Sabtu, 29 Januari 2011

Kepada Bulan



Dear bulan.
Kenalkan aku pencintamu. Aku menyukaimu bagaimanapun itu. Saat kau penuh atau setengah. Pun ketika kau purnama atau sabit. Buatku kau indah. Kalau kau masih tak juga ingat aku. Baiklah. Ini aku perempuan yang selalu duduk di bawah langit. Menghabiskan waktu melihatmu. Merasakan peluk cahayamu yang lembut. Bersandar disana.
Memandangmu tak pernah buatku jenuh. Malah aku mencandumu sebegitu rupa. Dan aku mengaku aku ketagihan pelukanmu.
Bulan, aku mau berterima kasih. Terima kasih atas hadirmu di malam hari. Aku tak tahu bagaimana jika Tuhan tak menciptamu untuk mengisi langit malam.
Saat perih datang dan aku terkapar rindu dikamarku yang dingin. Kamu selalu datang. Mengintip dari balik jendela kamarku. Mengetuk jendelanya. Seolah berkata "mari, menangis padaku, bagi resah dan sedihmu". Atau kau juga tak bicara hanya tersenyum. Sesudah itu aku selalu mampu tersenyum. Dan aku merasa sedihku sedikit berkurang. Karenamu. Karena senyummu. Dan karena cahayamu.
Aku setia. Padamu. Jadi jika aku bilang aku pencintamu. Selamanya akan begitu.
Malam ini kau hadir. Tertutup gumpalan awan hitam. Tapi aku tahu kau ada. Kau melihatku, lagi. Duduk di balik jendela kamar. Berharap hujan segera berhenti. Dan awan tersibak. Hingga bisa kulihat hadirmu dengan jelas. Dan ya, aku rindu peluk cahayamu.
Dan bulan jangan pernah jenuh menghiburku. Jangan pernah bosan memberiku peluk cahayamu. Izinkan aku terus bersandar disana. Membuang semua penat, lelah dan sesak di hati. Terima kasih sekali lagi bulan. Untukku kau begitu luar biasa.
Baiklah bulan, aku pergi. Salam untuk bintang-bintang temanmu. Bersama pendar ribuan bintang, kamu sempurna.


Dariku.
Perempuan pencintamu


---Oleh:


(diambil dari: www.amaachmad.blogspot.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar