, Tiga kura2 ninja n ikan2)-buang sampah-siap2 tidur sambil mellow2.. Hahaha…
Udah berapa malem minggu lo lewatin dengan ber-mellow2 ria? Kebiasaan deh. Kadang gue suka bingung sama perkataan lo yang ini: “mellow itu bagus, Been. Berarti lo pernah ngerasa bahagia, dan justru karena mellow itulah lo kenal sama yang namanya kebahagiaan. Gimana lo bisa namain perasaan lo itu bahagia kalo sebelumnya lo ga tau kesedihan sebagai pembandingnya? It’s just a simple logic.”
Sometimes, you have a weird interpretation of logic and emotion. Lo itu hobi banget merasionalkan emosi sekaligus ngukur kadar emosi pake logika. Sesuatu yang gue anggap berbanding terbalik, yang gak mungkin jadi satu, lo malah nganggep itu berbanding lurus dan saling menguatkan.
Apa lo berusaha menanamkan di kepala gue kalo semakin lo sedih, semakin lo bahagia? That sounds so wrong. Lo ga bisa memancing kebahagiaan dengan kesedihan. Happiness is happiness, sadness is sadness. That’s it. They correlates, but they just don’t interact the way you think they do. At least for me, and perhaps the rest of the world agree with me.
Ngga selamanya kebahagiaan diikutin kesedihan, Xy. Mereka berdiri sendiri2, saling mempengaruhi tapi gak bisa saling menghapus apalagi menguatkan. Emang sih, mellow itu perlu untuk perkembangan emosi seseorang, tapi pada akhirnya lo cuma bisa milih satu, mau ngerasain yang mana.
Hehhh kenapa jadi diskusi berat gini yak? Udalah, jangan pusing2, istirahat aja, uda hampir tengah malem kan di sana?
Tapi kadang2 gue kagum sama ke-mellow-an lo. Bisa dibilang lo itu jeniusnya mellow. Orang yang tampak sebahagia apa pun, pasti lo punya argumen kuat bahwa ada mellow dibalik senyumnya hehehe..
Hey, ngomong2 soal mellow, besok tulisin gue e-mail pake bahasa mellow lo yang sering bikin gue pusing itu ya :p tiba2 gue kok kangen ya ama tulisan2 mellow lo hahaha..
Good night,
Abeen
P.S. Awas kebanyakan mellow tar tambah ndud :p
---Oleh: audrymelissa
(diambil dari: www.somniamemorias.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar