Hei, kamu yang selalu membuatku sesak dengan segala rasa rindu ini..
Hari ini aku kembali teringat akan kamu. Kamu yang selalu berusaha aku hapus dari memori ku. Kamu yang selalu membuat ku ingin meneriakkan kata-kata “aku rindu kamu”. Kamu yang sekarang mungkin sudah tidak lagi mengingatku sebagai orang yang dulu selalu kamu rindukan. Aku tersiksa dengan perasaan ini, kalau kamu mau tau.
Kamu yang membuat ku merasakan semua ini dan kamu juga yang membuat ku terpaksa melupakan perasaan yang sekarang tumbuh merambati seluruh organ tubuhku. Aku terikat. Terikat oleh perasaan yang menggerogoti otak dan seluruh syarafku ini.
Saat ini yang aku inginkan hanya satu. Aku ingin bertemu denganmu. Aku menginginkan hal itu sampai aku ingin mati rasanya. Dada ku bergemuruh dan mungkin akan meledak karena rasa rindu ini. Kamu sudah tidak merasakannya kan? Ya, aku tau. Tapi aku merasakannya. Merasakannya sampai aku tidak bisa merasakan hal lain selain merindukanmu.
Suatu waktu aku berpikir, apakah mungkin akan terjadi keajaiban kamu akan kembali padaku seperti dulu, melupakan seseorang yang sekarang berada di sampingmu. Tapi kemudian aku mengenyahkan pikiran jahat itu. Aku bukan orang yang seperti itu walaupun aku ingin. Aku merasa sakit ditinggalkan oleh mu, dan aku yakin dia juga akan sakit jika kamu meninggalkannya. Cukup satu orang saja yang merasakan ini. Jangan ada lagi.
Pagi ini aku menggeliat di kasurku, berusaha mengenyahkan perasaan yang setiap hari menyelinap masuk ke rongga dadaku dan membuatku sesak ingin berteriak. Apa kamu tau aku sangat tersiksa dengan perasaan ini setiap hari? Mungkin kamu sudah tidak punya lagi tempat untuk memikirkan apakah aku merasakan apapun padamu atau tidak. Kamu sudah terlalu sibuk dengan apa yang kamu miliki sekarang.
Mungkin tidak hanya aku yang berusaha melupakan, kamu pun pada awalnya mungkin akan sulit melupakan apa yang pernah kita jalani. Tapi kamu punya seseorang yang membantumu melupakanku. Sedangkan aku? Aku setiap hari menggeliat di kasur seorang diri tanpa ada yang membantuku mengenyahkanmu dari hati dan otakku. Aku kesulitan. Bisa bantu aku? Lakukan sesuatu yang dapat membuatku benci padamu. Jangan bersikap manis padaku. Jangan menelponku, jangan muncul di jejaring sosial ku, jangan menghubungiku, walaupun aku tau aku akan tersiksa setengah mati jika kamu benar-benar melakukannya.
Kamu tau? Sekarang aku sangat ingin menyentuhmu. Menggenggam tanganmu yang dulu selalu menggenggam tanganku, bersandar di punggungmu yang selalu bisa menenangkanku, menelusuri setiap lekuk wajahmu, mengingat setiap detail guratan diwajahmu, mengusap rambutmu yang jadi favoritku, mencubitmu dengan gemas seperti yang biasa aku lakukan dulu, dan aku ingin memelukmu, hal yang belum pernah aku lakukan karena tembok status yang belum sempat kita beri nama dulu. Dan sekarang tembok itu berlumut.
Kamu tau? Aku selalu merasa ada bongkahan batu di perutku setiap melihat mu bermesraan dengan dia yang sekarang berada di sampingmu. Aku merasa aku hancur setiap hari. Bahkan sebelum aku berhasil menyusunnya kembali, kamu sudah kembali menghancurkanku. Aku sayang kamu. Aku sangat menyayangimu. Sampai aku ingin mati rasanya menahan perasaan ini.
Apa kamu membaca suratku? Ya, semua surat yang kamu tanyakan kemarin memang untukmu. Semuanya tanpa kecuali. Andai kamu membacanya. Andai kamu tau apa yang aku rasakan. Dan aku berharap kamu bisa kembali padaku, terketuk hatimu bahwa kamu ternyata juga menyayangiku. Tapi itu tidak mungkinkan? Aku tau itu tidak mungkin. Tapi pikiran itu selalu meracuni otakku dan menumbuhkan harapan-harapan kosong di langit-langit kamarku.
Apa kamu tau? Bekas mu selalu ada dimana-mana. Di tempat-tempat yang pernah kita datangi, di kos ku, di setiap seluk beluk jalan yang pernah kita lewati dan kamu membekas di hatiku. Membekas seperti noda spidol di baju seragam. Tidak akan bisa dihilangkan kecuali dengan menggunting bagian itu atau membakarnya.
Aku selalu berusaha mencari sosok lain yang bisa membantuku menghapusmu dari memoriku, tapi aku tidak sanggup. Dan memang tidak ada yang sanggup menggantikanmu, apapun alasannya. Dan kelihatannya aku masih belum mau melupakanmu walaupun aku harus. Jadi apa yang harus aku lakukan? Apa? Beritahu aku, dan akan aku lakukan jika itu bisa membuat ku lebih baik. Aku sakit, sangat sakit. Aku sakit dengan semua yang aku rasakan padamu.
Semua lagu seolah membuntuti ku dan selalu meneriakkan namamu. Semua lagu selalu tentangmu. Selalu terkait kamu. Membuatku mau tidak mau mengingatmu. Aku merindukanmu, setengah mati merindukanmu. Aku hanya ingin kamu tau, karna memang tidak ada yang bisa aku lakukan lagi selain itu. Selain hanya sekedar memberitahumu.
Hari ini aku melakukan sesuatu yang selama sebulan ini aku tahan mati-matian, aku hindari mati-matian. Aku membuka album foto kita. Foto yang dulu selama tiga bulan selalu aku pandangi setiap hari, karena aku suka mengingatmu. Mengingatmu membuatku tersenyum dan bahagia. Sekarangpun aku tetap tersenyum, tapi tidak ada kebahagiaan disana. Hanya ada tetesan kesedihan, tangisan menyayat hati dan rasa sesak yang menyiksa. Aku mengingat-ingat apa yang aku rasakan dulu. Di setiap foto ada rasa yang sama. Sayang, rindu dan bahagia. Aku mencoba merasakannya kembali dan itu membuatku tersenyum. Sepersekian detik setelah tersenyum, aku segera menghapusnya. Aku tau itu hanya harapan kosong. Aku tidak boleh mengingatnya. Tapi aku sangat ingin. Melebihi apapun, kalau kamu tau.
Aku rela melihatmu berdua dengannya sekarang, asal aku bisa bertemu denganmu. Melihatmu, mengingatmu, dan menghirup oksigen yang sama dengamu. Aku bahagia. Tolong, bisakah kamu berkata ingin bertemu denganku sekali saja? Sekali saja dan aku ingin melakukan apa yang ingin aku lakukan padamu. Sekali saja.
Sudahlah, kertas ini tidak akan cukup untuk menggambarkan apa yang aku rasakan padamu. Terlalu banyak yang aku rasakan padamu. Dan itu akan terus menggerogotiku dan menyiksaku.
Aku sayang kamu.
Jelek mu-dulu.---Oleh: adjeungutami
(diambil dari: www.giniginiajah.blogspot.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar