Sabtu, 29 Januari 2011

Her Fairy Tale

Weeii Abeen dodol,

Haduh. Percuma ya gue ngambek sama lo. Mo gue nangis guling-guling juga lo udah keburu mendarat jauh di sana. And FYI, gue ngga nangis tauk! Enak aja lo hahaha…

Rasanya masih ajaib aja. Gue tau someday lo bakal pergi mengejar cita-cita lo yang tiada habisnya, but seriously, “Limb Lengthening and Reconstruction” for your fellowship? Dr. Abeen, lo emang ngga ada matinya!

Next, to be honest, I love your fairy tale! Bener kan, lo sebenernya berbakat tuh. Mungkin lo cocok bergabung sama yang sering kita sebut “Society of Literature Meets Science”. To be honest lagi, gue ngga nyangka kalo lo beneran mau nulis dongeng :P tapi bagus loh, gue suka banget. Makasih ya, mau ngeladenin request gue yang (setelah gue pikir-pikir lagi emang) agak gila :P

Tapi kayanya lo salah ngerti deh. Dongengnya bukan lo terus yang ngarang, tapi kita gantian. Jadi gue lanjutin punya lo, trus lo lanjutin punya gue, besoknya lo lanjutin punya gue lagi, ganti-gantian gituuu. Well, you know how much I love writing and playing games, right? So, please let me continue your fairy tale :)

Raja negeri yang sangat jauh itu memilih sendiri prajuritnya. Ia mengumpulkan mereka di lapangan istana yang luas dan terkenal dengan labirinnya yang rumit. Para prajurit terbaik itu berbaris rapi, menunggu perintah dari raja yang sangat mereka hormati dan sayangi. Sebagian dari mereka melirik ke arah labirin sambil membayangkan apakah ujian yang akan diberikan raja kepada mereka berupa “Siapa Cepat Lewati Labirin”, seperti permainan yang diadakan rutin tiap tahun setiap kali raja mengadakan pesta rakyat di halaman istana.

Ternyata benar apa yang ada di benak mereka. Raja meminta mereka untuk berlomba menembus labirin. Sepuluh prajurit beradu, diikuti sepuluh prajurit berikutnya, lalu berikutnya lagi, dan berikutnya lagi. Namun raut wajah raja tampak tidak puas dan cemas. Mereka tidak tahu apa yang ada di benak raja.

Sebenarnya raja sedang kebingungan. Ia ingin sekali mengirimkan jenderal perangnya, ahli strateginya, komandan pasukan berkudanya, semua yang terbaik di istananya. Tapi ia memikirkan bagaimana nasib kerajaannya jika mereka semua tidak kembali? Raja tidak ingin mempertaruhkan semuanya itu. Tapi ia juga tidak ingin melihat para prajuritnya yang lain pergi dengan sia-sia, melihat potensi mereka yang ternyata sangat hebat.

Akhirnya raja membulatkan keputusannya. Ia hanya akan mengirimkan dua orang untuk menyelidiki pohon keramat itu. Satu dari prajurit istananya, satu lagi dari rakyatnya.

Para prajurit gempar mendengar keputusan ini, tapi titah raja adalah mutlak. Saat itu juga disebarlah selebaran mengenai sayembara untuk mencari orang yang akan mendampingi prajurit istana dalam pencarian pohon keramat.

Rakyat sangat antusias mendengar berita ini. Tua, muda, pria dan wanita, semua mendaftarkan diri untuk mengikuti sayembara dari sang raja. Ratusan rakyat silih berganti mengikuti sayembara, ada yang berhasil, ada yang gagal, namun mereka semua tampak ingin mengeluarkan seluruh kemampuannya di depan raja yang mereka cintai.

Hari demi hari berlalu, sayembara masih tetap berlangsung untuk menentukan siapa yang terbaik menurut raja.

Pada hari keenam belas, setelah seluruh rakyat selesai mengikuti sayembara yang akhirnya ditutup, raja masih tampak cemas dan tidak puas. Ia berputar-putar di ruang tahtanya, memikirkan apakah memang lebih baik mengirimkan para prajuritnya saja daripada mengorbankan rakyatnya. Ia tidak sampai hati melakukan hal itu.

Ia masih terus berputar-putar di sekitar singgasananya ketika tiba-tiba muncul seseorang di pintu ruang tahtanya. Seorang gadis berjubah merah, usianya tampak tidak jauh berbeda dari putrinya yang masih berusia enam belas tahun, wajahnya begitu cantik dan keberanian terpancar dari sinar matanya.

Prajurit yang mengantar gadis itu mengatakan bahwa gadis itu ingin mengikuti sayembara, namun karena sudah ditutup para prajurit tidak berani membuka kembali sayembara itu tanpa seizin raja.

Raja tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya berjalan ke tempat duduknya di halaman istana, lalu menganggukkan kepalanya ke arah prajurit yang tadi mengantar gadis itu, menandakan bahwa izin untuk membuka kembali sayembara sudah diberikan.

OMG. Gue keenakan nulis hahaha.. Sorry, this is supposed to be your fairy tale, not mine LOL. Ya lo tau lah gue kalo udah mulai nulis kadang suka susah berhenti.

Oke deh kalo gitu. Gue mo tidur dulu, besok musti jaga malem lagi. Lo jangan kebanyakan begadang n minum kopi ya. Kalo bohong gue bisa tau loh *ngancem* Dongengnya lanjutin besok lagi ya. Gue tunggu. *ngancem lagi*

Good night Been. (Eh di sana masih sore ya?)

Tos kamfretos,

Xy

P.S. I miss having you around =/ (jangan ketawa!)



---Oleh:


(diambil dari: www.somniamemorias.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar