Sayangku tunanganku, aku selalu mengawali setiap suratku dengan menyapamu dua kali. Aku senang memanggilmu seperti itu. Kau tunanganku, kau sayangku, selalu. Bagaimana kabar si mungil dalam kandunganmu, aku tak sabar untuk segera bertemu dengan jagoan kecilku.
Hari kembali berganti, seharusnya aku senang karna sesungguhnya membuat semakin dekat dengan hari kita akan bertemu, ya seharusnya. Tapi kali ini aku merasa seperti di dalam penjara tanpa jeruji besi ataupun tembok-tembok tinggi. Aku merasa terkurung tak bisa bertemu denganmu, tanpa tau kapan aku akan keluar dari penjara ini, untuk bertemu denganmu. Kerinduanku tak berjeruji besi mungkin berjeruji waktu lebih tepat. Tak ada kebebasan disini, kebebasanku adalah kamu. Aku tak pernah sedikitpun mendengar kau melarangku, hanya sering mengingatkanku. Aku suka itu. Maaf sayangku, aku harus kembali pada sebaris laporan hasil penelitianku. Ini surat singkatku dari balik jeruji.
Aku secepat mungkin menyelesaikan penelitian ini dan kembali menemanimu disana, dikota kita.
Kekasihmu
Aulia.
---Oleh: AulSoemitro
(diambil dari: www.auliasoemitro.wordpress.com )
note admin: surat Aulia Soemitro adalah surat bersambung, untuk lebih lengkapnya bisa mengunjungi:http://auliasoemitro.wordpress.com/category/30harimenulissuratcinta/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar