Sabtu, 29 Januari 2011

Surat Wasiat

Untuk siapa saja yang menemukan surat ini,

Yuhu! Sudah, berhenti dulu jejeritannya. Mending itu mayat saya cepet diurus. Pelan-pelan, woy! Sakit semua itu!

Ya, ya, ayo tarik nafas dulu. Jangan panik. Saya bakal ngejelasin koook. Well, mungkin smeua orang bertanya, kenapa saya melakukan ini, kenapa saya gegabah, kenapa saya pendek akal, kenapa kenapa kenapa…. NAH! Persis! ITU alasan semua tindakan saya ini! Terlalu banyak tanda tanya dan kata “KENAPA” di kepala saya. Membuat saya tak bisa memikirkan hal lain kecuali melepaskan semua penyebab yang membuat saya bertanya-tanya. Saya pusing. Berhari-hari tak bisa tidur karena nyeri di dada. Bukan, saya nggak punya penyakit jantung. Saya cuma patah hati. Dan betapa, patah hati itu sakitnya jauh jauh jauh lebih parah dibanding patah tulang (serius saya pernah ngrasain dua-duanya soalnya).

Weeeeell, mungkin ada yang mengubah pertanyaannya menjadi “siapa”, tapi saya tak ingin menyebut nama. Begitupun, pasti banyak juga yang sudah bisa menebak ini ulah siapa Woei, bukan berarti dia membunuh saya! Justru saya begini untuk mencegahnya membunuh dirinya sendiri atas semua kekisruhan yang saya sebabkan. Untuk semua kebimbangan dan kepahitan yang dia rasakan karena saya. Ini semua salah saya. Jadi biarkan saja, misi saya sudah berhasil begitu surat ini ditemukan. Tenang saja, dengan begini saya justru mati dengan tenang kok. Saya sudah terbiasa menunggu, jadi kalau kali ini saya ditolak masuk alam baka, ya sudahlah, saya tunggu lagi saja.

Nah jadi selepas saya pergi ini, saya titip pesan. Itu semua barang saya di kosan tolong dipulangkan. Ada daftar hutang yang tertempel di pintu, tolong dilunasi. Saya sudah menyimpan uang di bank kok, tinggal ambil saja. PIN saya 123456. Tolong ya, biar tanggungan saya di kubur nggak kebanyakan dan saya bisa nyicil satu-satu. Buku-buku pelajaran, hibahkan saja ke junior-junior saya. Makanan yang masih belum kadaluarsa, bagikan ke teman-teman kosan. Buku harian, berikan pada sahabat saya, Nana, dan jangan ijinkan siapa pun untuk membuka.

Terus untuk pemakaman, Tim Pengusung Keranda ada Andi, Bona, Leo, Tito. PJ Konsumsi Fiona. Humas Yuni sama Ratih. Tim Perlengkapan ada Riri, Keke, Sasa, Yuli, Jihan. Yang ngurus prosesi alias korlap, Candra. Hmmm, ya sudah, itu saja. Tolong dibantu orang tua saya yaaa. Saya sayang banget sama mereka, dan saya sudah dapat uang untuk melunasi semua hutang. Itu ada uang juga di ATM satunya, semoga sudah diterima sms yang saya kirim sebelum mati. Terima kasih atas bantuannyaaaa!


Tertanda,

Saya


P.S. Eh iya, di lemari baju itu ada kotak yang pembungkusnya kertas kado hitam motif bunga. JANGAN DIBUKA. Tolong kirimkan saja ke pemiliknya lagi. Itu kotak pandora saya.


P.S.S. Tolong uruskan juga sistem penyumbangan organ dalam. Saya ingin mendonorkan jantung, paru-paru, ginjal, dan hati saya. Semoga barokah dan bermanfaat. Terima kasih

(dikirim oleh @inezkriya di http://cintalangitbiru.wordpress.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar