Jumat, 28 Januari 2011

Dari Sabuga dengan Cinta

Kepada
@amayooooo

Rama Wicaksana yang baik--Apa? Panggilanmu Amay, ya? Oke kalau begitu.

Sadar atau tidak, kita sebenarnya berada dalam satu kampus. Yah, aku sih sadar, kalau kamu tidak. Kan kamu nggak kenal sama saya. Yang aku tahu orang-orang bilang kamu lah mahasiswa terkeren sefakultasmu. Ganteng, cool, tinggi, pintar, berkacamata. Sungguh benar-benar tipeku. Dari pertama aku lihat kamu saat pelantikan mahasiswa di sabuga, aku benar-benar sudah jatuh cinta padamu. Tertawa dong, mungkin aku satu-satunya orang di dunia ini yang percaya cinta pada pandangan pertama. Benar deh, kan aku sudah mengalaminya. Dan itu padamu, maaf ya. Total naif, hahaha.

Pernah suatu kali aku sengaja memutari lantai dua GKU Barat supaya aku bisa melewati kelasmu berkali-kali. Kalau sudah begitu dan melihatmu dibalik celah pintu, girang sekali rasanya. Rasa lelahku setelah naik tangga dan kemudian turun lagi terbayar setelah melihat wajahmu yang benar-benar rupawan. Aku juga pernah melihatmu duduk dengan teman-temanmu di Gedung Oktagon dan tersenyum bersama mereka. Oh, benar-benar ingin pingsan rasanya.

Kamu jadi takut ya setelah menerima surat ini? Jangan takut, aku berjanji nggak akan menguntitmu lagi. Aku takut kalau kamu sudah punya pacar. Jadi jangan pedulikan aku, karena aku cuma cewek pendiam, yang namanya paling mudah dilupakan seantero fakultasku. Aku pun pemalu dan penakut, bahkan untuk follow twittermu aku tak berani. Maaf membuatmu merinding punya penggemar rahasia yang seperti ini.

Intinya, kalau kamu menerima surat ini dan tidak suka, biarkan dan lupakan. Abaikan diriku, lupakan selamanya, dan jangan bilang siapa-siapa. Kembalilah hidup berbahagia dengan pacarmu yang jelita dan sama rupawannya denganmu. Ah maaf, sebenarnya aku tidak tahu kamu punya pacar atau tidak. Tapi kalau pria sesempurna kau pasti punya.

Penggemar Rahasiamu,
Sesama Mahasiswa TPB
Dari Fakultas X

PS: Cintaku padamu jauh lebih panjang dari Gerbang Belakang ITB sampai Gerbang Depan Ganesa, jauh lebih tinggi dari Gedung PAU, jauh lebih benderang dibanding jaket himpunan perminyakan, jauh lebih dalam dari kolam intel, jauh lebih kompleks dari kalkulus, dan jauh lebih indah dibanding musik yang dilantunkan PSM ITB dan ISO digabungkan jadi satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar