Jumat, 28 Januari 2011

Untuk @zarryhendrik, Lelaki yang Tak Suka Menyingkat Kata

Hai Zarry!

Ini surat pertamaku untukmu. Aku tak menanyakan kabarmu. Aku tahu kau tak enak badan akhir-akhir ini. Jujur, aku mengkhawatirkanmu walau aku tak tahu mengapa. Kau bilang bahwa ada darah saat kau batuk, hal itu cukup membuatku tercekat.

Jagalah kesehatanmu, setidaknya untuk dirimu sendiri. Jika kau dilanda lara, bagaimana bisa kau jaga wanita yang kau cinta?

Zarry, mungkin kau bertanya-tanya siapa aku. Ah, tak perlu kau tau. Anggap saja aku salah satu dari ribuan hati yang jatuh cinta pada sajakmu. Kita belum pernah bertemu secara nyata. Hanya sesekali melontarkan sapa lewat media 140 karakter. Itu sudah lebih dari cukup untukku.

Aku mengamatimu. Berusaha mengenalmu lewat hal-hal sederhana yang sering kau lakukan. Menyelamimu lewat barisan kata yang keluar dari hati dan otakmu. Menerka-nerka siapa lelaki disana yang menghujaniku dengan rasa kagum tiada tara.

Tidak, aku tak sedang merayumu. Hanya menyampaikan apa yang ada dalam hatiku. Apa menurutmu terlalu berlebihan? Semoga tak membuatmu terbang melayang.

Semakin bingung menebak-nebak siapa aku? Simpan saja semua tanya itu. Aku janjikan mata kita akan saling menatap suatu saat. Entah kapan.

Simpan surat sederhanaku ini. Akan kutagih nanti saat aku menghampirimu.

P.S. : Akan kubawakan Momogi saat kita jumpa nanti! ;p

Aku.

3 komentar:

  1. Kau punya keyakinan yang tinggi. Maksudku, tentang suatu hari nanti kita berjumpa. Aku senang mendengarnya. Tetapi tidak ada nama tertanda di surat ini. Sayang sekali. :)

    BalasHapus
  2. Jika aku tuliskan siapa namaku, bukanlah surat kaleng jadinya. Percaya saja, aku akan menemuimu. Aku yakin kau tahu siapa aku.

    BalasHapus