Rabu, 26 Januari 2011

Untuk.. Ah, Lagi-Lagi Kamu

Hebat!


Lagi-lagi kamu yang mengalirkan energi dari hati dan otakku beriring-iringan. Energi yang menuju ujung jemari membuat ungkapan perasaan menjadi barisan kalimat pernyataan: surat cinta. Diberi makan apa sih kamu waktu kecil sama ibumu, kok bisa hebat begitu? Rasanya ini ya, padamu, seperti kena guna-guna. Walaupun aku tahu kenyataannya tidak begitu, karena bagaimanapun kau mantrai aku, ‘dukun’ Yang Mahaagung itu kupercayai lebih hebat dari dukunmu!


Dia Yang Mahahebat itu yang mempertemukan garis hidup kita di persimpangan jalan. Aku percaya, tidak ada yang kebetulan. Semua terjadi karena ada alasan. Nah, itu yang aku pertanyakan. Untuk apa rasa sehebat ini Dia ciptakan? Bila setiap orang ditiupkan nafas kehidupan untuk suatu tujuan, bagaimana dengan kita? Dua manusia yang saling jatuh hati dipersatukan atas nama cinta. Untuk apa?


Aku mengagumimu untuk setiap karya yang kaucipta. Aku menghormati tiap sumbangsihmu pada sesama. Aku mengherani buah pikiranmu yang tidak biasa. Aku terpesona tubuhmu yang menggoda. Tapi jangan tanyakan alasanku jatuh cinta, aku tidak punya jawabannya.


Jadi sayangku, kalau boleh sedikit kutarik kesimpulan malam ini. Yang kutahu, sejak bertemu kamu, aku ingin menjadi manusia yang lebih baik. Dan kalau senyatanya kamu tidak diciptakan untuk bersanding denganku sampai nafas yang terakhir terhembus dari mulutku, kenanglah ini: aku bersyukur Dia pernah mempertemukan kita dan mengizinkanku mencicipi bahagia – apapun tujuanNya.


(dikirim oleh @miyaa di http://literaturdiatasranjang.blogspot.com/2011/01/30harimenulissuratcinta-hari-tiga-belas.html?zx=db973bea13fa6035)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar