Senin, 31 Januari 2011

Helvetica dan Pemilik Senyum yang Tulus

Untuk Mas @nisankubur

Tentang siapa saya dan bagaimana rupa saya, mungkin tidak akan menjadi hal yang penting saat ini. Bukan lari atau sengaja untuk bergegas pergi hingga saya akhirnya hanya bisa berdiam diri.
Namun, saya tetap di sini. Memperhatikan dan terus mencoba menyapamu.
Seperti orang asing rasanya, saya hanya berani menulis dalam selembar surat. Itu pun berbentuk surat kaleng. Lucu, ya?
Kalau dianggap belum kenal, rasanya tidak. Kita pernah saling bertemu muka, berjabat erat dan saling bercanda menyatukan suara. Siapa saya? Lagi-lagi tidak terlalu penting.
Kira-kira saja, mungkin Mas bisa menebak.

Bolehlah, saya pernah punya rasa. Sedikit. Entahlah, tiba-tiba bisa terpikir ke arah itu. Saya juga bingung, Mas.
Secara pribadi, saya bukan termasuk orang yang gampang jatuh cinta atau bilang suka ke seseorang. Tapi, jika ini adalah perasaan seperti itu, saya sendiri juga tidak yakin. Atau sebatas mengagumi?
Tidak, saya tidak akan berbicara panjang lebar soal cinta-cintaan di surat ini. Sebatas bersyukur bisa mengenal seorang Mol Mulyono yang baik, tulus dan murah senyum. Seorang yang cerdas, terbuka dan rendah hati. Apa lagi? Masih banyak. Biar semuanya saya simpan dalam hati saja. Saya masih takut. Bukan takut karena mencinta tapi ketakutan akan kehilangan jika kamu mengetahui siapa saya.

Terima kasih, untuk kesempatan menulis perasaan saya yang sebenarnya dalam surat ini. Jujur, amat berantakan pemilihan kata per kata dan susunan kalimatnya. Maaf, saya juga baru tahu kalau ada program surat kaleng ini.

Lain kali, jika saya sudah siap, saya akan menulis lagi.


Salam manis,
Seseorang di antara 3185 orang followers setiamu.


Nb: Avatarnya lucu, tapi lebih bagus yang fotonya pakai kacamata dan senyum. That's your best.







==========================
Pemuja Rahasia,
terjebak sepi, di hamparan embun pagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar