Minggu, 16 Januari 2011

Bersiap Datang dan Pergi


Untukmu

yang sedang berlayar




Apa kabar, Tuan? Masihkah kau mengingatku. Kalau tidak, ingat saja jam aku menulis surat ini. Hampir jam satu pagi. Di hari itu, tibatiba aku mengingatmu dan mengirimkan pesan singkat padamu. Kita berjodoh, kau juga belum tidur. Lalu kita bertemu. Kau ingatkan sekarang?

Ngomong-ngomong tentang pertemuan, aku jadi ingat film Before Sunrise. Mereka tibatiba bertemu di kereta dan menempuh perjalan tak terduga berdua. Meskipun mereka menikmati perjalanan itu, namun mereka tahu bahwa mereka harus berpisah juga. Memang pertemuan seperti itu yah, selalu tak terduga. Anehnya, kita pun tidak akan pernah tahu pertemuan itu akan berakhir di mana. Seperti halnya aku dan kamu. Bertemu untuk beberapa waktu, hanya untuk berpisah. Sejujurnya, aku menikmati dua minggu itu bahkan hingga kini.

Di Indonesia musim hujan sekarang. Musim yang menurutku memberikan kita berbagai persiapan. Siapsiap kehujanan di jalan, melalui tanah becek, banjir, atau petir menggelegar. Bagiku, musim hujan mengajarkan aku untuk bersiap untuk kisah baru juga. Biasanya, di musim ini akan ada beberapa kedatangan. Sama seperti pertemuan dan perpisahan, kedatangan juga membawa kawannya, kepergian. Aku bersiapsiap untuk itu.

Hei, kalau musim hujan begini, aku sering menikmati saatsaat terjebak hujan. Misalnya sedang ada di jalan, lalu tibatiba gerimis. Mampirlah aku ke sebuah warung di pinggir jalan, memesan teh atau kopi. Sambil menyeruput teh atau kopi itu, aku bisa melihat betapa tetestetes hujan begitu antusias menemui bumi. Lalu tibatiba kehangatan yang sesungguhnya seperti datang mengepungku di warung itu. Di saat seperti itu biasanya aku mendadak melankolis. Aku ingin ada kehangatan tawa juga di situ. Kamu pasti bertanya, apa beberapa tahun ini tidak juga kudapat? Belum. Beberapa sempat tapi gagal. Terkadang juga aku membandingkannya dengan kehangatanmu.

Aku tidak tahu sampai mana kau berlayar sekarang. Tapi kurasa, kau sedang menempuh perjalanan yang menakjubkan. Kuharap besok pagi kau terbangun dengan kegembiraan. Oh ya, tadi aku bertemu satu bintang yang katanya melihatmu tidur. Dia bilang, tidurmu senyenyak bayi. Yah, aku pernah melihatnya. Yah, kau pernah melihatnya, jawabku. Lalu kutitipkan senyum pada bintang itu. Mudahmudahan pantulannya tersampaikan.

Selamat tidur. Selamat bersiapsiap untuk datang dan pergi di esok hari.

Salam rindu dalam keajaiban,

Pengintai Bintang


----

(diambil dari www.penyairduamusim.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar