Sabtu, 29 Januari 2011

Untuk Ibu Kekasihku

19 Januari 2011

Dear Calon Mama Mertua,

Apa kabar, Ma? Sebelum kita berbincang-bincang banyak, mungkin sebaiknya aku memulai dengan surat ini dulu. Aku cukup pemalu, Ma, jadi ketika bertemu, aku mungkin lebih banyak diam. Bukan karena aku sombong dan nggak pengen berbicara denganmu. Sungguh, berbincang denganmu adalah hal yang paling kuharapkan. Tapi pada awalnya, aku akan lebih banyak diam. Sebagian karena aku pemalu, sebagian lagi karena jantungku berdetak kencang sehingga membuatku bingung harus memulai pembicaraan dari mana. Jadi, kita mulai dari surat ini dulu ya, Ma.

Ma, sudah lama aku ingin mengatakan ini, tapi belum sempat. Terima kasih ya sudah melahirkan dan membesarkan anak yang sungguh luar biasa. Aku mencintainya dengan sepenuh hati, begitupun dengan dia. Diam-diam, aku suka memperhatikan hubungannya dengan Mama. Aku bangga sekali karena kalian sangat dekat dan dia mencintaimu dengan sepenuh hati. Jangan takut Ma, ia memperlakukanku dengan baik, sama seperti ia memperlakukanmu. Ia sangat mencintaimu, dan aku tahu aku juga akan mencintaimu, Ma.

Ada beberapa hal yang Mama perlu tahu dari aku. Aku nggak jago masak dan sering salah memasukkan takaran bumbu saat memasak. Mungkin anakmu sudah tahu itu. Dia sering terkekeh dan bilang nggak papa. Tapi aku merasa nggak enak. Jadi aku harap Mama nggak keberatan kalau aku minta diajarkan beberapa jenis masakan. Anakmu selalu memuji masakanmu, lho, Ma.

Calon Mama mertua sayang,

Aku mungkin bukan calon menantu paling sempurna, tapi aku selalu berusaha untuk membahagiakan anakmu. Kalau kuminta dia jangan sering pulang malam lagi, itu supaya dia punya banyak waktu untuk beristirahat karena keesokan harinya akan ada banyak aktivitas yang menunggunya. Kalau kumarahi dia saat merokok, itu karena aku nggak pengen dia sakit. Mengerikan sekali membayangkan dia sakit karena benda itu dan terlebih-lebih rasanya aku nggak tahan lihat dia sakit. Kalau aku selalu cerewet soal pakaian yang dia kenakan, itu karena aku pengen dia kelihatan menarik karena dia memang menarik. Dan kalau aku selalu membicarakan padanya pentingnya pendidikan, itu karena aku tahu suatu hari nanti berguna untuk masa depannya dan karena anakmu itu cerdas, Ma. Percaya deh, Ma, aku sungguh ingin yang terbaik untuk anakmu.

Ma, semoga surat ini cukup mengenalkan aku denganmu. Aku harap suatu saat nanti kita bisa benar-benar ngobrol panjang. I can’t wait for that day to come.

Salam sayang,

Perempuan yang mencintai anakmu


(dikirim oleh @naomitobing di http://naomitobing.wordpress.com)

1 komentar:

  1. Mntapzz..mntapzz..
    Ayo ayo..bljar memasakk..Hahahaha...

    BalasHapus