Kamis, 27 Januari 2011

His Fairy Tale

Hi Xy!

Sorry baru ngabarin. Tadi agak ribet sedikit sih. Anyway, oleh-oleh pertama udah gue attach ya. Isinya video landing tuh :p yep gue mati gaya banget di pesawat tadi.

Oke, sesuai perjanjian ya. Gue janji bakal mengabulkan permintaan teraneh lo karena gue seenaknya aja pulang kampung mendadak gini. You asked me to send you a fairy tale written by me (bukan copas dari dongeng2 jaman dulu), everyday, through e-mail. I repeat: You asked me to send you a fairy tale, everyday, through e-mail. Fairy tale. Everyday. E-mail.

Asli, gue bingung kenapa gue bisa sahabatan sama orang seaneh lo. Lo kayak ga kenal gue aja, gue ini kan sama sekali bukan orang yang jago nulis (believe me, I don’t even know what to write on this first crazy fairy tale e-mail) apalagi ngarang dongeng. Gila lo. Tiap hari pula. E-mail? As you already know, I prefer chatting. Langsung direspon.

Tapi mungkin justru lo orang yang paling kenal sama gue. Permintaan aneh lo yang ‘bukan gue banget’ justru nunjukkin kalo lo tau yang ‘gue banget’ itu yang kayak gimana. Anyway, enough with this nonsense. I’ll just go straight to the fairy tale.

Alkisah, di zaman dahulu kala, di negeri yang sangat jauh, ada sebuah pohon besar. Pohon ini terletak jauh di dalam hutan belantara yang tidak tersentuh manusia. Kabar burung yang beredar di kalangan rakyat antara lain pohon itu adalah Pohon Kehidupan, di mana yang mati dapat bangkit kembali, dan Pohon Kemakmuran, di mana orang yang menemukannya tidak akan mengalami kesusahan lagi sepanjang hidupnya.

Raja di negeri yang sangat jauh ini konon sangat penasaran dengan pohon keramat itu. Ia mulai resah karena ia semakin sering menerima laporan bahwa jumlah rakyatnya yang menghilang akibat mencari pohon itu semakin bertambah. Ya, rakyat di negeri yang sangat jauh ini juga menjuluki pohon besar ini sebagai Pohon Peminjam Nyawa. Mereka memiliki kepercayaan bahwa meskipun mereka hilang dalam pencarian pohon itu, nyawa mereka hanya dipinjam oleh Sang Pohon untuk disucikan dan dihidupkan kembali.

Tapi Raja di negeri yang sangat jauh sepertinya mulai tidak bisa membiarkan hal ini terjadi terus menerus karena ia khawatir populasi kerajaan lambat laun akan berkurang. Akhirnya ia mulai mengumpulkan para prajurit terbaik di istana untuk memulai penyelidikan mengenai Sang Pohon.

Wahahahaha.. Keren ngga? Besok lanjut lagi ya, gpp kan bersambung? Gue bingung soalnya kalo bikin cerita langsung tamat gitu. Sorry kalo jelek. Gue bukan penulis apalagi pendongeng. But really, I hope you like it and I hope this’ll satisfy your mad request LOL. Gue ga tau nulis cerita itu bisa makan tenaga banyak gini. Heran gue kok lo betah nulis-nulis tiap hari. Gue cukup deh nulis penelitian aja.

Anyway, just in case you’re wondering “kenapa pohon, Been??” (gue tau lo pasti nanya), well, it’s because I was thinking about the symbol on the flag of my hometown.

BTW, terserah aja sih kalau lo pengen surat-surat kita ini dipake main “30 hari” apa lah itu namanya proyek senang-senang terbaru lo, there’s nothing private here anyway, just a bunch of our common “stupido-bastardo-kamfreto” chit-chats, but I like the way you cover our names :)

Oh iya, bonus nih buat lo. Tempat gue menimba ilmu.

Hahaha sengaja gue kecilin n sepia-in. Biar lo mo dateng ke sini buat liat aslinya. Keren banget.

Udah ya, norak nih gue nulis e-mail lama2 begini. Hope you’ll find the attachments, the fairy tale and this e-mail itself amusing. Jangan nangis gitu ah. Hahaha..

Tos kamfretos,

Abeen

P.S. Gue suka nama palsu kita. It’s so you. Haha.



---Oleh:


(diambil dari: www.somniamemorias.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar