Jumat, 28 Januari 2011

Dear @RamadhanAkbarr

Hai, Apa kabar? :)

hari ini, tepat empat tahun sejak hari dimana kita mengakhiri semua nya. Jangan tanyakan apa masih ada sedih yang tersisa. Aku baik-baik saja, yakinlah.

Anyway, Aku mengirimkan surat ini tanpa maksud apa-apa. Tidak untuk memperbaiki segala sesuatu yang telah terputus. Karena sekarang, kita sudah punya hidup sendiri-sendiri. Bahagia. Tanpa satu sama lain.

Bukan! Bukan berarti bersama mu aku tidak merasakan bahagia itu. Aku bahagia bersamamu. Hanya saja, sekarang, aku jauh lebih bahagia dari waktu itu :)

Hingga detik ini, empat tahun sudah. Aku bahkan nggak pernah tau apa alasan mu mengakhiri semua nya. Entah salah ku yang bagian mana, hingga akhirnya kamu memutuskan untuk tidak melanjutkan semuanya lagi.

Padahal, hari itu, 29 januari 2007, kita masih tampak baik-baik saja sore harinya. Kamu masih membantu aku mengeluarkan motor dari parkiran sekolah kita yang paralel. membantu ku melewati jalan becek. Kita masih bercanda di bawah hujan.

Entah apa yang membuatmu memutuskan menyudahi semuanya, tepat setangah tujuh malam, selepas sholat magrib ku.

Aku tidak pernah bertanya detail padamu, bahkan hingga detik ini. dan kamu? kamu pun nggak pernah mau repot-repot menjelaskan.

Aku hanya tidak ingin mempersulit apa yang sebenarnya mudah. Bukan! Bukan berarti aku nggak sayang kamu, dan nggak mempertahankan hubungan kita. Tapi aku tau, mempertahankanmu berarti menghalangi mu bahagia. Bukankah kita hanya akan memutuskan hubungan dengan seseorang kalau kita sudah merasa tidak ada bahagia lagi bersamanya.

Jadi, kamu kehilangan bahagia bersamaku yaa? :’(

Katakan ini hanyaaa.... hanyalah mimpi... tak seharusnya... engkau katakan... bagaikan petir itu, disiang hari... Menghanguskaan akuuu...

Baiklah, Kasih terbaik. Sekali lagi, aku menulis ini tanpa maksud apa-apa, aku hanya ingin menjelaskan sesuatu, kalaupun ini terakhir kali aku bisa menjelaskan “sedikit” padamu. Sekali lagi, tidak ada maksud untuk memperbaiki yang telah terputus. Pun tidak ada maksud mengingat-ingat mu lagi.

Selamat tinggal kekasih... Selamat tinggal sayang... Kasih terbaik, yang pernah singgah, di hati...

Aku cuma mau bilang terimakasih. Kata yang selalu terucap untukmu. Terimakasih untuk semua nya. Empat puluh lima hari bersamamu yang sangat berkesan. Dan aku sama sekali tidak menyesali itu. Aku bersyukur pernah dikasih kesempatan untuk itu. Meski hanya empat puluh lima hari.

Semua barang darimu masih tersimpan rapi dalam apa yang kita sebut #kotakKenangan. Aku nggak pernah membuka nya lagi, sejak terakhir aku menangis hebat karena mengingatmu. Tapi hari ini aku membukanya, sebentar, sebelum air mata sempat meleleh lagi. Aku hanya ingin mengintip sedikit kenangan kita, merasakan sedikit kebahagiaan bersamamu. Tak lebih demi mengenang empat tahun aku melepas tanggung jawab sebagai orang spesialmu.

Dan lagi, hari ini aku menangis hebat.

Hanya melihat sepintas isi kotak itu dan semacam ada video yang memutar kejadian waktu itu. malam-malam panjang yang kita habiskan. Keliling kota Prabumulih, membiarkan air hujan membuat kita basah kuyup, tanpa peduli akan sakit setelahnya.

Aku masih ingat saat malam kita berteduh di suatu tempat, tengah malam, terjebak hujan deras. Kamu nyanyiin lagu Tercipta Untukku – Ungu. Ah, masihkan aku bisa mendengarnya sekali lagi?

Dan, boneka beruang putih darimu, masih terduduk rapi di sudutan kamarku. Terlihat jelas setiap saat aku hendak tidur, dan ketika aku terbangun keesokan hari. Oh iya, File foto dan video editan kita juga masih ada dalam satu folder terkunci di laptop ku. Aku memang tidak berencana sama sekali untuk menghapusnya. Biar dia menjadi bagian dari kenangan. Karena hanya dengan itu aku mampu mengingat empat puluh lima hari yang indah itu, bersamamu.

Aku sudah melupakanmu... Semua nya berjalan baik-baik saja. Nafsu makan ku sudah membaik, aku sudah bisa tidur nyenyak tanpa mimpi buruk takut kehilanganmu lagi, aku sudah bisa punya pacar lagi. Aku baik-baik saja.

Meskipun aku harus melewati beberapa bulan yang berat, di awal perpisahan kita. Tapi aku tau, ketika memutuskan menerima mu, maka aku siap dengan segala konsekuensinya. Dan, ketika konsekuensi itu menuntut untuk di penuhi, seberat apapun aku siap :)

Saat ini, Aku tidak ingin bertanya apapun lagi padamu.

Aku sudah baik-baik saja, dan jangan pernah merasa menyesal karena telah meninggalkan ku.

Semoga kamu selalu bahagia :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar