Senin, 24 Januari 2011

Untuk Satu Nama

Saat menulis surat ini,aku sedang berada di depan televisi. Menunggu seseorang yang akan menampilkan aksi nya disini. Ya,hanya menunggu,menunggu dan menunggu. Beberapa menit sebelum aku berada disini, aku sedang menuruni tangga berlari lari tanpa alas kaki,mondar mandir kesana kemari. Memainkan para jemari menari nari di atas huruf huruf keypad ini. Ku acuhkan semua tontonan malam ini,ya khusus untuk orang ini. Tanpa mengecilkan suara televisi,tau kah kamu? Seharusnya aku ada dikamarku membuka buka buku geografi,untuk ulangan esok pagi. Tapi tetap kuprioritaskan menunggu orang ini sampai dia selesai bernyanyi.


Ini bukan pertama kalinya aku seperti ini, menimang nimang harus memutuskan pilihan saat ingin menontonnya bernyanyi di tempat manggung yang tak terdeteksi hanya dengan berjalan kaki menunggu metromini. Atau mungkin terengah engah mengejar taksi karena waktu sedang memakan langkah kakiku yang tak sabar menggapai aksinya. Tapi aku selalu mau seperti itu,bagiku sama saja seperti menabung senyuman untuk hari hari kedepan yang mungkin kebetulan kurang menyenangkan.


Aku selalu suka,Melihatnya bernyanyi nyanyi memainkan suara hati. Melihatnya berkolaborasi dengan tulisan yang menyentil hati. Melihatnya berjalan jalan di dalam timeline. Melihatnya menguasai panggung tanpa canggung. Melihatnya tersenyum dan buatku mati gaya. Melihat kehadirannya disana,itu saja. Sudah cukup.


Kalau kau bertanya mengapa aku begitu menomorsatukan orang ini,aku pun tak begitu tau jawabannya. Karena orang ini, aku percaya mimpi,aku percaya kertas kertas impian yang kuterbangkan pada Tuhan,pasti sampai dan tinggal menunggu sampai dikabulkan. Beberapa tahun yang lalu,aku berdiri dibawah sebuah panggung sambil terkesima melihat penampilannya ntuk pertama kali. Aku memanjatkan doa,sedikit doa. Hanya berbicara dalam hati saja. Agar aku masih punya pertemuan kedua dan selanjutnya,bukan hanya dengan dia,tapi dengan ketiganya juga. Dan ketika agustus berlari menghampiri januari beberapa tahun lalu,kami pun bertemu lagi. Ah,itu seperti mimpi. Ya,aku terlalu mencintai mereka. Idola yang tak pernah membuat ku mati jiwa.


Karena orang ini aku percaya ada alien di dunia. Ya,dia aliennya. Terlalu unik,suka muncul tiba tiba dan suka memberi kejutan. Pernah hilang dalam waktu yang lama,dan muncul hanya sedetik saja. Karena orang ini aku belajar menggerakan pena,mulai menulis dengan kata kata melihat hati ingin berkata apa. Melihat notes notes di facebooknya,seperti merambat dan tau isi pikirannya. Mendengar cerita tentangnya,seperti menambah kosa kata baru untuk ku amati. Bukan,bukan hanya itu saja. Melalui orang ini,aku mengenal banyak pribadi pribadi yang sampai kini sangat ku kagumi. Bahkan melalui orang ini,aku memiliki sahabat dari banyak tempat yang membuat aku terikat.


Idolaku yang sudah ku anggap sahabat, aku hanya ingin kau tetap seperti ini. Meski kadang sulit untuk tau keberadaanmu, atau malu malu untuk menanyakan kabarmu. Tapi terimakasih, aku suka mengambil bagian seperti ini. Mengambil bagian melihat mu dari keramaian penonton yang ramai bertepuk tangan. Mengambil gambarmu diam diam saat lagu mulai kau mainkan. Atau hanya menonton mu dari layar televisi, seperti ini. KAMGA. Ya,hanya satu nama yang punya sejuta cerita penuh rahasia.


Maaf karena aku tak pernah bisa berhenti mengagumimu. Maaf, karena kadang saat berbicara denganmu aku kehabisan kata kata. Banyak yang ingin ku katakan,tapi rasanya terhenti disitu saja. Seperti lebih baik melihatmu lebih banyak tertawa dan biarkan aku tersenyum kecil saja. Terimakasih untuk setiap pertemuan yang berkesan,penuh dengan nyanyian yang kau sajikan,dan rasa deg degan ketika kita berhadap hadapan. Sekarang, wajahmu sudah terlihat dari layar televisiku,dan aku tak akan melewatkan moment ini sedetik saja. Terima kasih untukmu yang selalu menginspirasiku, Mohammed Kamga.


Dari penggemar yang tak akan pernah lupa rasanya mengidolakan seseorang,




-Patricia-


Ps : Taukah kamu?ini tulisan yang kubilang hilang semalam. Ya,hari ini aku tulis ulang. waktu tulisan ini hilang,rasanya geregetan. Tapi akhirnya tulisan ini terselamati berkat jari jari ini yang kembali menulis lagi. Selamat membaca Kam... :D


(dikirim oleh @lovepathie surat ini ditujukan untuk @kamga_mo dari TANGGA - akhirnya ke publish setelah ditemani dilema dan deg2 an yang super besar *DEG)
Related post about kamga :click here http://simpleloveable.blogspot.com/2010/09/happy-birthday-kamga.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar