Sabtu, 15 Januari 2011

Ibu Kekasihku

Dear Ibu dari Kekasihku,

Sebelum Ibu membaca surat ini, maafkan atas kelancangan adinda menulis surat kepada Ibu.

Mungkin Ibu belum mengenal adinda, begitu pula sebaliknya. Tapi adinda percaya Ibu adalah Ibu yang penuh dengan kasih, penuh cinta dan kehangatan. Bukankah buah jatuh tak jauh dari pohonnya? Seperti anakmu yang selalu penuh cinta, ini pasti turunan darimu Ibu :)

Ibu, kau tahu anakmu adalah pria yang baik, pria yang penuh kasih. Dia selalu menghujaniku dengan cinta yang tulus. Dia memperlakukan adinda selayaknya pria memperlakukan perempuannya. Dia, pria yang cerdas yang punya sejuta impian dalam otaknya dan tidak hanya impian, tapi dia mewujudkannya.

Ibu, adinda salut pada anakmu. Dia pekerja keras. Dia mau bekerja apa saja untuk dirinya dengan halal dan adinda percaya dia akan mengusahakan apapun untuk keluarga kecilnya nanti. Dia bertanggungjawab atas apa yang dia kerjakan, atas apa yang dia perbuat dan selalu siap menerima segala resikonya.

Ibu, terimakasih telah melahirkannya ke bumi, mendidiknya dengan penuh kasih dan mengajarkan semua hal itu padanya.

Ibu, adinda memuja anakmu. Bolehkah dia menemaniku? Menghias warna dalam hidupku? Bolehkah aku sematkan namanya di belakang namaku?

Ibu, adinda tahu, adinda bukan perempuan yang sempurna. Namun dengan kekurangan ini ingin adinda sempurnakan aliran nafas anakmu.

Ibu, katakan pada adinda, apa yang harus adinda perbuat lagi agar Ibu melegakan nafas ketika anakmu pulang kerumah sambil menggenggam tanganku?

Ibu, adinda minta maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan.

Peluk hangat adinda untuk Ibu.

salam,

Pemuja Anakmu


----

1 komentar: