Sabtu, 15 Januari 2011

Untuk Pelangi

Dear my rainbow,

Sore ini aku sedang menikmati udara sehabis hujan.

Kutatap langit di atas sana. Tapi pelangi tidak muncul.

Ah, pelangi selalu mengingatkan aku pada dirimu.

Dirimu yang indah, namun muncul dan menghilang begitu saja.

Meski muncul menghilang, aku tak pernah menyesali hadirnya dirimu di langit hatiku.

Bagaimanapun, dulu kau mampu mewarnai langit hatiku, yang kelam tersiram hujan.

Terima kasih, untuk saat-saat indah kita dulu.

Aku takkan pernah lupa bagaimana kau selalu mengingatkanku untuk beribadah.

Kau imam yang sangat baik, pelangiku sayang.

Kau tidak menyuruhku, tapi kau mengajakku, mengimamiku.

Aku tak akan pernah lupa damainya sehabis beribadah bersamamu,

kemudian aku akan mengecup tanganmu, dan kau kecup keningku.

Pelangiku sayang,

Terima kasih, telah menjadi sahabat yang sangat baik bagiku, dulu.

Yang selalu ada untukku.

Yang selalu menjagaku, memperhatikanku, menyayangiku.

Lengkap dengan segala kemanjaanmu.

Dengan tampangmu yang lucu, saat kau cemburu.

"Kamu mantanku yang paling berkesan"

Begitu kata-katamu.

Aku tertawa.

Tentu saja.

Aku belum lupa semuanya.

Hei, bagaimana pun juga, you're my first official boyfriends, rite?

Terima kasih telah mengajariku banyak hal :)

I must admit. You're so damn tempting, you know.

With your hazelnut brown eyes. With your baby face.

Iya, pelangiku sayang,

kamu memang indah,

Tapi, aku tidak butuh sesuatu yang indah.

Aku tidak butuh sesuatu yang muncul dan menghilang.

Yang aku butuhkan, adalah sesuatu yang selalu ada disisiku.

Selamanya.

Terima kasih.

Terima kasih pernah mewarnai langit hatiku :)

xoxo,



(diambil dari: http://pecintarasa.posterous.com/ )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar