Sabtu, 29 Januari 2011

Its The Marriage, Not The Wedding

Selamat malam, Bebo…

Hari ini aku baru tau sebuah kabar, kalau salah satu teman kami menikah dengan pasangannya dulu adalah karena MBA, atau sudah bunbun duluan sebelum ada ijab kabul yang sah. Well, Im not judging. Sah-sah aja sih… Dosa kan urusan sendiri ya…

Yang tidak lucu adalah ketika ada yang bilang, “Ya pantes aja nikahannya ga dirayain gede-gedean”. Woohoo… that’s crossing the line. Rasanya perayaan pernikahan besar-besaran ga ada korelasinya tuh dengan sudah atau belum hamil duluan. We didnt get marry the way I want it to be.

Kemarin juga kita nonton di salah satu episode Grey’s Anatomy, and now the whole world know that we spend a hell lot of time just to watch TV :p, dan ada pasangan gay yang terinjak kuda di hari pernikahan mereka. Well, bukan pernikahan juga sih, pengesahan sebagai domestic partnership. Even he wants that day to be that special. Dia punya angan-angannya sendiri soal pernikahan, tapi karna yang bisa diberi negara hanya domestic partnership, dia tetap ingin membuat semuanya jadi SPESIAL. Tapi pada akhirnya tidak berjalan sesuai yang mereka inginkan, malah jadi berantakan, tapi di akhir, keduanya tetap mengucapkan kata cinta pada satu sama lainnya. Ga berbeda sama sekali, dengan pasangan yang baru diresmikan lainnya.

Sama sekali bukan impian seorang gadis buat menikah di KUA. KUA yang buat menuju ke sana jalanannya jelek sekali, ruangannya kecil dan gerah, dan tidak banyak yang hadir di sana. Merayakan dengan makan siang di satu buah Cafe di bilangan Patuha, dan foto bersama di studio foto di mall!

Bukan… Bukan demikian sebuah pernikahan idaman. Tapi kalau memang harus begitu kejadiannya pada saat kita menikah, maka tidak apa. Walimahan memang tidak harus selalu besar-besaran kan? Yang penting apa yang mereka sebut SAH, dan jadilah. Bila memang keadaan tidak mendukung, bila memang kata sang ayah percuma membuang banyak uang buat satu hari saja, ya kenapa tidak? Bukan sama sekali hal yang salah.

Ya, aku kadang iri pada foto resepsi yang sedemikian indah punya teman-teman. But hey, aku juga didandani dengan sangat cantik waktu ngunduh mantu di rumahmu. Diiringi lantunan lagu-lagu selama kita berpacaran dulu, sama sekali bukan gamelanan yang membuatku gatal telinga seriously! That was a happy day…

Bagusnya bahasa Inggris yang punya dua term buat hal ini. Wedding, and the Marriage itself. Wedding, atau si resepsi sendiri, mungkin, benar-benar cuma satu hari dimana kita mulai melakukan kuda-kuda dan ambil langkah pertama. Marriage, atau si pernikahan itu sendiri, itulah si marathon panjang yang akan dijalani sampai akhir nanti. I miss the glamour and the joyous of the perfect wedding… But I’m so gonna have one perfect marriage to make up for it!

Lalu apakah tidak dirayakan membuatku ternyata hamil di luar nikah? I can say, I wish! haha. Belum bahkan berhenti didatangi tamu bulanan sama sekali hingga saat ini. Ah… Itu sih hal lain lagi…


















Dirayakan atau tidak, rame-ramean atau tidak, aku tau sekali bahwa hari dimana kita menikah, adalah salah satu hari yang sangat kusyukuri selama hidupku.


(dikirim oleh @nonatazya di http://natazya.wordpress.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar