Kamis, 27 Januari 2011

Belum ada cinta untuk malam

Selamat malam, malam..

Apa yang harus kukatakan padamu? kerinduan? kenangan? masa lalu? ya, mungkin itu yang lebih menyatu denganmu. Mungkin gelapnya yang tegas yang hadirkan itu. Kelam tanpa kompromi pada perasaan. Senang kau, aku termasuk jadi korbanmu? Tertawalah di bentangan gelapmu. Tertawakan aku, yang selalu merindu pada kenangan masa lalu dalam sendiriku. Puaskan bahagiamu sampai nanti pagi kau kehilangan kuasa yang dilahap mentari. Di waktu aku akan menari menyudahi mimpi.

Gelapmu itu adalah pijar-pijar rindu, lidah-lidah api yang menyulut kenangan dalam hati. Semburat masa lalu kau bawa dan kau singgahkan dalam nurani, aku seperti mati. Tak punya jiwa untuk hela masa, diam mendiami raga.

Bisa saja aku mencintaimu, biar tak selalu kau peluk aku dengan masa lalu. Namun maaf, hati sudah terpaut pada senja. Jingga sudah mengikatku dengan cinta yang merona pada batas bentang cakrawala. Aku lebih senang dengan yang berwarna, terang mencerahkan. Bukan gelap, hingga senyap menyekap.

Ah, sudahlah malam. Aku tak mau menghakimimu. Kau juga adalah ciptaan Tuhanku. Berdosa jika aku mengumpat hadirmu, sekalipun sering kau beri aku pilu. Sesungguhnya kau adalah indah, sebab bintang selalu berpendar, hiasi kelam biar tak terlalu mencekam. Bulan bersinar, beri lukisan akan ketenangan. Namun, tetap saja gelap adalah penguasamu, dan aku tak mau dikuasai itu.

Sudah ya malam, terlalu banyak tulisan, terlalu banyak pula kepedihan. Aku akan berusaha untuk bisa menerimamu, untuk bisa mencintaimu seperti aku mencintai senja.

salam, aku yang terluka gelapmu.



---Oleh:


(diambil dari: www.dzdiazz.blogdetik.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar