Sabtu, 15 Januari 2011

How's NY, Dear?

Dear You,
Hari ini aku lumayan sibuk, kesana-kemari menempuh ratusan kilometer dari Bandung menyelesaikan beberapa pekerjaan yang sebenarnya sudah malas dikerjakan karena memang seharusnya sudah tak dibicarakan lagi. Aku pun tahu kamu lebih sibuk dari ku. Tak mengerti persis apa yang sedang kamu kerjakan di Universitas Teknik yang katanya nomor satu di dunia itu. Sedang sibuk di Lab mungkin, sedang mengerutkan kening berdebat dengan tim-mu, atau hanya sekedar memandangi laptop dengan beberapa hitungan.

Hei tadi sebelum pulang ke Bandung, aku mampir ke Soekarno-Hatta dulu. Tidak, aku tidak akan pergi kemana-mana. Hanya mampir kan ku bilang. Sekedar menjemput pak bos yang kebetulan akan pulang ke Bandung juga. Aku menunggu cukup lama di sana. Tapi tak masalah, walau tidak ada kamu yang biasanya menemani ku walau hanya lewat Blackberry Messenger atau Yahoo Messenger. Tak masalah, karena aku suka bandara. Suasananya yang hidup, yang ramai, dengan beragam ekspresi wajah tak pernah membuat ku bosan berada di sana. Sepertinya kalaupun pesawat bos ku terlambat beberapa jam aku akan suka rela berada di sana.

Aku di sini, ya di sini.

Di terminal kedatangan, semua orang terlihat sibuk. Bergegas pulang ke rumah untuk istirahat dan bertemu orang-orang tercinta di rumah. No matter how far, people travel to meet their love ones kan? Kalau di lihat dari langit lucu kali ya ngeliat pesawat-pesawat itu terbang. Dari utara ke selatan, yang dari barat ke timur. Begitu sebaliknya, belibet kayak benang kusut.

Di terminal keberangkatan, aku berpikir mungkin kemarin kamu pun pergi dari sini. Kamu tidak mungkin pergi dari bandara lain kan? Kalau mengingat bahwa kita pernah berada di tempat yang sama dengan seseorang di waktu yang berbeda, ini juga lucu. Kayak sinetron.. Hehe...

Di terminal kedatangan, yang aku harapkan muncul di pintu itu adalah kamu. Kamu dengan backpack-mu, kamu yang kelelahan setelah menempuh perjalanan berjam-jam, kamu dengan ekspresi mu yang akan membawa banyak cerita pada ku.

Tapi kamu yang aku harapkan saat ini ada bersama ku ada di sana. Di belahan bumi lain bernama New York.

Di terminal keberangkatan, suatu hari nanti aku pun ingin menjadi seseorang yang mengantarkan mu. Jika kamu memang harus pergi lagi. Ya, jikalau kamu harus pergi lagi aku ingin menjadi seseorang yang melepaskan kepergian mu. Kalaupun nanti aku menangis melepas mu, setidaknya aku tahu kamu akan pulang.

Tapi toh saat ini aku tidak sedang akan mengantarkan mu kan? Ah, I miss you. How's NY dear? Kapan pulang?

Aku pulang ya, bos ku sudah muncul di pintu kedatangan. Hei, hei tunggu.. kenapa lagu Firasat-Marcell yang mengalun dari earphone-ku terasa begitu menusuk hati yaa??

Cepat pulang, cepat kembali, jangan pergi lagi....



15 Januari, 2011
Soekarno-Hatta, mereka menyebutnya Cengkareng.
Kata Supir kantor yang mengantar kami itu nama kampung di sekitar bandara. Entahlah, belum ku cek di google. Baik-baik di sana ya. Semoga Allah selalu menjaga mu :)

----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar