Sabtu, 15 Januari 2011

Kutulis Bersama Tawa

Teruntuk Bidadari Tawaku

Aku muncul lagi dalam barisan kata-kata, maaf tak bisa menyapamu secara nyata sekedar mengucap selamat malam untukmu. Aku tau pasti kau membaca ini malam hari, setelah seharian penuh menjelajah kota kita. Aku pun sama, aku seharian menjelajah kotaku disini, sekedar melepas rindu akan senyum ramah para penghuninya. Tenang saja sayang, itu tidak akan membangkitkan kenangan lamaku, kau tak usah khawatirkan itu.

Bagaimana denganmu disana? Apa sudah merindukanku? Aku tau itu pertanyaan basa-basi, kau pasti sangat merindukanku. Aku tau kau pasti sekarang membaca ini di meja bacaku, masih dengan pakaian lengkap berbau matahari sambil sesekali memandang foto kita yang aku pajang disana. Atau jangan-jangan kau menggunakan bajuku sekarang hahaha. Baru sehari tapi rindu ini sudah menggebu. Apa kau juga begitu? Pasti begitu.

Kemarin setelah kau menutup telpon, aku berkeliling bersama kawanku. Mereka juga menanyakan kabarmu, aku hanya menjawabnya singkat tetapi kawanku mengerti benar seberapa bahagianya aku. Ternyata kebahagiaanku terlihat jelas setelah satu bulan bersamamu bidadariku, mereka merasakan itu. Senyumku tak pernah berhenti ketika harus menceritakan kebahagiaan kita saat bersama. Sabar yah menungguku disana.

Kamu sudah makan malam? Dimana? Aku tau kau pasti makan diluar karena tak mungkin kau memasak sendiri, apalagi kau tak pernah hafal isi dapur kita. Aku jadi ingat waktu kita memasak bersama untuk makan malam. Aku memintamu untuk mengiris bawang dan aku terkejut dengan hasil irisanmu, berantakan. Kau menggunakan pisau roti untuk melakukannya, alasanmu tak menemukan pisau selain yang aku gunakan. Padahal semua pisau aku tata rapih di laci sebelah kulkas. Jelas aku mengingatnya, karna keesokan paginya sarapan kita adalah setangkap roti dengan selai kacang yang berbau bawang. Aku ingat semua itu dengan tawa, mengingatmu wahai bidadari tawaku.

Sampai disini dulu suratku, kau harus segera bersih-bersih diri sebelum tidur. Jangan lupa untuk sikat gigi. Walau besok pagi tak ada aku yang kau cium, kau harus sikat gigi.

Sampai jumpa tawaku. Salam rindu, kekasihmu.

Aulia.

Nb: Aku menulis ini agar kau tidak lupa denganku, sebaris senyum bahagiamu.

----

(diposting di www.auliasoemitro.wordpress.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar